“Hei,
kamu apa kabar?”
P
|
esan singkat itu
menarik kembali perhatianku yang sedang menikmati rintik hujan. Mencoba
merasakan iramanya yang sudah cukup lama tidak turun.
Ah…
jelas sekali ini rindu. Terus terang saja, musim kemarau kali ini terlalu tega
membiarkan kami lebih lama untuk bertemu. Di penantian yang panjang, hujan itu
baru kembali pulang.
Kembali
ke pesan yang baru datang beberapa menit yang lalu. Pesan itu tidak bertuan.
Nomornya asing. Dahiku mengerut karena tidak berhasil menerka siapa yang
mengirimkannya.
Membalas pesan sederhana dan sedikit
basa-basi bertanya siapa tidak ada salahnya. Iya kan?
“Agen
Gerimicious J”
Mulutku sempurna membentuk huruf O.
Dikira siapa. Cukuplah keterangan itu menjadi alasan untuk menyunggingkan
senyum. Sesuatu yang tiba-tiba datang setelah lama tidak ‘pulang’ memang cukup
membahagiakan.
“Ya Allah, ke mana aja kamu? Ikutan kemarau?”
Jemari
itu lincah sekali mengetik balasan. Memang banyak alasan untuk antusias
menanggapinya. Banyaaaak sekali. Hingga tidak tahu kapan terakhir kali kami
masih saling sapa.
“Nggak kemana-mana kok. Kalau aku tak terlihat
mungkin lagi ketutupan sama kesibukanmu yang lain.”
Dan
rantai balas-membalas pesan itu semakin panjang. Semoga tidak akan terputus
(lagi). Ya semoga saja hujan di luar sana kali ini pun tidak cepat hilang.
“Begitukah?
Atau kamu yang sengaja bersembunyi?”
“Lagi
nggak ingin ditemukan aja.”
“Hmmm….
Masih suka sok misterius ya? Lalu apakah alasan yang membuatmu saat ini
menampakkan diri?” serius ini aku
penasaran.
“Hanya
nggak ingin mudah ditebak aja.” Hmmm sungguh jawaban yang tidak melegakan.
“Umm…
selalu begitu.”
“Hahahaha…..”
“Btw… arigato telah menyapa kembali. Rasanya
seperti telah menemukan sesuatu yang hilang J”
Ada
jeda sejenak. Secepat itukah tawa itu pergi?
“Maaf ya
kalau ilang-ilanganJ”
Sudah biasa bukan?
“Ya
setidaknya benar: Sesuatu yang memutuskan
pergi, pada akhirnya waktu juga yang membawa ia kembali pulang.”
“Tapi
nggak selalu yang pergi pasti kembali.”
“Setidaknya
ada pengecualiannya di kamu :p”
“Preeet
ah J”
“Hahaha….
Fakta yang berbicara.”
Bermenit-menit
kemudian tidak lagi ada balasan. Dan rintik hujan pun mulai hilang. Entah kapan
lagi ia akan kembali pulang.“Hei,
kamu apa kabar?”
P
|
esan singkat itu
menarik kembali perhatianku yang sedang menikmati rintik hujan. Mencoba
merasakan iramanya yang sudah cukup lama tidak turun.
Ah…
jelas sekali ini rindu. Terus terang saja, musim kemarau kali ini terlalu tega
membiarkan kami lebih lama untuk bertemu. Di penantian yang panjang, hujan itu
baru kembali pulang.
Kembali
ke pesan yang baru datang beberapa menit yang lalu. Pesan itu tidak bertuan.
Nomornya asing. Dahiku mengerut karena tidak berhasil menerka siapa yang
mengirimkannya.
Membalas pesan sederhana dan sedikit
basa-basi bertanya siapa tidak ada salahnya. Iya kan?
“Agen
Gerimicious J”
Mulutku sempurna membentuk huruf O.
Dikira siapa. Cukuplah keterangan itu menjadi alasan untuk menyunggingkan
senyum. Sesuatu yang tiba-tiba datang setelah lama tidak ‘pulang’ memang cukup
membahagiakan.
“Ya Allah, ke mana aja kamu? Ikutan kemarau?”
Jemari
itu lincah sekali mengetik balasan. Memang banyak alasan untuk antusias
menanggapinya. Banyaaaak sekali. Hingga tidak tahu kapan terakhir kali kami
masih saling sapa.
“Nggak kemana-mana kok. Kalau aku tak terlihat
mungkin lagi ketutupan sama kesibukanmu yang lain.”
Dan
rantai balas-membalas pesan itu semakin panjang. Semoga tidak akan terputus
(lagi). Ya semoga saja hujan di luar sana kali ini pun tidak cepat hilang.
“Begitukah?
Atau kamu yang sengaja bersembunyi?”
“Lagi
nggak ingin ditemukan aja.”
“Hmmm….
Masih suka sok misterius ya? Lalu apakah alasan yang membuatmu saat ini
menampakkan diri?” serius ini aku
penasaran.
“Hanya
nggak ingin mudah ditebak aja.” Hmmm sungguh jawaban yang tidak melegakan.
“Umm…
selalu begitu.”
“Hahahaha…..”
“Btw… arigato telah menyapa kembali. Rasanya
seperti telah menemukan sesuatu yang hilang J”
Ada
jeda sejenak. Secepat itukah tawa itu pergi?
“Maaf ya
kalau ilang-ilanganJ”
Sudah biasa bukan?
“Ya
setidaknya benar: Sesuatu yang memutuskan
pergi, pada akhirnya waktu juga yang membawa ia kembali pulang.”
“Tapi
nggak selalu yang pergi pasti kembali.”
“Setidaknya
ada pengecualiannya di kamu :p”
“Preeet
ah J”
“Hahaha….
Fakta yang berbicara.”
Bermenit-menit
kemudian tidak lagi ada balasan. Dan rintik hujan pun mulai hilang. Entah kapan
lagi ia akan kembali pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)