Tahukah kamu, seseorang yang terbiasa tergesa meninggalkan doa setelah
salam untuk mengejar kepentingan dunianya. Ia tidak sadar, dunia tidak
akan pernah bisa memenuhi semua kebutuhannya. Sedangkan meluangkan lebih
banyak waktu untuk berdoa itu, sebenarnya untuk kebaikannya.
Tahukah kamu, seseorang yang masih merasa amalan-amalan sunnah itu
sangatlah sepele, dan seperlunya saja. Merasa cukup dengan menunaikan
kewajiban-kewajibannya saja. Kemudian lebih mementingkan rutinitas dunia
untuk menambah pundi-pundi rezeki. Ia tidak sadar sedang tidak menambah
apa-apa untuk kebaikannya. Sedangkan amalan sunnah bisa menambal
kewajiban yang ia tunaikan, yang belum tentu sempurna.
Tahukah kamu, seorang ayah/suami yang masih membiarkan perempuan-perempuan yang disayangnya keluar rumah tanpa menutup auratnya, boleh jadi sudah semakin hilangnya rasa cemburu pada hatinya. Merasa biasa saja membiarkan orang lain memandang mahkota yang seharusnya ia lindungi dengan nyawanya.
Tahukah kamu, Al-Qur'an adalah sebaik-baiknya obat penenang dikala merasa sedih, banyak keluhan tentang hidup, rumitnya pikiran, dan segala macam bentuk kegundahan lain. Coba saja buka sembarang surat, akan kita temukan satu atau dua ayat yang menjadi pelipur lara di kala itu. Ayat-ayat yang pas untuk menghibur keadaan. Minimal pengingat yang baik yang sedang kita butuhkan. Dan apabila belum berhasil menemukan obat penenang itu, boleh jadi karena kita yang masih kurang intens bermesraan dengannya. Tidak heran bila membaca Al-Qur'an tidak membuat kita merasa apa-apa.
Tahukah kamu, baru bisa disebut rezeki itu bila sudah kita nikmati dan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Sedangkan bila baru sekadar dimiliki itu belum tentu jadi rezeki, masih sekadar titipan. Yang kita nikmati, bila itu makanan, menjadi rezeki untuk tubuh. Menopang untuk tumbuh dalam berkah. Yang kita berikan di jalan Allah, baik sedekah, pemberian nafkah, pemberian hadiah dan lain-lain, itu bisa jadi rezeki karena menjadi amalan jariyah. Yang sekadar kita belanjakan, itu bisa jadi rezekinya si pedagang yang dititipkan Allah kepada kita. Maka, nikmatilah rezeki milikmu dengan bijaksana. Dalam syukur yang terus bertambah. Milikilah nikmat rezekimu dengan Lillah. Dalam ikhlas semata-mata mencari Ridho Allah
@azurazie_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)