"Kenapa kamu memandangnya begitu dalam? Apa ada sesuatu di atas sana?"
Aku menoleh ke arahnya barang sejenak, lalu kembali menatap langit malam. Ada purnama penuh sedang siaga di bawah tempat kami berdiam.
"Kalau ada laron-laron yang bisa terbang ke angkasa, mungkin mereka sedang mengerubuti bulan malam ini."
"Begitukah? Apa spesialnya?" Ia menjawil sejumput rumput. Mungkin sudah bosan karena kami hanya terdiam sedari tadi. Sibuk dengan keheningan masing-masing.
Aku tersenyum tipis. Setidaknya bulan itu bisa mengalihkan kekikukkanku yang tak banyak ide untuk memulai percakapan ini.
Ah barangkali bukan hanya bulan yang sedang dikerubuti laron. Telapak kakiku juga sudah kesemutan.
Aku menoleh ke arahnya barang sejenak, lalu kembali menatap langit malam. Ada purnama penuh sedang siaga di bawah tempat kami berdiam.
"Kalau ada laron-laron yang bisa terbang ke angkasa, mungkin mereka sedang mengerubuti bulan malam ini."
"Begitukah? Apa spesialnya?" Ia menjawil sejumput rumput. Mungkin sudah bosan karena kami hanya terdiam sedari tadi. Sibuk dengan keheningan masing-masing.
Aku tersenyum tipis. Setidaknya bulan itu bisa mengalihkan kekikukkanku yang tak banyak ide untuk memulai percakapan ini.
Ah barangkali bukan hanya bulan yang sedang dikerubuti laron. Telapak kakiku juga sudah kesemutan.
Mungkin memang ada laron angkasa. Tapi untuk laron dari bumi kayaknya nggak ada. Dia akan terbakar sebelum sampai sana. (*nggak nyambung ya sob. ceritanya terlalu dalem bagiku)
BalasHapusKalaupun ada laron angkasa, kekuasaan Allah SWT semata :)
BalasHapus