Tak terasa ini tulisan sudah ke-19 selama ramadhan, beberapa hari ini terasa ada beban bila belum mem-posting sesuai komitmen. Onedayonepost. Bukan terbebani dengan harus ada tulisan-tulisan yang di posting, tapi lebih ke merasa punya hutang. Kan, di awal inginnya dirutinkan, di awal inginnya lancar tidak ada satu pun yang kelewat. Ini tentang tanggung jawab dengan omongan sendiri.
Begitu pula dengan perjalanan bulan Ramadhan di tahun ini. Semalam saat saya taraweh sempat bertanya-tanya di dalam hati, pada ke mana orang-orang yang sebelum ramadhan menanti dengan gembira. Sebelum ramadhan begitu antusias menyambutnya. Dengan serempak mem-viralkan di dunia maya. Pun demikian dengan semarak mendengungkan di dunia nyata. Munggahan. Siap-siap dengan menu berbukanya. Siap-siap dengan taraweh pertamanya.
Mereka pada ke mana? Apa udahan gembiranya? Apa segitu aja antusiasnya? Kok begitu doang endingnya? Ga seru banget.
Apa kamu juga mempertanyakan hal yang sama? Ketika melihat shaf solat taraweh semakin maju, warung-warung nasi sudah mulai leluasa membuka lagi warungnya dengan kaki-kaki yang menggantung di bangkunya.
Apa memang selalu begitu di tiap tahunnya. Bergembira hanya sekadar mengikuti trend. Tapi di hati tidak benar-benar paten.
Apa semerbak harumnya ramadhan di hidung mereka hanya ibarat parfum saja, yang perlahan-lahan hilang wanginya. Lalu ditinggalkan begitu saja.
Maka, beruntunglah bagi mereka-mereka yang masih menjaga rasa gembira itu. Dibarengi dengan rasa sedih karena sebentar lagi akan sampai di penghujungnya.
Kita ada di pihak yang mana?
19 Ramadhan 1439H
Ramadhanberkualitas
@azurazie_
Ramadhanberkualitas
@azurazie_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)