Fa, kala
ditakdirkan dicintai oleh seseorang. Aku berharap tidak dicintai dengan
sekaligus penuh. Sebab aku tidak ingin seketika meledak oleh tekanannya. Aku
membutuhkan sedikit ruang udara, untuk menjaganya tetap utuh.
Layaknya hujan
yang perlu merintik untuk sampai membasahi bumi. Tidak sekaligus turun bak air
terjun membanjiri.
Aku akan meminta cintanya dikit demi
sedikit, tapi aku harap berkelanjutan. Tidak pernah terputus. Mengalir seperti
aliran air. Bak sebatang pohon yang berjalan teratur, meliuk-liuk mengikuti
arus sungai yang membawanya kelautan lepas.
Cintanya tidak perlu sampai jauh
setinggi gunung atau seluas permukaan lautan. Cukup hanya sepelemparan batu
saja.
Meskipun
memang sepertinya mengasikan menikmati turunnya hujan di atas dataran tinggi.
Seakan dekat sekali dengan sang awan. Atau mungkin ada sensasi lain ketika
menyaksikan turunnya hujan di atas lautan. Melihat kecipak-kecipak air hujan
beradu air laut.
Bagiku
cintanya cukup sejauh sepelemparan batu saja. Agar aku selalu bisa melihatnya
dengan dekat. Agar aku mudah membawanya kembali pulang. Ketika ia sedang jenuh.
Berjalan beberapa langkah, menjauh untuk sekedar mencari udara segar.
Tidak perlu
jauh-jauh mencarinya. Sepelemparan batu saja. Sebab, rasanya lebih nyaman menikmati
hujan dari beranda rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)