Fa, aku mengundangmu hari
ini. Mumpung hujan sedang turun di belahan bumi lain. Boleh lah kamu sempatkan
diri untuk berkunjung ke rumahku.
Sudah kusiapkan secangkir
harapan. Dengan beberapa butir doa-doa. Aku membuatnya tidak terlalu manis. Aku
ingin sensasi pahitnya menjadi alasan untuk tetap terima apapun hasilnya.
Bagaimana? Bersedia hari ini berbagi secangkir harapan
denganku? Jangan lupa kamu bawa butir-butir doa milikmu dalam perjalanannya.
Fa, hari ini aku ingin mengundangmu. Berkunjunglah ke
rumahku. Aku sudah sediakan sebatang pena dan beberapa lembar kertas kosong.
Kita akan menghabiskan waktu hari ini dengan menulis. Tentang apa saja
keinginan-keinginan kita. Karena aku percaya kata-kata bisa menjadikan asa dan
doa menjadi satu suara.
Aku ingin mengeja asa-asa
itu selantang mungkin di hadapanmu. Dan biarkan bait-bait doa yang sama-sama
kita eja, menjadi hangat dalam hati kita berdua.
Fa, hari ini aku ingin mengundangmu. Mampirlah ke
rumahku. Sejauh ini percakapan kita lebih banyak dalam dunia maya.
Dan bila
percakapan-percakapan sejauh ini terekam baik dalam memori kenangan. Yang suatu
saat sedikit banyak akan kembali kita rindukan. Selalu selipilah dengan doa.
Saat rindu itu datang, semoga asa itu ikut mewujud nyata.
Untuk itu, -dengan kamu bersedia datang memenuhi
undanganku. Hari ini adalah waktu yang tepat untuk membuktikannya.
Fa, barangkali untuk meminta bisa bersamamu selamanya itu
terlalu muluk. Sebab waktu selalu berakhir. Tapi tidak ada salahnya untuk
berharap diberi kesempatan umur kebersamamaan itu awet lebih lama.
Dan pastikan kebersamaan itu terekam dengan baik dalam
memori kenangan di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)