Hujan pernah diam-diam turun kala
larut malam. Ketika kita sudah tertidur. Tepatnya kita yang terlanjur nyenyak dinina bobokan oleh rintik-rintiknya
yang membuat nyaman suasana.
Kala itu hujan turun sedang deras-derasnya.
Tidak akan kita sadari yang terlanjur pulas di balik hangatnya selimut. Padahal
boleh jadi bumi sedang menggigil kedinginan.
Meskipun
begitu. Hujan itu tetap saja meninggalkan jejak kala pagi. – udara yang jauh
lebih dingin dari biasanya. Rerumputan yang basah. Tanah yang lengket. Dan
sisa-sisa genangan air.
Ketika
pagi kita bertanya dengan polosnya, semalam
hujan ya? Sambil memperhatikan suasana di balik jendela. Hujan yang
benar-benar kita tidak sadari turunnya.
Hujan
pernah diam-diam memberi, tanpa menunggu kita menyadari telah sukarela menerima
pemberiannya. Hujan pernah diam-diam memberi lebih banyak dari yang (mungkin)
kita harapkan.
Fa,
tentang hujan yang suka turun kala larut malam. Aku belajar menumbukan perasaan
itu seperti hujan kala malam hari. Diam-diam menyirami duniamu dari luar.
Menumbuhkan apa-apa yang ada di sekitarmu. Berusaha tetap menghijaukan
harapan-harapan itu. Semoga saja mampu menghangatkan suasana di dalamnya. Menembus
sampai dalam hatimu.
Aku
belajar menumbuhkan perasaan itu seperti hujan kala malam hari. Tanpa
pemberitahuan sebelumnya. Turun begitu saja. Berharap kamu akan selalu sukarela
menerimanya. Menerima lebih banyak dari yang (mungkin) kamu tidak harapkan
sebelumnya. Dan jika saat kamu terbangun jejak hujanku tidak kamu lihat.
Barangkali sejauh ini kadar hujanku masih terlalu sedikit. Ia terlanjur menguap
karena tidak sempat terkatakan. Ia belum berani terang-terangan muncul dalam
pemberitahuan. Hingga kamu tidak merasakan kehadirannya.
Fa,
bentuk rintik-rintik hujanku adalah bait-bait doa. Doa yang merintih. Secara
diam-diam. Secara rahasia. Mengeja tentangmu dalam kebaikan doa-doa. Kamu tidak
keberatan mendapat doa-doa yang baik, kan? Meski tentu saja salah satu doaku
ada maunya. Hehe… Sedikit banyak ia bersinggungan dengan asaku.
Dan
malam ini tidurlah yang nyenyak seperti biasanya. –meskipun hujan malam ini
tidak akan turun. Tanpa hujanpun malam akan tetap larut. Biarkan doa-doaku
tetap melangit.
Klandestin : Secara diam-diam, secara rahasia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)