Kala fajar tiba, aku bagaikan pungguk yang merindukan rembulan. Sembari menyusuri jalan setapak menuju rumah-Mu. Aku memantau langit, mencari 'seonggok' rembulan. Di langit sebelah mana ia 'bertengger' pagi ini.
Bagaimana keadaanya, sabit?purnama? Sekantung doraemon? Redup? Terang benderang? Atau bahkan nyaris tertutup awan. Lalu, kupandangi beberapa detik, fokus ke arahnya. Termenung, dari pekatnya malam di luasnya bentangan langit , Dia bermurah hati menghadirkan setitik cahaya. Seperti setitik iman di dada, yang tiap saat terus menerus bertambah titik-titik hitam karena dosa. Dosa yang disengaja, dosa yang terbiasa, dosa yang tidak terasa.
Aku bagaikan pungguk yang selalu merindukan rembulan. Begitupun hidayah-Mu agar iman di jiwa selalu aman. Aamiin.
@azurazie_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)