Betapa keseharian manusia di kelilingi oleh ketidakberdayaan. Tentang ketidakberdayaan raganya menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah tumbang. Apalagi di musim penghujan seperti ini. Tentang ketidakberdayaan perasaannya menyesali hal-hal bodoh, sesederhana ketidaksengajaannya merusak barang-barang yang dirasa penting. Keteledorannya menghilangkan ini itu. Membuat ia muram memikirkan ketidakhati-hatiannya itu.
Betapa keseharian manusia dibayangi oleh ketidakberdayaan. Merasa tidak bisa melakukan apa-apa tanpa adanya campur tangan Tuhan. Yang menguatkan raganya, membesarkan perasaannya untuk tidak mudah menyerah, untuk tidak mudah larut dalam kesedihan. Untuk kembali bangkit berdiri dengan membawa harapan-harapan berikutnya. Yang hilang akan berganti. Yang pergi akan kembali jika memang sudah dikehendaki takdirnya.
Sebuah pemahaman yang mengajarkan bahwa semua hal memang memiliki batasnya, semua hal ada waktu-waktunya. Berjalan di atas usianya masing-masing.
Termasuk kemampuan diri kita yang benar-benar tidak berdaya tanpa ditopang oleh Tuhan yang Maha Memberi Daya dan Tenaga. Allah yang memiliki semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)