K
|
amu tahu, Fa. Aku
menulis ini kala pagi. Setelah melihat aktivitas mereka yang kucintai, mulai
sibuk menyongsong hari.
Waktu
pagi memang paling alamiah membuat semua orang kembali bersemangat. Di keluarga
ayahku yang hanya beranggotakan lima kepala saja sudah cukup berisik kala pagi.
Seruan-seruan
bapakku yang menyuruh ‘jagoan kecilku’
untuk menyegerakan mandinya. –adik
laki-lakiku memang paling senang jika sudah main air.
Barangkali
akupun begitu sewaktu kecil.
Suasana
semakin meriah ketika omelan mamaku mulai terdengar. Siapa lagi kalau bukan si
Frei –kucing anggora jantan berbulu
hitam-coklat, yang baru-baru ini bergabung menjadi penghuni rumah kami.
Yang menjadi biang keladinya. Bekas makannya berserakan di mana-mana.
Yang
diomeli segera ngumpet di balik meja.
Aku tertawa melihat raut wajah kesalnya. Masih
pagi sudah diomeli. Barangkali itu yang ada di benaknya. Kamu tak tahu saja Frei, itulah bentuk kasih
sayang mama. Terkadang beliau memang menunjukkan rasa sayang dengan cara yang
berbeda. Buktinya ketika kamu kemarin keluar rumah. Mama lah yang paling
khawatir kamu akan pergi jauh.
Masih
cerita pagi yang setiap hari terjadi di keluarga kecil kami. Keluarga Chiko family pun tak kalah riang kala
pagi. Suara nyitnyit khas mereka yang
meminta jatah makan ketika melihat mutiaraku
keluar rumah. Padahal adik perempuanku
hanya akan menyapu halaman, bukan memberi sekelompok marmut makan.
Kamu
tahu, Fa. Tidak selang lama rumah akan kembali sepi. Satu persatu akan keluar
rumah, termasuk aku. Lihatlah cara pagi membuat semua orang kembali
bersemangat. Untuk menggapai cita-cita. Melambungkan harapan. Meneruskan
impian-impian. Dan setiap orang sudah pasti memiliki tujuan-tujuan.
Dan
aku akan selalu rindu kebersamaan itu setiap pagi. Meskipun hanya berpisah
tidak lebih dari satu hari. Saat petang semua kembali pulang. Selalu ada
harapan kebersamaan itu masih akan berumur panjang.
Jujur
saja aku juga ingin tahu keseruan apa ketika pagi di keluargamu. Kapan-kapan
bolehlah kamu ceritakan kepadaku. Sambil menikmati kepulangan senja bersama
misalnya.
Kamu
tahu, Fa. Kenapa aku menceritakan kisah pagi itu kepadamu? –padahal sebelumnya bilang akan mengungkapkan rindu. Sebab bagiku
rindu harus ikut ceria kala pagi. Rindu harus membersamai setiap doa kala dini
hari.
Karena
bagiku rindu adalah harapan. Rindu adalah bentuk dari doa-doa kebaikan. Sebab,
ketika seseorang rindu, ia berharap yang dirindukan akan baik-baik saja, kan?
Dan merindukanmu aku ingin tidak hanya sampai pada harapan. Rindu itu
mengiringi langkah kaki menuju pertemuan-pertemuan. Rindu itu membersamai hati
menuju tujuan.
Berbicara
tujuan. Fa, aku perlu mengucapkan selamat datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)