Pernahkah kamu mendengar
sepotong nasihat bijak : Jangan pernah mengumbar kata cinta kepada
seorang perempuan, bila belum siap untuk menikahinya. Atau di satu sisi,
jangan pernah termakan rayuan gombal seorang laki-laki, bila ia belum
ada keberanian untuk menemui walimu.
Karena itu hanya bentuk perasaan semu, yang mudah buyar dan ambyar seiring perjalanan waktu. Tidak ada ikatan yang mengukuhkan.
Berawal dari nasihat-nasihat itu, lahirlah Futur(e). Tentang kisah dua orang yang menahan 'gemas' ingin mengutarakan perasaan masing-masing dengan gamblang. Dengan terang-terangan. Tapi berkomitmen dengan azamnya sendiri untuk menahan itu semua. Menunggu dalam ketepatan waktu. Hingga perasaan itu hanya saling menyapa dalam 'sindiran-sindiran' tulisan pendek. Sama-sama tahu bahwa itu yang dimaksud satu sama lain. Tapi keduanya sekadar cukup tahu. Sampai benar-benar ada ikatan.
Allah Maha Tahu niat baik mereka. Hingga lahirlah Futur(E) pada ketetapan-Nya.
Karena itu hanya bentuk perasaan semu, yang mudah buyar dan ambyar seiring perjalanan waktu. Tidak ada ikatan yang mengukuhkan.
Berawal dari nasihat-nasihat itu, lahirlah Futur(e). Tentang kisah dua orang yang menahan 'gemas' ingin mengutarakan perasaan masing-masing dengan gamblang. Dengan terang-terangan. Tapi berkomitmen dengan azamnya sendiri untuk menahan itu semua. Menunggu dalam ketepatan waktu. Hingga perasaan itu hanya saling menyapa dalam 'sindiran-sindiran' tulisan pendek. Sama-sama tahu bahwa itu yang dimaksud satu sama lain. Tapi keduanya sekadar cukup tahu. Sampai benar-benar ada ikatan.
Allah Maha Tahu niat baik mereka. Hingga lahirlah Futur(E) pada ketetapan-Nya.
Pernahkah kamu menunggu, dengan hati yang begitu berdebar?
Getar-getar rindu, bercampur baur dengan cemas. Dalam benak ikut
bertanya-tanya, yang telah lama ditunggu akankah benar-benar akan
datang? Yang lama di nanti, apakah benar-benar yang diharapkan? Penuh
khawatir. Menaruhkan seluruh keyakinan. 50:50. Gambling. Karena
keterbatasan tahu, apa yang sebenarnya terjadi di masa depan.
Keterbatasan tahu, apa yang sebenarnya akan datang.
Apakah hanya
bermodal keyakinan itu, hati menjadi jauh lebih tenang? Yakin bahwa
sesuatu yang memang ditakdirkan dan akan menjadi milikmu, tanpa ditunggu
pun, pasti akan datangnya. Apalagi bila dibarengi dengan niatmu
menunggu. Bukankah itu pun adalah bentuk usaha?
Tapi apakah hati
sudah seyakin itu? Bukankah kita lebih tenang bila sesuatu itu terlihat
wujudnya? Hanya berjarak sepelemparan batu. Lalu, sejauh ini apa yang
membuatmu masih bertahan menunggu?
#Futur(E)
@SekitarPutri
@azurazie_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)