Saudaraku,
Bukan bermaksud menyinggung perasaanmu. Alhamdulillah kalau masih ada sedikit ketersinggungan atas tulisan ini. Itu artinya, sedikit ada kesadaran bahwa yang aku tulis memang ada benarnya. Bahwa sudah sejauh ini kamu memang terbiasa melakukannya.
Bukan bermaksud menyinggung perasaanmu. Alhamdulillah kalau masih ada sedikit ketersinggungan atas tulisan ini. Itu artinya, sedikit ada kesadaran bahwa yang aku tulis memang ada benarnya. Bahwa sudah sejauh ini kamu memang terbiasa melakukannya.
Sungguh aku hanya ingin berdoa, semoga hidayah itu akan selalu membersamai keseharian kita.
Adalah benar mencari nafkah adalah ibadah yang amat utama. Soal rezeki memang sudah ditentukan kadar dan takarannya. Tak akan tertukar. Dan Allah pun Maha Luas Pemberiannya.
Tapi saudaraku,
Sampai segitunya kah engkau mengais rezeki. Berangkat gelap pulang gelap getol sekali mencari pundi-pundi harta. Sedang, waktu datangnya panggilan shalat engkau bergeming seperti tidak terdengar di gendang telinga. Sedang di bulan suci Ramadhan ini engkau dengan asyik merokok, makan, minum seperti tidak ada beban di dada.
Sampai segitunya kah engkau mengais rezeki, hingga melupakan hakikat engkau berada di dunia. Sebegitu semangatnya kah engkau mengumpulkan harta sampai lupa bersujud kepada pemberi-Nya. Bukankah Allah adalah sebaik-baiknya pemberi rezeki?
Apa mungkin inilah sebab musababnya dirimu masih tidak merasa berkecukupan. Sedangkan usaha sudah sampai memeras keringat membanting tulang. Jauhlah berkah atas apa yang engkau sedang usahakan. Tersebab ibadah tidak lagi engkau anggap sebagai keutamaan.
Mau sampai kapan?
Mau sampai kapan?
15 Ramadhan 1439H
#Ramadhanberkualitas
@azurazie_
#Ramadhanberkualitas
@azurazie_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)