Tiap-tiap sesuatu ada nilai harganya. Baik yang bersifat materi
maupun non materi. Penilaiannya tidak selalu bergantung dengan label,
struk, daftar harga ataupun istilah lainnya sebagai informasi sesuatu
itu ada nilainya. Terkadang bentuk penilaiannya sesuai dengan keadaan
atau sesuai dengan kebutuhan kita. Mungkin sesuatu yang kita sedang
genggam, kita pikir amat besar nilai harganya. Sedangkan di mata orang
lain sesuatu itu biasa saja. Sebab, ia sedang tidak membutuhkan di saat
itu. Atau sebaliknya, sesuatu yang dianggap orang lain nilainya biasa
saja, karena kita sangat butuh itu, sesuatu yang orang lain miliki itu
jadi sesuatu yang sangat berharga. Boleh jadi kita rela mengeluarkan
berapapun materi untuk mendapatkannya. Rela menukarnya dengan apa saja.
Tiap-tiap
sesuatu ada nilai harganya. Tepatnya di saat kita sedang benar-benar
membutuhkannya. Besar kecil sudah bukan jadi ukuran di saat itu, tetapi
nilai kegunaan yang lebih diutamakan. Banyak contoh sederhana, sesuatu
yang awalnya kita anggap remeh, tapi suatu ketika jadi ‘bumerang’ untuk
kita karena pernah kita abaikan. Kesehatan, misalnya. Perkara tidak bisa
buang angin saja bisa jadi masalah yang besar. Padahal sebelumnya bisa
jadi kita merasa risih kalau ada yang buang angin sembarangan di tempat
umum. Merasa risih dengan bau yang kita sendiri keluarkan.
Tiap-tiap sesuatu ada nilai harganya. Dan cara bijak untuk menghargai segala sesuatu itu dengan bersyukur. Agar segala sesutu itu nilainya tetap terjaga. Dalam keadaan lapang atau di saat benar-benar sedang kita butuhkan.
Tiap-tiap sesuatu ada nilai harganya. Dan cara bijak untuk menghargai segala sesuatu itu dengan bersyukur. Agar segala sesutu itu nilainya tetap terjaga. Dalam keadaan lapang atau di saat benar-benar sedang kita butuhkan.
Dan sesuatu yang sering kita abaikan tentang nilai harganya adalah : Kesehatan dan Waktu Luang.
@azurazie_