Kembalikanlah apa-apa yang perlu kamu kembalikan. Agar ruangmu lebih kosong untuk menerima apa-apa yang akan datang kemudian.
Adakalanya kita perlu cermat dalam memilah-milah mana yang perlu tetap di simpan dan mana yang seharusnya sudah kita kembalikan. Sebab, apa-apa yang ada pada diri kita, sejatinya hanyalah sebuah titipan. Bukankah begitu?
Apa-apa yang ada pada diri kita, ada juga hak Allah dan hak adami.
Adakalanya kita perlu cermat dalam memilah-milah mana yang perlu tetap di simpan dan mana yang seharusnya sudah kita kembalikan. Sebab, apa-apa yang ada pada diri kita, sejatinya hanyalah sebuah titipan. Bukankah begitu?
Apa-apa yang ada pada diri kita, ada juga hak Allah dan hak adami.
Semisal, kembalikan 2,5% dari pendapatanmu setiap bulan, agar hartamu lebih bersih. Semoga dengan begitu, harta itu lebih terasa mencukupi dalam keberkahan.
Itu
sesuatu yang memang kita terima karena hasil usaha kita, ternyata perlu
juga dikembalikan. Apalagi yang statusnya sebagai ‘hutang’. Menyangkut
hak-hak adami. Maka, kembalikanlah dengan baik. Sungguh hati akan jauh
melega apabila bisa mengembalikan sesuatu yang kita anggap ‘hutang’.
Baik materi maupun non materi.
Banyak hal lain juga
yang prosesnya perlu “dikembalikan” lebih dahulu untuk kita terima hal
baik lain secara berlipat ganda. (Meskipun seharusnya kita tidak
dibarengi dengan harapan akan mendapatkan lebih.)
Semisal, tentang sebuah kebaikan, yang akan kita terima dengan kebaikan yang lain.
Tentang shalawat kepada Rasulullah, 1 shalawat akan kembali 10 derajat kebaikan.
Tentang doa-doa untuk orang lain tanpa diketahui, akan mendapatkan doa yang sama untuk kita sendiri.
Dan
tentang-tentang lain, yang prosesnya memang sudah seharusnya begitu.
Dikeluarkan atau dikembalikan lebih dahulu untuk kemudian kita terima
sesuatu yang lebih bermakna setelahnya.
Sedangkan sesuatu yang kita tahan-tahan, yang kita merasa sayang untuk mengeluarkannya. Tidak ingin dibagi-bagi untuk orang lain. Di simpan saja. Bisa jadi sesuatu itu pada akhirnya akan hilang begitu saja. Bahkan menjadi tidak berharga apabila kita sudah tidak membutuhkannya. Betul tidak?
Sedangkan sesuatu yang kita tahan-tahan, yang kita merasa sayang untuk mengeluarkannya. Tidak ingin dibagi-bagi untuk orang lain. Di simpan saja. Bisa jadi sesuatu itu pada akhirnya akan hilang begitu saja. Bahkan menjadi tidak berharga apabila kita sudah tidak membutuhkannya. Betul tidak?
Maka,
kembalikanlah apa-apa yang kamu perlu kembalikan. Agar setelah itu kita
menjadi lebih siap menerima kebaikan lain yang akan datang.
@quotezie
Well, aku kok ngerasa tulisan ini related bgt dg apa yg lagi aku concern untuk saat ini. Being minimalist, beberapa kepemilikan/ketergantungan terhadap benda, pada manusia aku sedikit kurangin.
BalasHapusmengembalikan hak-hak setiap apa ygtelah kita milikin tp ga dimaksimalkan sebagaimana fungsinya. berat sih, tp dicoba tak mengapa.