Sahabatku,
apa kabar? lama kita tak saling menyapa. Barangkali ini yang dinamakan 'ke makan omongan sendiri'. Barangkali kamu pernah mendengar dulu aku pernah berkata, 'malas sama teman yang cuma datang kalau ada maunya, tiba-tiba kasih undangan, misalnya.'
apa kabar? lama kita tak saling menyapa. Barangkali ini yang dinamakan 'ke makan omongan sendiri'. Barangkali kamu pernah mendengar dulu aku pernah berkata, 'malas sama teman yang cuma datang kalau ada maunya, tiba-tiba kasih undangan, misalnya.'
Duh, nyess di hati. Hari ini aku melakukannya. Sungguh, persis dengan apa yang dulu aku katakan. Tak apa ya? Toh ini termasuk kabar baik. Bukannya katamu, tiap-tiap kabar baik itu harus diberitakan. Agar semakin banyak orang yang mendoakan. Alasan klise ya.
Sahabatku, undangan yang sekarang sudah ditanganmu, warnanya coklat hati. Tentu saja nama yang bersanding dengan namaku, adalah orang asing di ingatanmu. Karena aku memang tidak pernah menyebut-nyebutnya sejak terakhir kita masih saling bertukar cerita. Entah itu kapan. Rasanya sudah lama nian.
Setidaknya kamu tahu hari ini. Aku memang tidak pernah memberitakan namanya di social media manapun sebelum ini. Baik di live story atapun status. Tidak pernah update potonya, baik sendiri, apalagi berdua denganku. Sama sekali tidak pernah. Singkatnya, tidak ada satu potong berita pun yang mengabarkan kalau aku sedang dekat dengannya. Alih-alih sedang memiliki hubungan khusus. Ya, aku tidak pernah mengumbar namanya di mana-mana. Jadi wajar saja kamu merasa asing dengan nama itu. Tapi ketahuilah ia amat terkenal di langit. Namanya seperti Uwais Al-Qarni, lebih dikenal di langit. Lewat untaian-untaian doa-doa kebaikan. Dan malaikat-malaikat dengan sukarela ikut meng-aamiin-kannya.
Doaku sederhana, 'Ya Allah berikan ia jodoh yang baik.' Itu yang aku ulang-ulang di kala aku ingat untuk berdoa. Aku tidak meminta jodoh yang baik untukku. Tapi aku meminta untuknya. Dan Allah yang Maha Baik memberi kabar baik itu. Aku pun dianugerahi jodoh yang baik.
Kau tahu sahabatku, sebagai manusia kebanyakan. Bukan berarti aku tidak ingin pamer kemesraan di khalayak ramai. Biar orang-orang tahu. Kalau perlu seluruh dunia. Sungguh, nafsu inginnya demikian. Seandainya engkau tahu, aku berusaha keras untuk tidak melakukan itu. Memang sih itu biasa saja, sudah banyak dilakukan orang. Atau munafik sekali lah kalau aku tidak mengakui, dulu pernah melakukan hal yang serupa itu. Ya begitulah, kita tidak pernah benar-benar belajar berubah, kalau juga tidak pernah benar-benar tahu bahwa yang kita lakukan adalah sia-sia. Dulu hal demikian di atas memang terasa up to date. Keren sekali. Merasa beruntung. Bebas dari julukan jomblo. Tapi nyatanya, bertahun-tahun melakukan itu. Hari ini tidak ada bekas yang bisa dibanggakan. Hanya aib yang selalu berusaha ditutupi. Aku belajar banyak hal dari itu.
Begitulah sahabatku, waktu bergulir, realitas berubah. Termasuk pemikiran kita yang ikut menua. Termasuk prioritas-prioritasnya.
Dan undangan cokelat hati ini, ingin mewakili itu semua. Tidak ada lagi umbar-umbar kata tjinta. Tidak ada lagi ungkapan-ungkapan sayang yang bukan pada ranahnya. Sejujurnya sampai detik ini aku tidak pernah mengungkapkan isi hatiku secara terang-terangan kepadanya. Tidak ada tanggal jadian. Tidak ada jadwal ngedate berduaan.
Maka, jangan heran kalau tiba-tiba kamu menerima undangan. Lalu seolah tak habis pikir bartanya-tanya, kapan pacarannya? Kapan ketemuannya? Kapan saling sukanya?
Haha... siapa yang sangka skenario Allah memang ajaib.
Tentu saja tidak ada hal-hal seperti di atas. Aku menahan diri dan mengumpulkan keberanian itu untuk satu hari yang berarti. Akad. Kulunasi semua itu dengan ikrar akad. Biarlah pertanyaan-pertanyaanmu, jawabannya terangkum dalam ijab dan kabul.
Maka dari itu sahabatku, sudilah engkau dukung azamku ini dengan menghadirinya. Dengan iringan doa-doanya. Agar apa-apa yang aku perjuangkan. Apa yang sejauh ini ia harapakan. Allah senantiasa meridhoi kami. Orang tua merestui kami. Dan sahabat-sahabat setia sepertimu ikut mendoakan kami. Agar kebahagian itu genap tidak sekadar bualan. Tapi menjadi hadiah manis di ujung penantian.
Insya allah
Ahad, 08 April 2018
Ditunggu kehadirannya.
Sepenuh harap.
Sepenuh harap.
azura zie
Alhamdulillah..turut senang mmbacanya.. smg diberi kemudahan dan kelancaran hga Hari H
BalasHapusAamiin