Yang terkadang tidak dipedulikan, adalah kenyataan bahwa kemudahan-kemudahan yang sedang kamu rasa saat ini. Lebih banyak karena campur tangan orang lain. Tidak mulus dari hasil jerih payahmu sendiri. Hasil dari bantuan mereka yang tanpa pamrih. Tanpa memperhitungkan untung-rugi. Karena memang berniat sekadar berperan sebaik mungkin. Sebagai manusia yang keberadaannya ingin bermanfaat untuk sekitarnya. Dan dirimu hanyalah dampak kecil dari kebaikan-kebaikan yang mereka lakukan. Sekadar kecipratan dari manfaat kebaikan mereka yang luar biasa faedahnya.
Yang terkadang tidak dipedulikan adalah kenyataan bahwa pencapaian kamu saat ini. Lebih dominan hasil dari doa-doa tulus orang-orang di sekitarmu. Mereka yang tanpa sepengetahuanmu, bersedia menengadahkan tangan, sambil merapal harap bahwa kapanpun dan di manapun dirimu berada, selalu dalam keadaan paling baik. Mereka yang senantiasa khawatir dengan keadaanmu ketika berada di luar. Jauh dari jangkauan mata. Siapa yang tahu doa tulus siapa yang telah didengar untuk memuluskan setiap langkah-langkahmu hingga di detik ini kamu mengingatnya.
Mengingat bahwa tanpa bantuan dan doa orang lain, tidaklah ada daya dan upaya. Apalagi bila menyadari dirimu sendiri menjadi orang yang paling malas berdoa. Malas tunduk dan beribadah atas kuasa-Nya. Menyadari bahwa doa-doamu yang alakadarnya itu belum tentu 'berat' tulusnya untuk segera dikabulkan.
Lalu kau tiba-tiba terpikirkan. Terkadang itu yang benar-benar tidak kamu pedulikan. Acuh saja tanpa mau berupaya untuk ikut membantu meringankan beban mereka. Bukankah mereka juga butuh sokongan? Bukankah mereka jua penuh kekurangan. Bukankah mereka jua jauh dari kata layak untuk di doakan dalam kebaikan-kebaikan.
Bukankah kita juga inginnya keberadaan ini menjadi manfaat untuk orang lain. Bukan malah menyusahkan. Bukan kah kita sering tidak memedulikan hal yang demikian?
@azurazie_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)