Segenggam asa itu simpan dulu di kantung kemeja. Siapa tahu sepulangan
kita nanti, ia menjelma doa dan banyak semoga.
Menulis status dalam media
sosial terkadang cukup ampuh untuk memotivasi diri sendiri. Tentu saja dengan
kalimat-kalimat yang membuat diri menjadi lebih baik lagi. Bukan kata-kata
keluhan. Apalagi marah-marah. Tetapi kata-kata yang membuat diri sendiri lebih
percaya diri. Lebih tenang. Dan semacam sebuah harapan, kita bisa membangunkan
sisi tegar diri ini. Ketika keadaan sedang sedikit keluar dari jalur nyamannya.
Setelah iseng meng-update status BBM. Aku berjalan
melangkah, pergi jauh, melepas lelah. Siang sedang terik-teriknya. Tidak ada
sama sekali tanda-tanda hari ini akan hujan.
Diam di tempat dalam waktu
yang lama, terkadang membuatmu pegal. Beranjak bangun mengikuti langkah kaki,
bisa jadi adalah obat untuk melepas lelah. Minimal penatnya dan kamu bisa
sekaligus menghirup udara lebih segar. Tidak percaya? Coba saja! Untuk yang
masih malas bergerak. Garansi tidak berlaku ya.
Terkadang hidup berjalan
tidak sesuai dengan perhitungan. Sebab manusia memang tidak pernah pandai
berhitung. Untuk nikmat yang selalu datang tak terhingga banyaknya. Dan sering
kali teguran untuk memicu kesadaran tentang hal itu, datang dengan cara tidak
terduga.
Saat itu sebenarnya aku
sedang malas sekali berinteraksi dengan orang lain. Basa-basi bertanya atau
ditanya pun rasanya enggan. Aku ingin menikmati perjalanan tanpa tujuan pasti
ini, dengan berjalan kaki. Dan menikmatinya sendiri. Sembari sebelah telinga
asik mendengarkan lagu Sheila on 7. Waktu
Hujan Turun. Tidak peduli dengan orang-orang yang berlalu lalang di sekitarku.
Langkah demi langkah
semakin menjauh dari tempat parkiran motor. Melewati toko-toko aneka barang.
Dari mulai yang ramai sekali hingga sepi seperti tidak berpenghuni.
Telapak kaki sudah mulai
kebas. Aku memutuskan istirahat sejenak di sebuah bangku kosong, yang memang
disediakan di sebelah tiang lampu jalan. Semilir angin pepohonan cukup lumayan
mengusir keringat di dahi yang turun seumuran jagung.
Saat itulah, sebuah nada
sumbang dari seorang pengamen perempuan mengganggu pendengaranku. Musik karaoke
dangdutnya terlalu kencang. Dan rada-rada kusut.
Dari balik punggungnya, berjalan
seorang anak laki-laki, kira-kira umurnya lima tahunan. Menyodorkan bekas
bungkusan permen. Meminta bayaran atas jasa ‘menghibur’ kakak perempuannya.
Aku merogoh kantung
mengambil sepuluh koin uang pecahan seratus rupiah. Yang sejak tadi mengganjal
di celana. Sebab koin-koin itu sudah rapi ditempel menjadi satu dengan solatif.
Kembalian dari minimarket, ketika aku membeli minuman kaleng tadi.
Uang ‘tumpukan’ koin itu
sudah berhasil masuk ke ‘tempat’ anak kecil itu menadah uang jasa. Tiba-tiba
saja anak kecil itu menimpukku dengan uang koin tersebut.
Aku kaget. Demi melihat
anak kecil yang melakukan itu. Aku menahan emosi.
“Loh kenapa dilempar, Dek?
Ini juga uang loh?” aku melepas solatif yang merekat pada koin pecahan seratus
rupiah itu. Barangkali anak kecil ini tidak mengerti. Aku berusaha menjelaskan
dengan nada seramah mungkin.
Kembali ia tidak terima.
Uang itu di lempar lagi sambil memasang wajah marah. Sedikit mendesakku untuk
memberikan uang lain.
Aku mengerutkan dahi tidak
mengerti. Rasanya emosi yang sedari tadi tertahan akan pecah juga. Dan demi
melihat perlakuan kakak perempuan pengamen kecil itu. Aku mendadak speechless. Persendian lututku lemas
sekali rasanya. Anak kecil itu dijewer sambil dibentak-bentak oleh kakaknya.
“KALAU EMANG NGGAK MAU
UANGNYA YAUDAH PERGI AJA JANGAN MALAH KAYAK GITU!” sambil menarik paksa adiknya
untuk pergi. “KEBIASAAN LO MAH.
MALU-MALUIN AJA.”
Aku lemas. Menyesal sekali.
Kenapa tadi tidak langsung kasih uang lembaran saja. Oh Tuhan. Salah satu
manusia-Mu yang berjalan di muka bumi ini. Benar-benar sedang kehilangan
kemampuannya berhitung. Tidak pandai dengan nikmat-nikmat titipan-Mu.
Aku memutuskan pulang. Teringat
adik kecil laki-lakiku di rumah. Bersyukurlah dek, kamu masih jauh lebih
beruntung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)