Bagi seorang muslim idealnya memang harus selalu sibuk. Sejak terbangun di sepertiga malam, sebelum datangnya waktu subuh. Sampai bertemu kembali waktu untuk tidur di malam hari. Harus selalu sibuk. Dari waktu ke waktu mengejar kebaikan. Jangan sampai terputus. Dari waktu subuh ke waktu syuruk. Dari syuruk sampai ke duha. Dari duha sampai ke dzuhur. Dari dzuhur sampai ke ashar. Dari ashar sampai ke maghrib. Dari maghrib hingga ke isya. Kemudian istirahat sejenak untuk merehatkan badan. Hingga kembali bertemu tahajud. Terus begitu berputar sepanjang hari. Sepanjang pekan. Sepanjang bulan. Sepanjang tahun. Seumur hidup.
Bagi seorang muslim, idealnya memang harus selalu sibuk. Sibuk memperbaiki diri. Memperbaiki kualitas wudhunya. Memperbaiki kekhusuan
shalatnya.Sibuk menambah panjang. Memperpanjang durasi sujudnya. Memperpanjang durasi doanya. Sibuk menambah bilangan. Menambah istighfarnya. Menambah shalawatnya. Menambah durasi tadarus al-qur'annya. Memperbanyak sedekahnya. Memilah kapan waktu membaca amalan-amalan rahasia lain. Yang kita rahasiakan di depan manusia.
Rutin, terus ditambah jangan sampai terputus. Sepanjang hari. Sepanjang waktu.
Bagi seorang muslim idealnya memang selalu sibuk. Karena kalau tidak begitu, kita akan disibukkan oleh kepentingan dunia. Dan melupakan untuk kebutuhan akhiratnya.
Dan pada tiap-tiap kesibukan itu, pastikan benar-benar melibatkan Allah dalam menunaikannya. Agar apa yang kita kerjakan tidak sekadar kosong. Sekadar ritual harian. Sekadar menggugurkan kewajiban. Ada efek untuk diri kita sendiri. Ada dampak perubahan yang membawa kebaikan untuk diri kita sendiri.
Bagi seorang muslim, idealnya memang harus selalu sibuk. Sebab kita tidak akan pernah tahu amalan mana yang Allah ridho atasnya. Maka, perlu selalu berusaha untuk meraihnya. Sebab kita tidak pernah tahu kapan akan datang waktu azalnya. Maka, perlu selalu berusaha untuk tidak lalai akannya.
@azurazie_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)