Ku nikmati getaran itu dengan perlahan. Sesekali menutup mata dan menghirup napas panjang, berharap getaran yang aku rasakan semakin terasa lama, tidak terputus. Tidak menjeda.
Oh, Tuhan mata ini mulai memainkan salah satu perannya, yang jarang sekali aku saksikan sendiri. Peranan kecil namun berarti di hati. Ya mata sendu ini mulai basah, bukan karena basuhan air. Karena sejatinya aku masih terpaku oleh nada dahsyat itu. mataku basah karena getaran itu semakin kuat dan meresap ke palung hati. Getaran kerinduan, yang sempat aku lupakan, seolah aku tertampar, bahwa saat ini aku bersalah. Bersalah pernah melupakan getaran itu. Bersalah pernah menapikkan rindu di dada.
Oh, Tuhan ke mana saja aku ini, seolah-olah telah lama aku lupakan satu-satunya kekasihku yang sejati. Padahal aku tahu demi nama Tuhan, sedikit pun dirinya tidak pernah lupa kepadaku. Betapa malunya aku Tuhan, aku lebih ingat kapan mereka di lahirkan, sorak sorai bersemangat, dalam canda tawa, suka cita, larut dalam kebahagian mereka. Kenapa aku lebih merasa bersalah ketika aku lupa hari bahagia mereka. Ya ketika sahabat-sahabatku atau orang-orang di sekelilingku bertambah usia. Seolah aku melupakan kekasihku sendiri Tuhaan.
Aku begitu Rindu, Rindu masa-masa kecilku dulu, yang selalu saja diajarkan oleh ibunda untuk selalu menyebut namanya. Dalam lantunan Shalawat. Apakah bunda sengaja hari ini, agar aku terbangun, terbangun dari sikapku yang semakin melupakannya. Atau ini hanya kebetulan? ya apapun itu sunnguh getaran itu masih aku nikmati. Menari-nari di relung hati.
Aku begitu Rindu, Rindu masa-masa kecilku dulu, yang selalu saja diajarkan oleh ibunda untuk selalu menyebut namanya. Dalam lantunan Shalawat. Apakah bunda sengaja hari ini, agar aku terbangun, terbangun dari sikapku yang semakin melupakannya. Atau ini hanya kebetulan? ya apapun itu sunnguh getaran itu masih aku nikmati. Menari-nari di relung hati.
Aku nikmati irama demi irama dalam kepingan CD itu, sampai habis. bait tiap bait membuat aku semakin termenung. Dalam tiap getaran namanya, untaian Shalawat, dalam cinta & rindu Sang Kekasih hati -Nya. Sungguh aku nikmati getaran-getaran itu, dengan satu Doa kelak nanti aku benar-benar bisa berjumpa dengannya.
Sepanjang zaman cahayamu paling terang. Sealam semesta beserta isinya cahayamu menakjubkan. Menentramkan sanubari. Membasuh lembut bulir-bulir rindu di hati. Kekasih Rabbku. Tauladan hidupku. Cahaya di atas cahaya. Cahaya dari sumber cahaya. Seluruh makhluk bershalawat kepadamu. Tertunduk penuh harap akan syafaatmu. Menangis rindu bertemu dalam naungan cahayamu. Wahai lelaki terbaik, rinduku segera ingin berputik. Bibir dan hati berirama menggema, mengkidungkan shalawat atas namanya. Muhammad Rasulullah tercinta.
Allahumma solli wasallim wabarik 'alaih...
Selalu rindu Baginda Rasul setiap waktu :')
BalasHapusalhamdulillah bisa mengingat akan betapa besar waktu mempertemukan rasa itu. bersholawat memujiNya.
BalasHapusJika bersholawat hatiku juga merasakan getaran yang berbeda.
Asyhadu anlla illa ha illlallah
wa asyhadu anna muhammadarrosulullah.
$_________$
bercerita cinta dalam kerangka ukhrawi, sungguh dewasa. bang uzay bisa membuat saya minder abis. saya minder, tapi saya bangga punya kawan yang muda tapi dewasa.
BalasHapusalhamdulillah..semoga kita selalu mendapatkan syafa'at nabi muhammad s.a.w..amin....
BalasHapuskak, kok jarang BW? sama kayak kak Nufa, juga jarang BW..
BalasHapusudah pada punya kerjaan masing-masing ya???
semoga kelak kita bisa beruntung mendapatkan syafaatnya ya sob :)
BalasHapusAllohumma sholli 'ala Muhammad (sholallahu 'alaihi wa sallam) :D
BalasHapusvoilaa....dah lama g mampir nih #OOT
BalasHapusRindu Nabi Muhammad ya sob.
BalasHapusOrang yang merindukan bertemu rasulullah, insyaallah akan dipertemukan dengannya.
sangat bermanfaat infonya, terimakasih..
BalasHapuskata-kata kadang menjadi terlalu rumit yah zay untuk menjelaskan kerinduan pada manusia Terhebat sepanjang zaman itu :)
BalasHapusSubhanallah..
postingan februari mana? semangat! :D