Diam-diam mendoakan, diam-diam memupuk harapan. Diam-diam
menunggu jawaban atas pertanyaan yang tak pernah tersampaikan.
Diam-diam mengagumi, diam-diam memberi arti, diam-diam selalu peduli. Diam-diam kehilangan yang tak pernah di miliki.
Diam-diam bertahan, diam-diam selalu percaya, Tuhan akan tahu harapan hati yang mendoakan
diam-diam.
Diam-diam jemu, diam-diam mulai meragu. Diam-diam lelah akan perjuangan yang semu, diam-diam letih sendiri menunggu.
Pelan-pelan melepaskan, pelan-pelan menerima keadaan.
Pelan-pelan berbenah dari kebiasaan-kebiasaan. Pelan-pelan menelan pahit perpisahan
yang sekalipun belum pernah berjumpa pertemuan.
Kuat-kuat beranjak dari penyesalan. Kuat-kuat melupakan masa
silam. Kuat-kuat melawan rasa rindu yang dalam. Kuat-kuat membuang harapan yang selalu sendirian.Pelan-pelan merelakan, pelan-pelan berdamai dengan kenyataan. Pelan-pelan membuka hati untuk menerima perpisahan.
Kuat-kuat mengacuhkan perasaan. Kuat-kuat membuang sisa-sisa harapan. Kuat-kuat melupakan kenangan menyakitkan. Kuat-kuat membuka hati untuk menatap masa depan.
Senja sedang berbenah, kamu masih saja meributkan warna apa yang lebih dominan. Bukankah lebih baik siap-siap berteduh di malam ini. Seharusnya begitu, senja itu masa lalumu, malam ini proses kesembuhan harapanmu, esok pagi perjalanan masa depanmu.
Pikiranmu saja masih ada di senja itu.
Harapan oh harapan, terkadang sukar dicerna rasa.
Logikanya mana bisa hati merasa kehilangan sesuatu yang wujudnya saja
tidak pernah ada. Tapi harapan itu juga pada akhirnya yang membuat
kehilangan itu terasa nyata.
bang Uz... ini bukan realita kan?
BalasHapusHehe sudah menjadi semi fiksi bang dari curhatan teman. Coba kasih masukan seperti hal di atas.
HapusDiam-diam bertahan, diam-diam selalu percaya, Tuhan akan tahu harapan hati yang mendoakan diam-diam.<==gimanaaa gitu bacanya, hahhah :p
BalasHapussaya suka...
BalasHapusdiam-diam sering menjadi pilihan yang baik saat berurusan dengan perasaan..