Aku terbangun dengan sedikit terkejut. Lantaran, ketika mengulet, tidak sengaja lenganku seperti menyentuh wajah seseorang. Aku mengusap-usap belek mata. Mencoba memastikan, mencoba menetralkan alam bawah sadar, mengusir sisa rasa kantuk yang masih menggelayut mata.
Masya Allah! aku baru ingat. Ini adalah sepertiga malam yang pertama, kasurku terbagi kepemilikannya. Hahaha.... aku geli sendiri melihat kebodohanku. Bukankah wajah yang tidak sengaja ku sentuh tadi adalah wajah seorang perempuan yang sudah syah menjadi pendampingku. Tepatnya, baru genap sehari ia menjadi makmumku, yang akan menemani ibadah-ibadahku. Setelah akad nikah kemarin tentunya. Alhamdulillah.... Alhamdulillah...
Kemarin, setelah akad itu terucap sempurna. Tak henti-hentinya aku berucap syukur. Alhamdulillah, akhirnya Allah menepati janjinya memberikanku pasangan hidup, yang aku berharap akan setia selamanya. Pada akhirnya aku menetapkan hati untuk memilihnya. Mengisi bagian hati ini dalam ikatan janji-janji bahagia.
Aku tersenyum memperhatikan dia. Gemas. Tidak tega membangunkan tidur lelapnya. Lihatlah, dalam raut wajah lelahnya, ada kejernihan yang terlihat sempurna pada pandanganku. Wajah berseri yang akan mengisi hari-hariku selanjutnya. Ia yang ku harapkan selalu sedia berlayar bersamaku, apapun rintangannya nanti, sebesar apapun ombak ujian yang menerpa bahtera kami. Merenda keluarga kecil ini. Meretas kebahagiaan bersama.
Tak jenuh-jenuh aku memandang wajah teduhnya. Semoga saja ia tidak tahu kalau aku sengaja benar memperhatikannya ketika masih tidur. Menikmati getaran hati yang mendesir-desirkan rasa bahagia. Tulus kekaguman seorang suami kepada istinya sendiri. Sungguh aku perlu banyak bersyukur untuk ini, merasa telah dipertemukan dengan belahan jiwaku. Jodoh yang memang telah tercatat ditakdirkan untukku.
"Mas sudah bangun duluan ya!" Aku sedikit kaget, rupanya ia terbangun. Gemas sekali melihat caranya mengulet. "Kenapa? kok melihatku sambil senyum-senyum gitu?"
Aku salah tingkah, merasa malu ketahuan diam-diam memperhatikan dia. Bagaimana tidak akan senyum, lihat betapa menggemaskannya wajah di hadapanku ini.
"Jam berapa ini Mas? Kenapa nggak bangunin aku dari tadi?" Tanpa menunggu aku jawab, matanya sudah melihat jam dinding. Sambil tangannya melipat selimut.
"Sudah hampir subuh Dek, kayaknya kita bangun shalat malamnya kesiangan." Aku mengusap rambutku yang tidak gatal.
"Seharusnya sih nggak, kalau Mas nggak kelamaan diam-diam menatapku sambil senyum-senyum sendirian seperti tadi." Ia tertawa kecil. Tidak berani menatap langsung wajahku. Padahal sudah benar-benar memerah.
Tepok jidat, aku benar-benar tertangkap basah. Oh Tuhan, tak luput aku berdoa : Persatukan kami untuk selamanya hingga bahagia di surga-Mu. Ikatan suci ini akan selalu terjaga. Meniti sakinah. Penuh Kasih Sayang dan Rahmat-Mu.
"Mas gosok gigi dulu saja, tunggu sebentar ya aku buatkan air hangat untuk mandinya."
"Mas gosok gigi dulu saja, tunggu sebentar ya aku buatkan air hangat untuk mandinya."
Aku mengangguk, sembari menyambar handuk yang sudah ia siapkan. Lalu mengalungkannya ke leher, beranjak ke kamar mandi. Sebentar lagi adzan subuh berkumandang. Ah, mulai besok akan selalu ku pastikan menjaga sepertiga malam ini bersamanya. Hari ini, tak apalah kesiangan. Maklum, namanya juga pengantin baru. Ups!...
***
Coba menguraikan lirik lagu terbaru Edcoustic, berjudul :
Kau Ditakdirkan Untukku.
Terucap syukurku.. Aku memilihmu
‘tuk menjadi teman hidup setia slamanya
Belahan hati ini.. Kini tlah terisi
Aku dan dirimu mengikat janji bahagia..
Dan berlayarlah kita renda keluarga meretas hidup bersama
Aku bahagia ku dipertemukan belahan jiwaku
Tuhan persatukan kami untuk slamanya hingga bahagia disurga-Mu
Pegang tanganku, tataplah mataku.. Engkau ditakdirkan untukku
Ikatan suci ini.. Slalu ‘kan ku jaga
Meniti sakinah.. Penuh Kasih Sayang dan Rahmat-Nya...
‘tuk menjadi teman hidup setia slamanya
Belahan hati ini.. Kini tlah terisi
Aku dan dirimu mengikat janji bahagia..
Dan berlayarlah kita renda keluarga meretas hidup bersama
Aku bahagia ku dipertemukan belahan jiwaku
Tuhan persatukan kami untuk slamanya hingga bahagia disurga-Mu
Pegang tanganku, tataplah mataku.. Engkau ditakdirkan untukku
Ikatan suci ini.. Slalu ‘kan ku jaga
Meniti sakinah.. Penuh Kasih Sayang dan Rahmat-Nya...
lagu ini jadi favorit di playlistku akhir-akhir ini.
BalasHapusaku hampir basah membaca cerita ini. terhanyut... aaa..
semoga kita menemukan jodoh kita.. biidznillah ^_^
Begitukah? Aamiin. doanya ditambahkan sedikit Pit, semoga yang ditakdirkan itu sosok yang baik dan selalu mengajak pada kebaikan :)
HapusZie masih jadi agen silent reader yang terselubung, so ditunggu rigel selanjutnya. Penuh Fantasi Keren!
iya kak zie. emang sendu tapi manis lagunya. Coba deh beneran ada yang bernyanyi begitu buat pita nanti. hahaha
Hapusaamiin #pakehati
ha, rigel. serial rigel ini masih membutuhkan beberapa studi tentang manusia kloning. fantasinya ngawur abis
Aamiin nanti kalau udah ada minta nyanyi aja Pit. Hehe jangan lah minta mengkidungkan al-qur'an aja lebih romantis :D
Hapuspokoknya ditunggu lanjutannya.
hmmm.....renda hari-hari itu masih menjadi bayang........
BalasHapusInsya Allah secepatnya.
Hapusuuuh sweet bang, apalagi ada pengantin baru pengantin barunya, greget sekali :p
BalasHapusHush masih kecil udah greget greget aja :P
Hapusantes kmana aja? gak tahuna
BalasHapusbarakallahu fiikum :0 duh pengantin baru begitu capeknya..
smoga menjadi keluarga sakkinah mawaddah wa rahmah.. aloohumma aamiin.
salam buat isterinya...
Hoho salamnya nanti disampaikan kalau sosoknya emang benar benar udah ada ya Nur... Fiksi ini :D
Hapus