Ada manusia yang hanya bisa menjadi 'alarm' untuk orang lain. Padahal ia sendiri
hanya diam di tempat, tak banyak berperan. Hanya sebatas itu, menjadi alarm.
Perihal di atas jika saja sedikit luang untuk kita pikirkan, sedikit banyak akan ada hal yang menggelitik sekali. Membuat gatal hati. Banyak yang akan terkuak akan rahasia kecilnya.
Lihat saja, berapa banyak orang yang hanya bisa mengatur ini itu dengan kuasanya, cerewet sekali tentang banyak hal seperti alarm, bilang harus tepat waktu, harus segera selesai bla...bla...bla... tapi dirinya sendiri hanya uncang-uncang kaki, mengepulkan asap rokok atau sibuk dengan telpon gengamnya.
Lihat saja banyak orang yang gemar sekali menyerukan kebaikan, gemar sekali menasehati perkara-perkara sederhana, tentang ini itu yang katanya bermanfaat untuk orang lain jika dilakukan. Harus bla...bla...bla... Seperti alarm menjadi pengingat orang lain. Tapi lihat sendirinya diam-diam melakukan kerusakan, tak sadar akrab dengan kecurangan. Hanya diam di tempat tapi mulut sibuk mengkoreksi orang lain.
Lihat saja banyak orang yang rajin sekali mengajak orang lain untuk bangkit berdiri, melanjutkan mimpi yang tertunda, tentang masa depan yang harus segera dikejar, katanya tidak ada waktu lagi untuk sekedar mengeluh, berleha-leha, bersantai ria. Seperti alarm, mengagetkan kesadaran orang yang sedang bengong, sedang bingung, melamun atas kegagalannya bla...bla...bla... Tapi lihat sendirinya berantakan, hidupnya tidak karuan, masa depannya duduk berdebam tak ada kemajuan.
Lihat saja banyak orang yang benar-benar seperti alarm, bunyi berkali-kali, cempreng sekali membuat orang lain terganggu. Tidak nyaman. Sekali alarm itu ditakol langsung diam, besoknya kembali lagi cempreng, melengking nyaring. Seperti jam beker jadul, digetok lagi diam tak berkutik. Lihat yang diberisikin tetap sibuk mendengkur, alih-alih bangun malah menutup telinganya dengan bantal, keras kepala atas perubahan. Yang menjadi alarm apa yang bisa ia perbuat? Ia hanya bisa melengking nyaring tidak bisa berbuat banyak.
Dan contoh kecil lainnya jika kita mau memikirkan. Tapi bagaimana pun, ada kalanya kita membutuhkan alarm, membutuhkan 'ganguan kecil' nya ketika kita terlalu asyik tertidur. Terlalu nyaman untuk tidak melakukan perubahan yang membawa hidup kita lebih baik. Orang lain yang selalu peduli mengingatkan, mendorong dan menampar keras-keras.
Dan boleh jadi, kita juga pernah menjadi alarm yang menjengkelkan untuk orang lain, yang hanya bisa bunyi tanpa usaha -berbuat banyak- untuk diri sendiri.
Mohon maaf belakangan ini tidak terlalu continue dalam memposting tulisan baru. Saya lagi mencoba kembali ke dunia lama, menulis yang lebih panjang di dunia nyata. Mohon maaf juga belum singgah ke tempat sahabat blogger sekalian. :)
BalasHapusMungkin saya nantinya juga akan lebih banyak hiatus.
Hapusiya bang gpp :)
HapusEh, banyak yang sama ya ternyata, bakalan sering hiatus karena harus menyelesaikan tulisan panjang...
HapusTidak apa-apa kok, akan tetap ada para pembaca yang setia menunggu. Aku, salah satunya :)
Hapushueeee iya ya, kadang sok-sokan ngingetin orang ini itu, tapi diri sendiri lupa dibenerin :/
BalasHapuskenapa tuh mas,ko bisa begitu,samasaya juga jarang berkunjung.sekarang baru bisa berkunjung kembali,terima kasih artikelnya.sangat menarik.
BalasHapusngena bagd kata2nya
BalasHapussaya jadi malu sama dirisendri Allohu Akbar mari ingatkan sesama. my self, your self
refleksi untuk kita bersama ya Bang Uz. manusia biasa, kadang hanya pintar sebagai pengamat bola yang piawai dalam teori, tapi tak berdaya dalam pelaksanaan.
BalasHapuskebenaran terkadang sulit di terima sama orang lain, tapi cukuplah menjadi alarm sebagai pengingat saja
BalasHapusHanya bisa menunjuk tanpa memberi contoh. Alarm yang bikin pekak telinga.
BalasHapusduh, langsung jleb jleb bang tulisan ini :(
BalasHapusjadi ingat kata-katanya ustadz Salim A Fillah yang saya sangaaat suka: "Menjadi da'i adalah memperbaiki diri agar kian mudah dinasehati. Sebab semua ucap lebih dekat ke telinganya dibanding lawan bicara"
Jangan sampai saya jadi alarm yang kena takol :D
BalasHapusIbda' bi nafsik, dimulai dari diri sendiri... Melakukan apa yang kita serukan pada orang lain untuk melakukannya, karena contoh nyata akan lebih bermakna ketimbang kata (itu bagi yang dekat), tapi kalau bagi yang jauh., tidak apalah saya menjadi alarm yang cerewet karena yang jauh tidak dapat melihat, hanya sebagai 'benda'
mereka yang seperti itu seperti motivator yang tidak bisa memotivatori dirinya sendiri menurut saya.
BalasHapusMemang terkadang hanya bisa menjadi alarm bagi orang lain. Tapi setidaknya dengan memberi alarm pada orang lain, kita juga mendengar alarm itu juga kan. Saling memberi nasehat itu baik sekali. Namanya manusia ada sifat pelupa juga.
BalasHapusalarm untuk diri sendiri yang sering terlupa, tapi memang begitu adanya semua terjadi karena ada perhitungan untung & rugi,
BalasHapusHahaha..... perlu kesadaran diri nih buat jadi alarm :D
BalasHapus