Ya Rabb, aku berserah. Bukan semata-mata berpasrah. Karena aku masih memiliki upaya, dalam usaha dan doa-doa. Untuk memperbaiki keadaan yang menurut kacamataku sedang tidak baik-baik saja. Untuk menuntut perubahan, dari kondisi yang bagi perasaanku sedang butuh banyak solusi yang berarti.
Maka, setelah upaya itu, aku berserah. Kepada-Mu yang Maha Segala membolak-balikkan keadaan. Yang dari hikmah-Mu adalah pilihan yang terbaik. Yang dari keadilan-Mu adalah putusan yang membuat segalanya jauh membaik.
Maka, setelah upaya itu, aku berserah.
Atas raga ini yang dititipi jiwa untuk bersujud dan munajat hanya kepada-Mu. Maka, anugerahkan kembali ke-afiat-an dan umur yang barokah.
Untuk itu aku teramat bersyukur.
Atas kedua mata ini yang dititipi nikmatnya penglihatan.
Atas kedua telinga ini yang dititipi nikmatnya pendengaran.
Atas lidah dan mulut ini yang dititipi nikmatnya mengecap dan berucap.
Atas hidung ini yang dititipi nikmat bernapas.
Atas kedua tangan ini yang dititipi nikmat menengadahkan kedua tangan seraya berdoa untuk segala keinginan dan harapan.
Atas kedua kaki ini yang dititipi nikmat melangkah, berjalan, berlari, hingga melompat lebih tinggi untuk mencapai banyak kesempatan yang datang.
Atas jantung ini, atas paru-paru ini, atas lambung ini, atas otak ini, atas ginjal ini, atas tulang-tulang ini. Dan atas berbagai macam lain yang tersusun sedemikian rupa, meski tanpa aku sadari dan tahu bagaimana mekanisme bekerjanya. Ya Rabb. Sungguh aku bersykur akan hal-hal itu.
Maka, anugerahi kembali ke-afiat-an itu, untuk menopang umur yang panjang dalam keberkahan usia.
Maka, hilangkan, redakan kembali apabila ada penyakit-penyakit yang pelan-pelan menggerogoti tubuh yang Engkau telah titipi jiwa itu. Dengan KeMaha kuasan-Mu yang menyembuhkan.
22 okt 22
@azurazie_