Bila hatimu ingin sedikit lebih tenang. Mulailah belajar untuk tidak melulu membanding-bandingkan. Yang nampak terlihat lebih 'wah' di matamu, belum tentu benar-benar 'wow' seperti dugaanmu. Terkadang ekspektasi itu terlalu ketinggian.
Yang nampak terlihat lebih 'duh' di matamu pun belum tentu benar-benar 'yaah' seperti pradugamu. Terkadang penilaian itu terlalu kecepatan.
Karena hidup memiliki porsinya masing-masing. Takaran takdir tidaklah akan tertukar.
Barangkali rumput tetangga terlihat begitu hijau. Matamu terlalu silau, berprasangka berlebihan dengan ukuran 'ada apanya'. Boleh jadi, tetangga itu sudah bekerja keras untuk mewujudkannya, tanpa menunjukkan keluhan.
Sedangkan biasanya rumput di pelataran rumah sendiri, terlalu kita biarkan 'apa adanya'. Tidak ada upaya untuk merawatnya agar lebih hijau di mata sendiri. Alih-alih yang nampak di mata orang lain, pemiliknya hanya mendramakan keluhan. Bukan upaya untuk perbaikan-perbaikan.
Bila hatimu ingin sedikit lebih tenang. Mulailah belajar untuk tidak terlalu mencemaskan banyak hal. Yang belum benar-benar kejadian, belum tentu sesulit apa yang kamu bayangkan. Toh, adakalanya, banyak sekali yang sudah berhasil kita lewati, pada akhirnya berlalu begitu saja. Seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Tertinggal jauh di belakang. Untuk sekadar menjadi pelajaran dan masuk ke kantung kenangan.
Bila hatimu ingin sedikit lebih tenang. Mulailah belajar untuk merasa cukup. Tidak terlalu berambisi mendapatkan sesuatu yang memang jauh dari jangkauan. Alih-alih memang tidak didukung oleh kemampuan. Mulailah belajar untuk merasa cukup. Menikmati dengan apa adanya. Bukan berarti pasrah menerima segitu adanya, tanpa ada upaya perubahan. Tapi, setidaknya lebih dulu menjadi tolak ukur rasa syukur. Belajar untuk lebih sabar.
Bila hatimu ingin sedikit lebih tenang. Ayo sama-sama belajar lebih bersabar. Belajar lebih bersyukur.
azura-zie.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)