“Awww….. Apa yang kau lakukan,
Kaien-dono?”
“Kau tidak menjawab meskipun aku
sudah berteriak padamu!”
“Apa jadinya bila nanti kepalaku
pecah?!”
“Kepalamu pecah? Apa kau sedang
tidur sambil berjalan? Ya ampun berhentilah melamun! Kita hampir sampai.”
Ini.
“Kau akan kutinggal, Kuchiki!”
“Iya, aku minta maaf!”
Angin menyentuh kepalaku. Kami
melewati jalan di hutan. Aroma dari rerumputan. Matahari bersinar dengan
terang. Burung-burung berkicauan.
“Hey! kau ingin pergi ke mana?”
Aku ingat tempat ini! Aku ingat
dengan setiap pohonnya. Aku ingat perasaanku bercampur antara gelisah, gembira
dan nyaman. Inilah gunung Koifushi, terletak di utara distrik 3 rukon barat.
Ini adalah tempat pertama kali Kaien-dono melatihku.
***
“Kau adalah anggota baru. Aku
adalah wakil kapten, Shiba Kaien! Senang bertemu denganmu.”
“Iya, Hi!”
“Iya, Hi? Salam macam apa itu?!
Wakil kapten memperkenalkan dirinya padamu! Kau seharusnya menyebutkan namamu
dan berkata : Senang bertemu denganmu juga. Siapa namamu?”
“Kuchiki Rukia.”
“Oh! Terus?”
“Senang bertemu denganmu juga.”
“Bagus! Baiklah Rukia.”
Itu perkenalan biasa. Dia
memarahiku seperti yang lainnya. Itu hubungan yang biasa seperti atasan dan
bawahannya.
“Aku ucapkan selamat datang di
divisi 13. Kapten kami punya kesehatan yang tidak bagus, jadi akulah yang
menangani segala sesuatunya di sini. Jadi aku tidak keberatan kalau tidak
sengaja memanggilku ‘kapten kaien’.”
“Saya akan memikirkanya.”
Tapi hubungan biasa adalah
hubungan yang selama ini paling aku cari.
***
“Ada apa? Kita masih belum
selesai! Maju sini.”
“Sekali lagi.”
Burung terbang. Aku terpaku
dengan burung itu untuk sesaat. Kaien-dono menahan seranganku dari bawah. Aku
ingat semuanya. Aku seharusnya berkosentrasi dan tidak melihat kea rah lain.
Kruuuuk!
“Kau ingin makan ya? baiklah,
baiklah jika kau sangat ingin menginginkannya.”
“Aku tidak lapar Kaien-dono. Barusan cuma….”
“Jangan malu-malu seperti itu.”
“Kaien-dono jangan melempar
pedangku seperti itu! berbahaya tau!”
“Semua orang pasti lapar. Jadi
tidak usah malu seperti itu.”
“Tidak….. tapi…..”
Saat itu ada satu hal yang
membuatku khawatir. Apa tempatku benar-benar di sini? Di mana hatiku harus ku
taruh? Kenapa aku ada di sini?
“Huh?”
“Kenapa aku ada di sini?”
“Kalau itu sudah jelas! Supaya
kau bisa bertarung untuk melindungi sesuatu.”
“Melindungi apa itu?”
“Kau itu ngomong apa sih? Tentu
saja untuk sesuatu yang penting!”
“Jawabanmu kurang jelas. Bisakah
anda memberikanku jawaban yang jelas?”
“Jawaban yang jelas ya? Kuchiki
apa kau sudah tahu teori dari kapten kita?”
“Tidak.”
“Ada dua jenis pertarungan.
Pertarungan untuk melindungi nyawa dan pertarungan untuk mempertaruhkan harga
diri. Itu teori dari Kapten Ukitake. Tapi menurutku Kuchiki, yang paling
penting adalah kita harus melindungi suatu hal yang mirip dengan itu.”
“Yang mirip dengan itu? Apa itu?”
“Hatimu.”
“Hehh… itu terlalu cengeng.”
“Wooy aku sedang serius tau!
Ngomong-ngomong aku ingin bertanya sesuatu kepadamu, Kuchiki. Menurutmu hatimu
berada di mana?”
“Huh?! Kalau itu…. Kalau itu….
Aku pikir di sekitar sini.”
“Mungkin juga. Aku pikir hati
bisa ditemukan di sini. Ketika kita bertemu, hubungan tercipta ketika kita
pertama kali berkenalan. Hati kita tidak
ada di dalam tubuh kita. Ketika kita memikirkan sesuatu atau memikirkan orang
lain, di saat itulah hati kita tercipta. Jika aku satu-satunya orang di dunia ini,
aku tidak mungkin mempunyai hati. “
Benar! Itu yang dikatakan
Kaien-dono.
“Tak perlu ada yang kau
khawatirkan. Jika kau ingin berada di sini dari lubuk hatimu yang paling dalam,
itu berarti hatimu ada di sini. Jika hatimu ada di sini, itu berarti kau harus
ada di sini. Lalu…. Tapi Kuchiki ketika kau harus bertarung, ada satu hal yang
tidak boleh kau lakukan. Itu adalah….
Mati sendirian. Jika kita mati, tubuh
kita akan menjadi debu. Lalu ke mana hati kita akan pergi? Hati kita pergi ke
teman-teman kita.”
“Mereka pergi ke teman-teman
kita?”
“Jika mereka pergi ke teman-teman
kita, hati kita bisa hidup bersama mereka. Jadi Kuchiki, jangan sampai kau mati
sendirian. Kau mengerti kan, Kuchiki?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)