Letaknya niat itu di dalam hati. Maka, bisa dianggap sah dan ada
nilai dalam perbuatannya. Jika sudah begitu akan ada hasil dan dampak
baik setelah mengerjakannya.
Mendidik niat dengan
baik, boleh jadi yang terbaik ada dalam ritual shalat kita. Sebab ketika
niat dalam hati dan takbiraratul ihram, sudah tentu setelahnya seluruh
anggota badan lain akan sungguh-sungguh menunaikan rukun-rukun dan
sunnah yang berkaitan dalam shalat.
Karena niat pula,
kita jadi terbiasa terpanggil untuk memenuhi kewajiban sebagai seorang
muslim tiap-tiap waktunya. Meski harus bangun lebih dini hari untuk
shalat shubuh, misalnya. Atau sebagaimana yang kita ketahui bersama
tentang sebuah kekuatan niat untuk seseorang yang menunaikan puasa.
Sungguh
betapa pentingnya andil sebuah niat dalam keseharian kita. Karena
menjadi penggerak untuk lebih sungguh-sungguh dalam memenuhi segala yang
kita harapkan. Apa-apa yang kita sedang butuhkan.
Maka,
periksalah kembali segala niat baikmu selama ini untuk menuntaskan
sesuatu. Yang memang sudah jauh-jauh hari ingin kamu capai.
Jangan-jangan selalu terasa ‘jalan di tempat’ karena niatnya baru
sekadar dalam pikiran, belum teguh dan sungguh-sungguh di dalam hati.
Jangan-jangan niat-niat itu tidak maju-maju karena cuma menjadi sebatas
rencana, hingga seringkali berakhir hanya menjadi wacana.
Periksa
kembali letak niatmu, sudah sungguh-sungguh terucap di dalam hati. Atau
baru sekadar angan-angan dalam pikiran. Semoga dengan begitu, setelah
ini ada energi positif yang tiba-tiba menyalakan kembali harapan-harapan
itu. Menumbuhkan kembali semangat itu. Untuk menuntas kan kembali
dengan usaha yang paling maksimal, segala sesuatu yang pernah dimulai
atau memang baru akan dikerjaan. Hingga pada akhirnya bisa benar-benar
tercapai sesuai dengan harapan.
@azurazie_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)