Nyaman. Tiba-tiba aku ingin mengurai kata itu. Lalu terbesit pertanyaan, seperti apakah suasana yang nyaman itu?
Kala
menikmati kesendirian dalam sunyinya kamar. Ketika yang terdengar hanya
bunyi detak-detik jam dinding. Hening. Tidak ada satupun yang
menggangu. Ditemani rintik-rintik hujan yang turun di balik jendala.
Atau ketika terbaring di hamparan rumput menghijau. Memejamkan mata,
menikmati semilir angin yang membawa wewangian bunga dari pohon-pohon.
Ditemani dengan gemericik alir mengalir. Atau mungkin duduk bersandar
pada batu besar, kaki menjuntai ke air laut. Memandangi deburan ombak
yang memecah karang.
Apakah seseorang akan merasakan kenyamanan di
saat itu? Umm... bisa demikian bisa juga tidak. Boleh jadi pikirannya
sedang rumit, hatinya sedang resah. Nyaman suasananya, tapi tidak
jiwanya. Dan jangan lupakan satu hal, kebosanan yang kerap kali datang.
Nyaman.
Apakah ketika berbincang berjam-jam dengan orang yang mengerti kita.
Menceritakan apa saja. Tentang kisah-kisah masa lalu, mimpi-mimpi masa
depan di depan beranda rumah kala senja. Sembari menikmati potongan buah
magga yang diiris dadu. Ditemani dua cangkir coklat hangat. Bersenda
gurau dengannya. Tertawa mendengar celotehnya.
Ataukah hanya
sekedar chatting dengan seseorang nan jauh di sana. Seseorang yang belum
dikenal di dunia nyata. Tapi terasa dekat di dunia maya. Seseorang yang
belum pernah ditemui, mendengar suaranya, melihat wajahnya secara
langsung. Tapi selalu dinantikan waktu luangnya untuk chatting
dengannya. Seseorang yang kerap kali membuatmu tersenyum, tertawa riang
sekalipun ia tidak akan melihat bahwa kita sedang tersenyum karena
ulahnya, tutur katanya, candanya. Seseorang yang belum lama dikenal tapi
kita sudah merasa biasa untuk menceritakan apa saja. tentang keseharian
kita. Tentang mimpi-mimpi kita. Tentang kegiatan-kegiatan yang disukai.
Ia tidak merasa keberatan untuk mendengarkannya. Dan kita sendiri
menyediakan diri untuk menjadi pendengar yang baik untuknya.
Apakah
saat-saat itu kita akan merasakan yang namanya nyaman? Aku tidak tahu
persis apa yang membuat orang lain merasa nyaman. Yang kutahu, nyaman
adalah saat di mana keberadaan kita, yang sedang kita lakukan seolah
tidak terikat waktu. Tidak ada ukuran baru melewati waktu bersamanya
sebentar, atau sudah berjam-jam. Itu teoriku.
Mungkin suatu saat
nanti kalian akan menemukan seseorang, ketika dengannya akan terasa
nyaman, meskipun kalian tidak melakukan apa-apa, tidak membicarakan
apa-apa. Sekalipun yang kalian lakukan hanyalah diam dalam waktu yang
lama. Karena kalian tidak merasa bosan menghabiskan waktu bersamanya.
Nyaman itu, ketika hujan di pagi hari lalu duduk berselimut di kursi yang menghadap jendela sambil membaca buku. Sesekali menyeruput teh hijau yang disimpan di atas meja.
BalasHapusNyaman itu ketika hujan-hujan mencari rumput, kaki menyusuri ladang rumput yang basah. Untuk marmut-marmut yang sedang menunggu resah. #lhaaaa...
Hapusemang marmut boleh makan rumput basah?
Hapusduh nanti mereka gatal-gatal
Sejauh ini mereka baik-baik saja. Tetap makan dengan lahap. Masuk kandang sendiri ketika pulang.
Hapus