Kau tahu tembok apa yang paling sulit
dirobohkan? tembok hati yang terlalu keras kepala. Terlalu menutup
rapat-rapat ketukan nasihat. Terlalu cuek dengan pendapat-pendapat yang
berdatangan. Terlalu tebal dirembas air-air kata-kata teguran. Tembok itu seakan terbuat dari lapisan baja yang paling
keras. Dililit oleh rantai-rantai besi bercincin besar. Butuh tenaga
super ekstra untuk menjebolnya dari luar.
Dan kau tahu tembok apa yang paling mudah rapuh? tembok hati yang menyimpan rasa bersalah. Yang diam-diam tidak berdaya memikul keras kepalanya sendiri. Yang diam-diam kecut oleh perbuatannya sendiri. Terlalu malu memandang kecewa yang telah dibuatnya sendiri. Saking rapuhnya, bahkan tembok itu bisa roboh begitu saja, uniknya justru dari bagian dalam. Ia roboh sendiri luluh lantah terjerembab tak harus ada beban berat yang menghantam.
Begitulah sisi lain hati, justru ia lebih sering kalah oleh ulahnya sendiri, egonya sendiri, oleh ketidakberdayaanya sendiri.
*kapan-kapan dibuat cerpennya :)
postingan sebelumnya [Untuk diri] :persoalan (jawaban) kejujuran
Dan kau tahu tembok apa yang paling mudah rapuh? tembok hati yang menyimpan rasa bersalah. Yang diam-diam tidak berdaya memikul keras kepalanya sendiri. Yang diam-diam kecut oleh perbuatannya sendiri. Terlalu malu memandang kecewa yang telah dibuatnya sendiri. Saking rapuhnya, bahkan tembok itu bisa roboh begitu saja, uniknya justru dari bagian dalam. Ia roboh sendiri luluh lantah terjerembab tak harus ada beban berat yang menghantam.
Begitulah sisi lain hati, justru ia lebih sering kalah oleh ulahnya sendiri, egonya sendiri, oleh ketidakberdayaanya sendiri.
*kapan-kapan dibuat cerpennya :)
postingan sebelumnya [Untuk diri] :persoalan (jawaban) kejujuran
Yang paling ditakutkan memang itu.. terlalu kecewa akan suatu hal padahal sebenarnya masalah datang akibat ulahnya sendiri lalu perlahan hati mulai mengeras, jadilah nasehat apapun tak akan mempan! (pengalaman teman). Niat hati ingin membantu malah dicela dan dihindari. Hmmm, semoga kita terhindar dari tembok penghalang itu :)
BalasHapusNah! ternyata memang banyak ya fenomena seperti itu..
Hapuskalau saya termasuk yg mana yah?
BalasHapuskokoh apa rapuh ...hehehh. ditunggu cerpennya mas :)
Hayooo yang manaaa??? Insya Allah ya kalau ada mood hihi...
Hapushalus sekali bahasanya sob..keren :)
BalasHapusditunggu deh cerpennya,.
Terima kasih mas, Alhamdulillah
Hapusohh kalo Bang Uzay, jangan ditanya soal kehalusan deh, hihuii
Hapus*nyengiir ngasah golok
Hapussepertinya saya baru ya disini? hehehehe slm knl ya?
BalasHapussalam kenal juga.
Hapusbukankah nasihat,pendapat dan teguran itu menjadi bahan penguat berdirinya tembok hati, karena kalau tidak bisa menerima bahan teguran,nasihat dan pendapat tentunya tembok itu telah hancur berkeping-keping :-)
BalasHapusSeharusnya ya bang hari... benar sekali. Sepakat!
Hapushmm..saya termasuk yang mana ya...?
BalasHapusditunggu cerprnnya...:-)
Ayo yang manaaaa??
Hapustembok hati hampir sama dengan tombo ati.hehe
BalasHapusHaha bisa bisa...
Hapuswehhh mantaaapp.
BalasHapusdi tunggu ajah mas cerpen nya nih .
okeeeey,...
Hapuspengejewantahan qolbun mayyit, mungkinkah?
BalasHapusSaya termasuk orang yang belum tau tuh arti jewantahan? apa ya beberapa pernah nemuin di novel.
Hapuskalau tidak salah (semoga benar), artinya itu manifestasi atau perwujudan, kak
Hapusbegitukah? soalnya di KBBI dan artikata.com nggak ada.
Hapuskata dasarnya ejawantah kak [kalau tidak salah juga]
Hapusokelah nanti dicari tau lagi ya :) lumayan untuk menambah pembendaharaan kata :)
Hapussaya komentarnya kapan kapan yah, setelah ada cerpennya, pasti seru dan mengharubirukan deh
BalasHapushalahh
Hapusbegitulah si mamang lembu ya bang
HapusHm.. Mungkin hati gue bukan tembok, tapi jerami! Yang kering karna gak ada siraman rohani dan mudah terbakar oleh emosi dan amarah...
BalasHapusJangan deket-deket tabunan ya sak..
Hapustembok juga lama2 rebah Bang, kalo kena gerimis setiap saat.
BalasHapusIya hatipun begitu kalau udah dapet hidayahNya.
Hapusmantep nih bang uzay postingannya. saya setuju sekali. saya pun pernah merasakan menjadi tembok yg kokoh maupun yg rapuh.
BalasHapusdi tunggu ya bang cerpennya :)
Sama, mungkin setiap hati akan pernah merasakan hal yang sama.
HapusInsya Allah ya...
idem...
HapusT__T
hiks hiks makjleb banget.. kadang rapuh, kadang kokoh :(
BalasHapusnah nah nah! :D
Hapus