LA ILAHA ILLALLAH – لا إله إلا الله
Ayah Bunda dimanapun kini berada, fitrah seorang hamba adalah mengesakan penciptanya. Meyakini sepenuh hati Allah tiada sekutu bagi-Nya. Dan sebagai hamba-Nya hanya bersandar kepada Allah. Selalu ingin kembali kepada-Nya. Naluri.
Sehingga dengan begitu tiap-tiap mendengar panggilan adzan, akan bersegera untuk menyambut panggilan-Nya. Dan kemenangan dalam hidupnya, ada pada shalatnya.
Ayah bunda, tadi setibanya ayah @azurazie_ dari kantor, ibu @sekitar_putri langsung menceritakan tentang aku. Yang hari ini jadi anak yang pintar. Anteng seharian.
"Khansa kayak ngertiin banget pas aku bilang yang anteng ya, ibu nyambi nyetrika." Kata ibu dengan serunya.
"Namanya juga anak ayah." Seperti biasa ayah mah suka 'mengakui sepihak' tentang aku.
"Iya sembilan bulannya ada di perut ibu." Ibu pura-pura menggerutu.
"Mungkin sudah nalurinya seorang anak kali ya bu, waktu kamu kurang enak badan, sampai harus ke RS aja dia mah anteng, nggak nuntut nyusu terus."
"Iya alhamdulillah banget." Ibu memandangku dengan hangat. "Kalau soal bisa ngertiin kamu, ayah ngalah deh. Tapi kalau soal mirip-miripan, lebih banyakan aku."
"Huuuh... dasar."
Aku yang mendengar percakapan mereka, hanya bisa senyum-senyum. Ini bukan tentang naluri saja. Tapi ini segalanya tentang cinta.
"Itu lihat bu, Khansanya senyum-senyum sendiri."
@30haribercerita
#30HBC2017
#30Haribercerita
#KhansaTazkiyaHayyinstory
Ayah Bunda dimanapun kini berada, fitrah seorang hamba adalah mengesakan penciptanya. Meyakini sepenuh hati Allah tiada sekutu bagi-Nya. Dan sebagai hamba-Nya hanya bersandar kepada Allah. Selalu ingin kembali kepada-Nya. Naluri.
Sehingga dengan begitu tiap-tiap mendengar panggilan adzan, akan bersegera untuk menyambut panggilan-Nya. Dan kemenangan dalam hidupnya, ada pada shalatnya.
Ayah bunda, tadi setibanya ayah @azurazie_ dari kantor, ibu @sekitar_putri langsung menceritakan tentang aku. Yang hari ini jadi anak yang pintar. Anteng seharian.
"Khansa kayak ngertiin banget pas aku bilang yang anteng ya, ibu nyambi nyetrika." Kata ibu dengan serunya.
"Namanya juga anak ayah." Seperti biasa ayah mah suka 'mengakui sepihak' tentang aku.
"Iya sembilan bulannya ada di perut ibu." Ibu pura-pura menggerutu.
"Mungkin sudah nalurinya seorang anak kali ya bu, waktu kamu kurang enak badan, sampai harus ke RS aja dia mah anteng, nggak nuntut nyusu terus."
"Iya alhamdulillah banget." Ibu memandangku dengan hangat. "Kalau soal bisa ngertiin kamu, ayah ngalah deh. Tapi kalau soal mirip-miripan, lebih banyakan aku."
"Huuuh... dasar."
Aku yang mendengar percakapan mereka, hanya bisa senyum-senyum. Ini bukan tentang naluri saja. Tapi ini segalanya tentang cinta.
"Itu lihat bu, Khansanya senyum-senyum sendiri."
@30haribercerita
#30HBC2017
#30Haribercerita
#KhansaTazkiyaHayyinstory
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)