“Sedang memperhatikan apa? Segitu seriusnya.”
“Ternyata benar ya, sesuatu yang
pernah terikat ketika pada waktunya dilepas akan meninggalkan bekas.
Seperti cabang pohon yang dicangkok ini. Ada luka terkelupas di kulit
dahan yang ditinggalkan calon pohon baru.”
“Haha... itu sudah jadi takdirnya. Tapi jangan berkecil hati dulu, ketika pohon baru dari cangkokan itu sudah tumbuh subur, mulai berbuah ranum, menjadi pohon yang rimbun. Kau sendiri yang nantinya akan tersenyum bahagia. Tunggu saja prosesnya, tidak akan lama lagi.”
“Buah dari keikhlasan ya. Dan hanya waktu yang berperan memperoses hasil baiknya.”
“Waktu yang berbaik hati mengajarkan tentang sebaik-baiknya melepaskan, menerima kenyataan. Tentang atau apapun itu.”
“Tapi jangan salah, tidak semuanya hasil cangkokan akan tumbuh baik sesuai harapan.”
“Tak mengapa, barangkali kita hanya sedang tidak beruntung saja. Selalu ada pelajaran baik setelahnya. Selagi masih memiliki hati yang lapang menerima.”
“Semoga saja demikian.”
saya meraba-raba maksud kedalamannya.
BalasHapuskalo saya puas yang saya besarkan dari biji deh Bang.., hehe
Kalau yang dari biji untuk pohon masa depan bang, buat anak cucu :D
Hapuskata2nya dalem banget ,, makna nya yang bisa di tebak tapi susah di ungakpkan
BalasHapus