“Sebab tidak semua kepulangan adalah akhir dari perjalanannya.”
Seseorang pernah menasehatiku ketika aku tengah
sibuk melamun di jendela kaca. Memandang kosong liuk jalan yang ujungnya
semakin mengecil.
Katanya sambil menepuk bahuku :
"Jangan sumringah dulu perihal menyambut kepulangan. Sebab tidak semua kepulangan adalah akhir dari perjalanannya. Sekalipun ia membawakan pelukan rindu yang sudah lama kau tunggu-tunggu.
Jangan bersuka hati dulu menjemput kepulangan. Sebab, mungkin saja ia hanya ingin kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal, mengembalikan sesuatu yang tidak semestinya terbawa. Atau tega benar ia hanya menyampaikan pesan, bahwa ia tidak akan pulang lagi setelah kepulangan ini.”
Aku tahu ia sungguh-sungguh dengan kata-katanya itu, ia sudah lebih
dari pengalaman perihal ini. Ia menghabiskan setengah masa mudanya
dengan menanti. Malangnya ia mengaku tidak tahu apa yang sebenarnya ia
tunggu. Tidak ada yang berjanji untuk datang.
Aku mengerutkan dahi, kata-katanya sedikit banyak mengganggu
pikiranku. Jangan-jangan benar apa yang ia sampaikan. Aku menelan ludah.
Jalanan semakin lengang rasanya.
Ya, aku memang sedang menunggu kepulangan seseorang yang sudah berjanji akan datang hari ini.
Aku tidak mengerti menanti kepulangan seseorang bisa jadi serumit
ini, atau aku hanya mencemaskan satu hal. Aku takut seseorang pulang
dengan jiwa yang berbeda. Lebih asing semenjak kepergiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)