DariMu, UntukMu, KepadaMu
Ketika ku yakin, segala yang ada menjadi mungkin.
Ketika ku sabar, jalan yang ada terbentang lebar.
Ketika ku bersyukur, nikmat yang ada berlimpah subur.
Ketika ku berdoa semua harapan insya Allah menjadi nyata.
Ketika ku mengadu kepadaMu, permasalahan dunia terasa mudah, seakan mengecap semanis madu.
Ketika ku pasrah, menggantungkang nasib kepada Sang pemurah.
Ketika ku cinta, menggetarkan hati ke relung jiwa.
Ketika ku rindu, didekap mesra kasih berpadu.
Hidup matiku menuju-Mu, Tuhan yang menjanjikan semua itu.
Sujud sembahku hanya kepada-Mu. Tuhan yang menganugerahkan semua itu.
Yakin, Sabar, Syukur, Pasrah, Mengadu, Berdoa, Cinta, Rindu.
UntukMu, Pemilik nyawaku.
(catatan 05 Desember 2012)
..............................................................................................................................................................
"Dari mana kamu berasal? Rabbmu. Ke mana kamu
akan kembali? Rabbmu. Jadi, percayakanlah semua kepada-Nya, semua sudah
tertulis rapi di sana. Cepat atau lambat pada waktunya kamu akan
memerankannya."
"Jadi pasrah gitu aja Pak?"
"Tentu
tidak anakku. Kamu bisa menyodorkan kepada-Nya proposal keinginanmu.
Tunjukkan dengan cara yang santun, ini loh yang aku inginkan ya Rabb,
ini loh yang aku dambakan ya Rabb. Kalau
masih belum diterima, berusaha lagi buat proposal yang lebih menarik,
lebih menyentuh-Nya. Dengan cara terbaikmu, berdoa, ikhtiar, lebih
mendekatkan diri. Ketika diberi pilihan oleh-Nya atau kamu bimbang karena
terlalu banyak keinginan, istikharahlah, kembalikan keputusan itu
kepada-Nya. Karena ingat, semua kebaikan berasal dari-Nya. Dan Dia
tempat untuk kita kembali."
(catatan 4 November 2012)
..............................................................................................................................................................
Nasihat seorang bapak kepada anak laki-lakinya, "Carilah pendamping hidup selembut kasih ibumu."
Nasihat seorang ibu kepada anak gadisnya. "Jangan sampai salah memilih pemimpin, carilah yang sebijak ayahmu."
Karena ibu dan bapaklah yang sudah mengecap cinta yang sesungguhnya.
(catatan 5 November 2012)
Haseekkkk...pertamax.
BalasHapusPuisinya bagus mbak....keren banget. bisa nih saya jadikan inspirasi :)
Aduuuh masih aja ada yang panggil Mbak :)
Hapuskalo aku sih gak usah nyari lagi pasangan.udah nemu soalnya..
HapusAlhamdulillah ya bang, waaah ~
Hapusrasain dipanggil Mbak.
Hapusuntung bukan Budhe, wkwkwk
dasar Mbak Indah ini memang parah.
Indah P.
Indah Parah
Udah biarin aja... tiap saat saya juga dipanggil mas sama yang dari Brebes :D
HapusHallooo mas Gen-Q :D
Hapus*cuekinbangzach*
hihihiii, tulisannya perasa banget. jadi di panggil mbak mungkin.
BalasHapuszie, knp klo baca tulisanmu kok hatiku merinding ya..
Aduuuh ada lagi yang bilang seperti itu hihi....
Hapusdikembalikan kepada yang menilai aja deh, cuma berharap semoga nggak mengecewakan :)
Aduuuh, kenapa ya? tak tahu itu kan hatimu :D
haloo Mbak Uzay...
Hapus*ngakakganteng*
Hapusbeneran kerenz kata-katanya, menyentuh..
BalasHapusdalam banget, ngena gitu bacanya...:-)
Alhamdulillah kalau mengena :)
Hapusyang terakhir bagus tuh,,, soal ibu yg menasihati seperti bapak dan bapak yg menasihati untuk mencari pendamping seperti ibu :)
BalasHapusAlhamdulillah, terima kasih bang apresiasinya.
Hapussalam kenal :)
BalasHapuspuisinya bagus,, memang segala sesuatu kalau didasari kepada Tuhan YME akan terasa indahnya
Saya sangat setuju dengan bang satujuan, salam kenal juga.
Hapus"Dari mana kamu berasal? Rabbmu. Ke mana kamu akan kembali? Rabbmu." << ini ngingetin sama waktu malam jurit, simulasi kematian, menyusuri jalanan gelap, dan tiba2 di suatu pos, ada yg bertanya dengan lantang "Maa Robbuka?" wrrr.. baru simulasi aja udah merinding begitu :(
BalasHapusbtw, soal pesan orang tua utk cari2an pasangan hidup, jaman sekarang kayaknya ada juga bang yg pesan ke anaknya supaya kalo cari suami, jangan yg kayak bapakmu.. atau, kalo cari istri, jangan kayak ibumu u,u
Itu versi yang searah mbak Din, ini versi yang bersilangan, ibu yang terlalu suka dengan sosok suaminya, ayah yang terlanjur cinta dengan sosok istrinya :D
Hapusnti kalo anak2 saya sudah gede, pesannya kayak gitu tuh bang, cari suami mesti yg kayak bapaknya.. yg lebih baik dari bapaknya kalo bisa :')
Hapusdan kalo cari istri, harus yg jauuuh lebih baik daripada saya u,u
Kyaaaaa, ikutan bilang gitu juga ah nanti :)
Hapusmampir di dari-Mu, Untuk-Mu, Kepada MU, tapi cuman mo ngajak ronda sama urunsaran kalau bisa klik banner distel terbuka di tab baru kaia milik saya, jadi ngga ganggu halaman utama...mangap cuma saran loh.
BalasHapusNah ini dia yang harus dipelajari dulu bang caranya haha
Hapussiip nanti coba dipikirin.
sang pertamax kehipnotis ama tulisan elo tu zay... hehehe, #mbak?
BalasHapusjangan-jangan ada konspirasi sama lo ya sak? *ehjadinuduh
HapusBang Uz, kadang kompensasi perasaan galau, jika dituangkan dalam tulisan yang bervisi, jadinya bagus sekali ya.
BalasHapus(lagi galau kan saat ngetiknya.. sok tau? biarin, haha)
Dimana-mana banyak tulisan galau pak... cuma beda-beda tipis ekspresinya :D
HapusMaaf sekali bang zach, jawabannya nggak, coba telisik itu ada keterangan diambil dari catatan fb tahun kemarin hihi...
HapusBegitukah Gen? sepertinya pengamat ekspresi galau nih hehe...
Dua nasihat yang sangat bijaksana, dikeluarkan oleh mereka yang sudah merasakan cinta yang sesungguhnya.. Keep shabr :)
BalasHapusYuhuuuu, begitulah kira-kira...
HapusAyo di keep :)
Wooww..
BalasHapusThanks postingannya menggebrak hati..
hehehe
sama-sama
Hapus