“Siapa dia yang beruntung itu?”
Aku mendongak malas, mengerutkan
dahi. Pura-pura tidak mengerti dengan pertanyaan tiba-tiba itu. Lalu acuh, kembali
berusaha khusu’ meneruskan petualangan
seru, menyimak Holmes menelusuri benang merah bersama rekannya, Dr Watson. Hei, tak lihatkah aku sedang sibuk membaca?
“Siapa dia yang berhasil
membuatmu kembali jatuh.” Sambil menutupi halaman buku dengan kedua telapak
tangannya. “setelah sekian lama bertahan dengan kenyamanan, bertahan dengan
dirimu sendiri?”
Aku melotot pura-pura sebal. Yare-yare anak satu ini memang kalau
sudah penasaran akan terus-terusan meneror. Dan aku tahu benar hal apa yang
telak membuatnya penasaran.
“Lagi nggak ada kerjaan ya?” aku
kembali membuka halaman baru.
“Jangan pelit deh.” Dia mulai
merajuk.
Aku menahan tawa. Ini bermula
tidak lama setelah beberapa menit lalu, aku iseng mengganti stasus bbm dengan beberapa
kata kiasan : hati yang kembali berdesir.
Rupanya sepotong kalimat itulah yang menumbuhkan rasa penasarannya. Karena ia
tahu, aku lelaki seperti apa. Ia merasa sudah hafal benar bagaimana suasana
hatiku dan segala macam bentuk perasaan yang ada di dalamnya. Bahkan baru-baru
ini, ia berhasil mendeskripsikannya lewat kata-kata: hatimu itu terlalu keras kepala
untuk jatuh cinta. Tapi sekalinya terjatuh, akan sejatuh-jatuhnya.
Itu kesimpulan
yang ia ambil selama ini, ketika tahu, setelah sekian lama, aku masih saja
menyimpan sendiri perasaan yang sama untuk seseorang di masa lalu. Seseorang yang
sudah terlihat lebih bahagia dengan cinta barunya. Bukan karena tidak bisa move on, hanya saja rasa itu memang
tidak ingin kemana-mana. Dan menurutku tidak ada salahnya jika masih ingin
tetap menetap dengan kenyamanannya. Dalam bahagia pernah memilikinya.
Padahal siapa yang tahu hati
orang lain kan? Meskipun aku akui kalimat itu sedikit ada benarnya. Dan untuk
kali ini tebakannya kurasa benar. Memang beberapa hari yang lalu, ada selintas debar-debar
yang berbeda, mendesirkan hati. Sedikit mengusik perasaan. Awalnya aku kira itu
hanya sekedar kekaguman biasa. Seperti halnya kau merasa tiba-tiba suka dengan
seseorang di pandangan pertama. Di pertemuan yang tidak terduga. Sepintas saja,
hanya bertemu di perjalanan. Awalnya aku kira begitu. Meskipun tidak ada yang
kebetulan.
Lalu jika itu terjadi di
pertemuan kedua, dan kau merasakan desiran yang sama - bahkan lebih kuat. itu
namanya apa? jika kau dapat menyimpulkannya, segera beritahu temanku itu, agar
ia berhenti menerorku dengan pertanyaan-pertanyaannya.
Tolong ya. Aku ingin melanjutkan
baca.