(10)
Ya, sobat.
Menuju hari kesepuluh, kira-kira
'Hadza Min Fadli Rabbi' mana yang masih saja kita dustakan?
Ibadah saum itu memang menuntut diri untuk keluar dari zona nyaman.
Nyamannya makan dan minum di siang hari, tapi harus imsak sampai adzan maghrib. Nyamannya selonjoran setelah isya, tapi malah tarawih-an. Di saat sedang pulas-pulasnya tidur pun harus bangun untuk sahur. Hingga tak sadar sudah membuktikan bahwa shalat subuh itu lebih baik dari pada tidur.
Begitulah, puasa menuntut diri agar keluar dari zona nyaman selama sebulan penuh.
Awalnya begitu kan?
Tapi, dengan kesungguhan niat. Puasa pula yang pada akhirnya menuntun kita kepada kebiasaan-kebiasaan baik. Yang tadinya bisa dihitung dengan jari berapa kali bangun malam untuk tahajud. Sekarang bisa rutin sebelum sahur. Yang tadinya ketinggalan terus shalat subuh berjamaah. Sekarang waktu imsak sudah berada di masjid. Yang tadinya buka mushaf hampir lupa setiap hari. Sekarang bisa kejar target untuk khatam minimal satu sekali selama Ramadhan.
Dan lain sebagainya.
Betul tidak? Yang awalnya berasa dituntut keluar dari zona nyaman, pada akhirnya berasa dituntun untuk memperbaiki diri dengan kebiasaan-kebiasaan baik yang membawa kebaikan.
Berharapnya sih, 11 bulan berikutnya akan terus begitu. Berharapnya....
@azurazie_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)