Maret 17, 2025

WADUH, KOK UDAH MELEHOY AJA NIH, BOSS?

Apakabar Ramadhanmu tahun ini? Masih sungguh-sungguh mengisi tiap waktunya dengan hal-hal yang baik? Sehingga bisa mendulang berkahnya. Jangan-jangan sudah mulai melehoy nih, terlihat dari barisan shalat tarawih yang semakin maju. Dari bangun sahur yang sudah beberapa kali kesiangan. Dari shalat berjamaah yang sudah masbuk atau bahkan memilih di rumah.

Duh, jangan ya. Kencangkan kembali ikat pinggang itu. Belum tentu tahun depan masih ada kesempatan untuk bertemu lagi dengan Ramadhan. Ingat-ingat kembali perasaan gembira, perasaan rindu beberapa bulan lalu yang menunggu datangnya Ramadhan. Masa gembiranya hanya diujung lidah saja? Masa rindunya pudar begitu saja? Gombal dong!

Setidaknya ada 3 hal yang bisa membuat semangat di Ramadhan ini:

1. Ramadhan adalah bulan Kebaikan

Tidak tanggung-tanggung satu kebaikan bisa menjadi berlipat ganda dibanding bulan-bulan lain. Makanya, banyak orang yang berlomba-lomba menyiapkan takjil gratis. Bahkan bagi yang sebenarnya tidak mampu juga, di hati mereka ada keinginan untuk berbagi di bulan Ramadhan ini. Kebaikan banyak caranya, tidak melulu harus berbagi materi. Bisa tenaga, pikiran dll. Contoh kebaikan lain yang untuk diri sendiri semisal bertadarus Al-Qur'an. Sederhananya Alim lam mim pun dihitung tiga kebaikan. Maka, bertekadlah mengkhatamkannya meski hanya 1x khataman. Yuk bisa yuk!

2. Ramadhan adalah bulan Perbaikan

Sudah tentu bulan ini Vibesnya beda dari bulan-bulan lain. Karena rasanya beribadah tidak lagi sendiri-sendiri saja. Semua orang berlomba untuk ikut-ikutan taat. Sesederhana ikut meramaikan masjid saat berbuka.
Maka, mumpung vibesnya inginnya taat saja, mulailah melakukan perbaikan dari segi ibadahnya. Dari segi disiplinnya. Dari segi sami'na waato'nya. Denger adzan buru-buru ke masjid. Habis shalat jangan lantas pulang, ikut imam bertasbih dulu. Perbanyak shalat-shalat sunnah baik malam maupun siang. Perbanyak Istighfar & doa.

Dan bentuk perbaikan-perbaikan lain. Dengan harapan ibadah yang kita lakukan menjadi lebih berkualitas. Bertambah pula kuantitasnya.

Perbaikan juga tidak hanya yang hablumminallah, bisa juga ke hablumminanasnya. Perbaiki hubungan dengan sesama manusia, dengan saudara. Perbanyak silaturrahim.

3. Ramadhan adalah bulan kebalikan

Masih sejalan dengan point ke-2, Ramadhan bisa menjadi momentum perubahan untuk diri kita menjadi lebih baik lagi. Kebalikan dari yang buruk menjadi lebih baik.

Kebalikan dari indisiplin menjadi disiplin. Dari konsisten menjadi lebih persisten.

Semisal, tadinya bolong-bolong subuhan di masjid, selama Ramadhan satu bulan penuh ke masjid, setelah lebaran jadi terbiasa. Yang tadinya untuk bangun malam itu sulit sekali, karena terbiasa sahur satu bulan jadi lebih mudah.

Dan untuk membiasakan itu semua, makanya dari hari ini jangan sampai melehoy duluan

Maka, semangat untuk berburu kebaikan, melaku1. Ramadhan adalah bulan Kebaikan

Tidak tanggung-tanggung satu kebaikan bisa menjadi berlipat ganda dibanding bulan-bulan lain. Makanya, banyak orang yang berlomba-lomba menyiapkan takjil gratis. Bahkan bagi yang sebenarnya tidak mampu juga, di hati mereka ada keinginan untuk berbagi di bulan Ramadhan ini. Kebaikan banyak caranya, tidak melulu harus berbagi materi. Bisa tenaga, pikiran dll. Contoh kebaikan lain yang untuk diri sendiri semisal bertadarus Al-Qur'an. Sederhananya Alim lam mim pun dihitung tiga kebaikan. Maka, bertekadlah mengkhatamkannya meski hanya 1x khataman. Yuk bisa yuk!

2. Ramadhan adalah bulan Perbaikan

Sudah tentu bulan ini Vibesnya beda dari bulan-bulan lain. Karena rasanya beribadah tidak lagi sendiri-sendiri saja. Semua orang berlomba untuk ikut-ikutan taat. Sesederhana ikut meramaikan masjid saat berbuka.
Maka, mumpung vibesnya inginnya taat saja, mulailah melakukan perbaikan dari segi ibadahnya. Dari segi disiplinnya. Dari segi sami'na waato'nya. Denger adzan buru-buru ke masjid. Habis shalat jangan lantas pulang, ikut imam bertasbih dulu. Perbanyak shalat-shalat sunnah baik malam maupun siang. Perbanyak Istighfar & doa.

Dan bentuk perbaikan-perbaikan lain. Dengan harapan ibadah yang kita lakukan menjadi lebih berkualitas. Bertambah pula kuantitasnya.

Perbaikan juga tidak hanya yang hablumminallah, bisa juga ke hablumminanasnya. Perbaiki hubungan dengan sesama manusia, dengan saudara. Perbanyak silaturrahim.

3. Ramadhan adalah bulan kebalikan

Masih sejalan dengan point ke-2, Ramadhan bisa menjadi momentum perubahan untuk diri kita menjadi lebih baik lagi. Kebalikan dari yang buruk menjadi lebih baik.

Kebalikan dari indisiplin menjadi disiplin. Dari konsisten menjadi lebih persisten.

Semisal, tadinya bolong-bolong subuhan di masjid, selama Ramadhan satu bulan penuh ke masjid, setelah lebaran jadi terbiasa. Yang tadinya untuk bangun malam itu sulit sekali, karena terbiasa sahur satu bulan jadi lebih mudah.

Dan untuk membiasakan itu semua, makanya dari hari ini jangan sampai melehoy duluan

Maka, semangat untuk berburu kebaikan, melakukan perbaikan, dan mengubah kebalikan menjadi lebih baik dari hari ke hari. Dari hari ini, sampai akhir Ramadhan. Dan semoga terus kebiasan baru itu bisa dibawa di 11 bulan yang lain. Amiin.

keep hamassah!


@azurazie_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)