Desember. Bulan penutup di perhitungan Tahun Miladiyah. Jika diibaratkan dengan alur kisah yang utuh, dalam novel-novel atau film. Bulan ini ibarat epilog. Bagian cerita yang menjadi penentu akhir dari perjalanan kisah, sejak bulan pertama yang menjadi prolognya. Hingga penghujung Desember yang merupakan endingnya.
Atau jika kisah-kisah itu masih panjang perjalanannya, Desember adalah penutup bab pertama. Hingga awal Januari menjadi pembuka kisah di bab berikutnya. Sebab, seperti pendapat seorang sahabat, kisah-kisah yang ada di dalam novel, cerita, dongeng, film ataupun di kehidupan nyata sekalipun, tidak ada yang namanya ending. Kisah itu tidak ada yang benar-benar sudah tamat, selagi tokoh-tokoh yang terlibat dalam rangkaian kisah itu masih ada yang hidup. Seperti kehidupan ini, kisahnya akan terus berlanjut semenjak manusia pertama, hingga hari kiamat nanti. Yang tamat dan berakhir hanyalah si tokoh jika ia ditakdirkan menjemput ajalnya dalam sebuah cerita, bukan kisahnya.
Desember. Jika diibaratkan sebuah project besar, mungkin inilah deadline pengerjaannya. Waktu yang sudah seharusnya pekerjaan itu matang, hanya tinggal memoles komponen-komponen kecil untuk mempercantik tampilan.
Desember. Jika diibaratkan sebuah perjalanan jauh. Si musafir dalam pengembaraan. Barangkali ini penghujung penantiannya untuk pulang, sampai tujuan. Atau masa-masa semua keinginan dan harapan itu tercapai.
Desember. Jika diibaratkan seorang yang pekerja keras. Ini waktu-waktu berharga yang bisa ia nikmati untuk bersantai menikmati hasil jerih payahnya. Bersama keluarga dengan senyum yang mengembang. tawa-tawa riang anak-istrinya.
Desember. Jika diibaratkan sebuah pohon yang besar. Inilah waktu untuk memuai bunga-bunga itu menjadi bakal buah. Waktu bunga-bunga mulai bermekaran. Kumbang-kumbang berdatangan.
Desember. Bulan penghujung tahun. Si bungsu yang selalu menjadi pusat perhatian. Anak terakhir yang dimiliki Tahun, yang paling ringkih dan manja. Yang rentan kecewa. Rentan kegagalan. Dan menjadi ujung tombak penentu keberhasilan.
Desember. Boleh jadi untuk seseorang atau lebih banyak lagi jumlahnya, yang entah siapa itu, entah di mana ia. Desember adalah waktu-waktu terakhir ia mengukir kisah sejarah di dunia. Tidak ada pintu belakang untuknya melihat Januari, si anak sulung yang pemberani. Siapa yang tahu ajal seseorang. Tidak ada yang tahu.
Tapi Desember untukku. Desember harapan-harapanku. Semoga ia adalah Desember yang lebih banyak lagi membawakan kabar gembira. Menjadi tempat dan waktu yang baik untuk bertemu dengan seseorang yang mengutuhkan kisah-kisah perjalananku. Yang menjadi penentu ending di bab pertamaku. Desember menjadi 'pintu belakang' untukku menjumpai masa depanku di tahun-tahun kemudian. Di bab-bab berikutnya.
Desember yang lebih banyak lagi mengajarkan arti kesyukuran. Yang membimbing dalam pemahaman-pemahaman. Yang mendewasakan kesalahan-kesalahan masa lalu. Desember yang di ridhoi Tuhanku, dengan mengabulkan harapan-harapan itu. Semoga.