Bukan tentang seberapa banyak, tapi tentang seberapa cukup.
Begitulah. Adakalanya kita menginginkan apa-apa yg didapat banyak. Tanpa memikirkan bahwa yang kita butuhkan adalah apa-apa yg dicukupkan.
Begitulah. Adakalanya kita menginginkan apa-apa yg didapat banyak. Tanpa memikirkan bahwa yang kita butuhkan adalah apa-apa yg dicukupkan.
Apa makna banyak jika tidak mencukupi?
Allah Maha Baik, selalu mencukupi apa-apa yang kita butuhkan, bukan selalu apa-apa yang kita inginkan.
Allah Maha Kaya, bisa saja jika sudah berkehendak, Allah akan memberi banyak. Adakalanya Dia tidak memberi banyak bukan karena tidak kuasa. Sungguh Allah Maha Kuasa untuk demikian, Allah menguji seberapa dalam dirimu merasa cukup. Seberapa mudah dirimu untuk bersyukur.
Semoga, cukup itu selalu mengutuhkan rasa syukur, tanpa kufur.
Ramadhan adalah latihan untuk memupuk rasa cukup. Bahwa, seringnya kita di siang hari memikirkan banyak sekali menu untuk berbuka puasa. Menginginkan segala macam jenis makanan yang menggugah selera kita. Tapi saat berbuka, yang diutamakan adalah rasa cukup. Cukup segelas air putih. Cukup tiga butir kurma. Cukup makan sekadarnya. Karena perut hanya bisa menampung secukupnya. Semua yang sejak siang begitu diinginkan, seolah bukan prioritas lagi. Bukan yang dibutuhkan lagi.
Maka, bukan tentang seberapa banyak, tapi tentang seberapa cukup.
24 Ramadhan 1439H#Ramadhanberkualitas
@azurazie_
@sekitar_putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)