Semua mimpi tertuang dalam pikiran, seluas dunia Lakaran Minda, di ruang yang lebih nyata.
Desember 26, 2020
KEPADA-MU
Desember 25, 2020
BERKAH BERMUAMALAH
Desember 19, 2020
BERGANTUNG
Desember 18, 2020
HITUNG HUNTING
Desember 17, 2020
BAHASA PROTES
DIAWASI
Desember 16, 2020
KERUMUN
Desember 14, 2020
KARENA ALLAH YANG MEMAMPUKAN
Desember 12, 2020
TAK ADA SALAHNYA MEMAAFKAN
Desember 11, 2020
TAK ADA SALAHNYA BERDOA
Desember 06, 2020
TANYA KENAPA?
Kenapa seringnya kita tidak menyukai sesuatu yang terbatas. Tetapi, di waktu lain selalu berharap orang lain mau memaklumi segala keterbatasan kita?
Kenapa kita suka sebal terhadap sesuatu yang rasanya kurang memenuhi ini itu. Tetapi di lain waktu tidak berusaha melebihkan sesuatu yang orang lain sedang butuhkan?
Apa karena ketika menerima kita selalu inginnya segala sesuatunya itu sempurna. Sedangkan ketika memberi inginnya selalu dimaklumi tiap-tiap kekurangan kita.
Begitulah kira-kira.
@azurazie
Desember 05, 2020
DAYA JUANG
Desember 04, 2020
TERBALIK TERBAIK
MENUMPANG HIDUP
Sama seperti kita, manusia yang menumpang hidup di dunia.
Makhluk-makhluk hidup lain pun demikian. Seolah menumpang hidup di sekitar kita. Seperti sekelompok semut yang berbaris di tembok rumah atau mengerumun sisa-sisa makanan di meja dapur. Seperti kucing-kucing liar yang kalau kita buka pintu langsung mengeong meminta makan. Seperti cicak-cicak yang bertengger di plafon di kala malam. Dan makhluk lainnya. Mereka semua seolah menumpang hidup di sekiataran kita sebagai manusia.
Yang kadang kala tingkah laku mereka membuat jengkel kita. Karena merasa terganggu. Karena sudah membuat kotor. Atau bahkan bisa berujung merugikan.
Sebagai yang punya hobi merawat tanaman pun begitu. Ulat-ulat yang menumpang hidup dengan memakan daun-daun #caladium kita. Atau keong racun yang sedang asik makan dedaunan. Sampai rumput-rumput liar yang suka ikut tumbuh di dalam pot tanaman hias kita. Mereka semua seolah menumpang hidup di sekitaran kita. Sedikit banyak mengusik keseharian kita.
Tapi, kalau direnungi ulang. Allah Maha begitu baik kepada kita semua. Sebagai manusia yang menumpang hidup di dunia, tentu manusia ini memiliki tingkah laku yang lebih beragam dari mahkluk-makhluk lain. Karena kita diberi akal dan pikiran.
Boleh jadi Allah pun suka jengkel melihat tingkah laku kita yang cenderung berlebihan. Yang suka keluar dari aturan.
Tapi, kitanya masih merasa aman-aman saja. Karena Allah lebih bijak menunda balasan itu. Tidak seperti kita yang serta merta langsung menghardik kucing-kucing liar yang tidak sengaja menyenggol pot tanaman kita hingga pecah. Tidak seperti kita yang langsung menyapu/menyiram semut-semut yang bergerayang di salah satu buah kita.
Bukankah begitu?
@azurazie
BERPIKIR POSITIF
Diberi kemampuan lebih untuk menyelesaikan sesuatu, yang mungkin jumlahnya lebih banyak dari beban orang lain.
Meskipun di saat yang sama harus punya kemauan lebih letih untuk menyelesaikannya.
Soal bonus lelahnya :
Biar jadi urusan Allah yang memampukan kita. Terserah Allah memberinya apa.
Boleh bonusnya selalu diberi kesehatan. Bisa juga kelapangan waktu bersama keluarga. Atu lain-lain.
Tugas kita :
Tetap mau usaha tanpa keluh kesah yang bisa menghambat prosesnya.
Semoga selalu ada nilai lebih dari sesuatu yang membuat kita lebih letih.
Soal bentuk lebihnya, percayakan kepada Allah saja.
Sesederhana itu.
@azurazie_
Desember 03, 2020
MENYAMBUNG REZEKI
Adalah benar pada rezeki yang kita terima, boleh jadi akan jadi rezeki yang Allah titipkan untuk orang lain.
Seberapa sering kamu ketika dalam perjalanan, Allah menggerakkan hatimu untuk mampir sebentar hanya untuk membeli minuman atau sekadar camilan? Boleh jadi si pemilik warung yang sepanjang hari kepanasan, sangat mengharapkan dagangannya laris hari ini. Untuk menambah biaya sekolah anaknya. Secara tidak langsung dirimu telah menyambung rezeki untuknya.
Suatu ketika, saya iseng mampir ke sebuah kios tanaman di pinggir jalan. Yang sebelum masa #plantdemic tidak pernah terpikirkan saya akan menyambangi tempat itu. Karena memang tidak terlalu antusias dengan tanaman. Itu dulu.
Pada hari itu saya ingin coba pengalaman baru, gimana sih rasanya membeli tanaman langsung? Apalagi kalau lihat di story-story medsos, kios tanaman ini sudah seperti menjadi ‘mall’ baru untuk banyak orang. Jadi lebih sering ramai.
Sayangnya kios yang saya datangi bisa dikatakan sepi pengunjung. Mulailah saya keliling dari jajaran polybag satu ke yang lainnya. Melihat-lihat jenis-jenis tanaman, yang memang kalau diperhatikan kurang terurus. Mungkin itu jadi faktor kenapa sepi.
Singkat cerita, saya memutuskan mengadopsi dua jenis tanaman saat itu. Dengan kocek hanya 15ribu rupiah. Mungkin bagi saya itu sekadar 'hanya’ tapi bagi pemilik kios bisa lebih dari sekadar kata itu. Terlihat dari sumringahnya dan berkali-kali berucap alhamdulillah.