Sebuah perjalanan semestinya selalu dibersamai oleh tujuan. Hendak ke mana. Guna menemukan apa. Sebab, tanpa tujuan, perjalanan itu akan kehilangan maknanya. Seperti tidak ada yang harus diperjuangkan. Seperti tidak memiliki target perjalanan itu sampai kapan. Alih-alih hanya lelah dan waktu yang dilaluinya sia-sia.
Seperti halnya hidup. Seseorang yang beruntung adalah yang mengetahui tujuan hidupnya. Hingga ia memahami benar hendak digunakan untuk apa waktu dua puluh empat jam dalam ke sehariannya. Kalau tidak tahu, boleh jadi sisa-sisa usianya hanya dihabiskan untuk makan minum buang air besar saja. Hingga tiba-tiba tak terasa semakin hari usia semakin tua.
Seperti halnya ramadhan. Seseorang yang beruntung adalah yang memahami betul apa tujuan puasanya. Apa yang harus di isi/ditunaikan sejak niat berpuasa hingga berbuka. Terus menerus hingga lebaran tiba. Dengan begitu ia berpuasa dengan bersungguh-sungguh. Tak sekadar menahan lapar dan dahaga. Tapi menjaga dari apa-apa yang bisa membatalkan pahalanya juga. Tentu saja tujuan puasa adalah gelar takwa.
Maka, sebuah perjalanan sudah semestinya dibersamai dengan tujuannya. Kalau tidak begitu, perjalanan sejauh ini untuk apa? Perjalanan ini akan berakhir ke mana? Ada yang dihasilkan atau sia-sia.
25 Ramadhan 1439H
#Ramadhanberkualitas
@azurazie_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)