Hujan yang merintik riang |
Panggilan
itu membelah gemuruh hujan yang menderas. Tak lama dari berbagai
penjuru, laki-laki, pemuda, seorang ayah, orang tua sepuh menuju
rumahNya.
Ada yang berjalan santai menedengkan rumbai payung. Ada yang belingsatan berlari memayungkan sarung menutupi rambut dan sebagian muka. Ada yang tidak berlari -tapi tidak juga bisa disebut sedang berjalan, dengan telapak tangan melindungi kepala. Ada yang berjinjit dengan menggulung celana sampai dengkul, berkecipak-cipak melewati genangan air.
Ada yang berjalan santai menedengkan rumbai payung. Ada yang belingsatan berlari memayungkan sarung menutupi rambut dan sebagian muka. Ada yang tidak berlari -tapi tidak juga bisa disebut sedang berjalan, dengan telapak tangan melindungi kepala. Ada yang berjinjit dengan menggulung celana sampai dengkul, berkecipak-cipak melewati genangan air.
Bergegas untuk satu tujuan. Berjamaah.
Sungguh aku yang tengah duduk di samping bedug, menunggu muazin menyelesaikan seruan panggilanNya, demi melihat itu semua berdecak syukur berkali-kali.
Sungguh aku yang tengah duduk di samping bedug, menunggu muazin menyelesaikan seruan panggilanNya, demi melihat itu semua berdecak syukur berkali-kali.
Alhamdulillah... :)
BalasHapusAlhamdulillah :)
Hapus