Selamat bertumbuh dengan baik, Syafiq Fauzan.
Barangkali di seusiamu, keinginan seperti anak-anak lain itu sedang besar-besarnya. Ingin ikut main sepeda di pinggir jalan. Ingin ikut memancing belut di pinggir empang. Ingin menyundut petasan. Ingin ikut main karambol, kelereng, layangan. Ingin punya mainan ini dan itu. Ingin ikut pergi ke sana ke sini dengan teman-teman.
Waktu itu kamu tidak jarang merengek, merasa perlu protes 'kok anak lain boleh' kok teman-teman afiq nggak diomelin orang tuanya.' sedangkan dirimu harus tertahan di dalam rumah karena tidak diperbolehkan ikut-ikutan. Beruntungnya kita memiliki orang tua yang sangat senang membatasi. Bukannya tidak boleh melakukan itu, sesekali mama mengizinkan. Tapi tidak untuk keterusan. Cuma untuk sebatas tahu dan pernah. Tidak utuk jadi kebiasaan. Sampai lupa waktu, lupa belajar, lupa pergi kepengajian.
Barangkali di seusiamu banyak hal yang tidak kamu mengerti, sebab naluri seorang anak memang bermain. Ingin terlihat 'aku juga bisa' di depan teman-temannya. 'Aku juga pernah' mengaku dengan rasa bangga. Dan jika tidak diperbolehkan rasanya sebal benar. Dulu aku juga begitu.
Ya, itulah masa anak-anak. Melihat dengan sudut pandang yang berbeda. Berbeda dengan apa yang ingin dididik oleh orang tua. Apa yang mama lebih ingin kamu lakukan.
Tapi sungguh jangan berkecil hati, kelak jika kamu sudah remaja dan menemukan tulisan ini. Kamu pun akan mengerti. Bahwa tidak semua yang dibatasi oleh orang tua di masa kecil itu menyebalkan. Bahwa semua yang di'paksa' orang tua lakukan itu yang membantu banyak perjalanan hidup anaknya di masa depan.
Percayalah, karena aku lahir jauh lebih dulu darimu. Dan telah banyak menyesal karena terlalu keras kepala waktu itu.
Selamat bertumbuh dengan baik, Syafiq Fauzan. Dengan menjadi diri sendiri. Dengan menggigit pemahaman-pemahaman hidup lebih baik lagi.
Dari seorang kakak yang bangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)