Langit malam sempurna menjadi kelambu dunia. Siap meninabobokan
tubuh-tubuh letih sebagian makhluk yang berada di dalamnya. Tapi malam belum
berhasil membujukku terlelap. Aku masih terjaga di bawah langit-langit kamar dengan
cahaya lampu temaram. Masih asyik mengolah kata, meraciknya menjadi bumbu-bumbu
penyedap kisah. Agar bait demi bait terasa lezat tersaji di cawan hati yang
hangat. Hmm... rasanya rindu ini belum juga merdeka dari jarak yang masih saja
bersengketa.
Adakalanya hembusan angin begitu lembut menyentuh bibir telinga. Aku
sampai memejamkan mata meresapinya. Benar-benar ada isyarat rindu di sana.
Kembali aku meliak-liukkan jemari. Bermain dengan deretan abjad,
mengkombinasikan huruf-huruf vokal dan konsonan menjadi lebih bernada. Lihatlah
aku kembali menciptakan satu tokoh yang menurutku sepertimu. Atau mungkin aku
memang lagi-lagi menulis tentangmu? Yang pasti aku sendiri sudah jatuh cinta
dengannya, tokoh yang menggambarkanmu.
Aku teringat dengan secarik kertas yang kamu selipkan di bukuku waktu
itu, sehari sebelum kamu pamit (lagi). Kamu menuliskan kata-kata yang membuatku
tertawan. Katamu, aku berhasil merajut benang-benang cerita, kisah yang selalu
kamu bawa ketika pulang. Tentang perjalanan cita-citamu itu. Katamu aku
berhasil menjahitnya menjadi sebuah gaun-gaun kisah yang indah dan berkesan. Hmm,
sebenarnya bukan aku yang membuat semua itu terasa indah, tapi semangatmu yang
membuat aku ikut terbakar ketika menuliskannya.
Sebelum aku semakin terkontaminasi dengan rindu ini, aku sudahi saja
pengolahan kata malam ini. tapi sebelum itu, pada bisunya malam aku selipkan
tanya, esok hari apakah aku masih bersama waktu menjumpanya. Dia yang malam ini
hanya kusapa lewat doa. Mendoakanmu dengan mata terpejam, satu cara diam-diamku
yang kusuka. Meresap senyam dalam bulir-bulir harap. Perlahan aku memutik
rindu, dari tangkai-tangkai harap yang dibisikkan malam. Tentangmu dan masa
depan yang mengikutimu. Masa-masa perjanjian waktu yang menepati jumpa. Dalam gentingnya
hati menunggu pasti. Kamu akan segera kembali.
Satu catatan kecil yang kuselipkan pada secarik kisah ini, meski
matahari sudah berjam-jam meninggalkanku tidur. Tapi rindu untukmu tidak akan
pernah terbenam, senada dengan semangatmu yang tidak mudah tenggelam.
Cukup untuk hari ini, selamat malam kamu, selamat bermimpi :)
***
Sebilah tulang rusuk bernama Rayyan.
Dari kecil kita memang sudah berbeda, kamu yang lebih cenderung pendiam
sedangkan aku bawel. Kini kamu benar-benar terbenam menggeluti duniamu. Berteman dengan kata-kata. Dan aku
berusaha mengejar akhiratku. Membina ilmu di pondok guruku. Ya, jalan kita memang berbeda, aku berdoa suatu saat
perbedaan itu jua yang akan membawa kita menuju istana yang sama. Istana kemegahan
cintaNya. Semoga.
(Dilla Arkadia)
Ini...? wew.. keyen banget.. rangkaian kata-katanya indah :D
BalasHapusBegitukah? Alhamdulillah :)
HapusKata orang yang namanya "obat" dari penyakit "Malarindu" adalah ketemu langsung sama orang yang dirindukan hiheiheiehiehiehiheie
HapusObat mujarab ya kang asep :D
HapusGaya atau cara menyampaikan ras rindu, bakat jadi penulis novel nih.
BalasHapusWaaah belum bang masih butuh banyak belajar :)
Hapuskan udah jadi penulis...
Hapuskalao gitu belajar jadi penulis
HapusBelajar jadi penulis blog :D
Hapusberbakat jadi embahnya fiksi .. keren ... sudah jelas arah blognya ya .. puisi .... lanjutkan bang
BalasHapusalamak tua sekali dibilang mbah, ga enak ah sama yang lebih lihai bisi pamali saya mah mau jadi yang biasa biasa aja :P
HapusWaktu sampai kapan engkau memburuku, menunggu badanku biru disapu rindu, menyepoi di timangan kisahku, meratapi kebodohanku di ujung semu, hingga mendung menggemuruh, aku masih selalu menunggu, berangan-angan berkasih sendu, dengan kekasihku
BalasHapusaduuuh serem kalau sampe biru semua gara-gara rindu hehe...
HapusKereeeeeen rimanya :)
terkontaminasi rindu? semakin menghidupkan atau sebaliknya?
BalasHapusyang ditakutkan yang melalaikan. semoga saja tidak :D
Hapusrindu serindunya..kala kita mendoakan segala kebaikan untuk yang terindu dan tanpa sepengetahuannya,,maka itulah kerinduan sejati :-)
BalasHapusMasya Allah benar sekali bang, seperti halnya doa kebaikannya kembali juga untuk kita. :)
HapusSemoga dipertemukan ya sob. Pasti ada misteri dibalik semua itu.
BalasHapusKesan pertama disini:
1. wah domain baru yang fantastis :-)
2. tampilannya keren banget sob
3. sebenernya azura itu siapa, apakah nama lain uzay
*mengenai pertanyaan sobat, ane jawab disini ya:
Untuk membuat objek melayang, yang mengontrol adalah {position:fixed;}
Sedangkan posisinya diatur oleh attribute {top, left, right dan bottom} yang nilainya bisa dalam pixel atau persen.
contoh:
1. Posisi kiri bawah (menggunakan internal css)
<style type="text/css">
#tetap {position:fixed; left:0px; bottom:0px;}
</style>
<div id="tetap"><img src="url gambar kamu" /></div>
2. Posisi kanan bawah (menggunakan inline css)
<div style="position:fixed; right:0%; bottom:0%;">
<img src="url gambar kamu" />
</div>
Kamu bisa menggunakan salah satu metode diatas (mau internal css atau inline css)
Jika yang ingin dibuat melayang adalah sebuah widget, ganti kode gambar dengan kode widget.
<img src="" /> dihilangkan dan diganti dengan kode widget atau gadget
Makasih bang, udah sukses caranya :D
Hapussungguh manis.
BalasHapusThis is sweet and you're very talented, bang.
Keep it up! :)
Belajar banyak dari Aul :)
HapusWooowwwww....
BalasHapusWooooooW2
HapusSemoga segera dipertemukan hihihi
BalasHapusKucingnyaaa lucuuuu
Aamiiin....
HapusMaksih Mba Un..
wowww...part awal aja menarik untuk dibaca, dan syukurnya lagi endingnya diakhiri dengan indah...
BalasHapusTerima kasih mas Huda Alhamdulillah.
Hapusrindu, semakin menjadi ketika kita tahu dimana letak rindu tsb ada :)
BalasHapusBukankah yang tidak diketahui yang lebih tidak terarah hehe
Hapusaku ga paham, Dilla Arkadia? Rayyan? maksudnya ini cerita soal lesbian yah?
BalasHapusbtw, zay thank you yah koreksi2mu di ceritaku. hekhekhek sering2nyaaa :D
Rayyan kan nama cowo Nes. jadi nggak mungkin lah dia lesbi.
HapusCuma ngikutin intruksi kamu aja, kan disuruh di kritik hehe...
oh namanya kaya cewe :3
Hapusih thank you yah. di blog emang aku ga rubah. tapi di softcopy-nya aku edit kok berdasarkan masukanmu. thank you yah. :)
justru perbedaan itulah yang menyenangkan. selamat merindu :)
BalasHapusYahaaaa menyenangkan jika diterima dengan apa adanya. Sedang tidak merindu. Tokoh fiksinya mungkin :D
Hapusjam istirahat saya nikmati dengan mencerna kata-kata Bangt Uzay di postingan di atas.
BalasHapusSambil bekerja juga asyik bang baca cerpenmu tadi, meskipun panjang panjang hehe...
Hapussudur pandang orang pertama lagi, sukaaaaaa
BalasHapuslanjutkan bang lanjutkan :D
Apa yang dilanjutin? ini udah skak. Ganti cerita ah..
Hapusiya maksudnya gitu, kan ikutan pak BeYe gitu, lanjutkanlanjutkan -_-
HapusAh gue nggak pernah memilih bang beye ka, jadi ga tau semboyan dia apa haha
Hapuskeren banget ceritanya
BalasHapuscerita2 bang uzay seharusnya dijadiin novel dan dikirim ke penerbit bang :)
Waaah belum, masih sebatas nulis cerita pendek, kalau novel panjang to. Btw trims masukannya :)
Hapuskeyyeeeennnn... kata katanya itu lho, so sweeettt... kapan ya aku bisa menulis kaya bang uzay ini?hihihihi
BalasHapussuka banget kosa katanya bang :D
Bisa pasti, ayo coba tulis nanti di baca :)
Hapusrindu yang nyata adalah inginnya seduhan kopi menghirup kembali aroma asap-yang telah mengepul tinggi menjauh dan pergi... keren nih Bang cerpennya bisa diikutin ke lomba cerpennya Rectoverso :)
BalasHapusAh malu ah sama mbak Dee hihi jadi pajangan diblog ini aja :)
Hapusgw harus bilang wow..
BalasHapus#saya lagi ngubek2 blog kamu uzay..hehe