Sang fajar menyambut pagi. Bersenandung azan subuh menggema diseluruh
pelosok bumi. Menggetarkan jiwa, kelopak mata yang terjaga. Kokok ayam
bersahutan berzikir membangunkan manusia yang masih tertidur. Napas kehidupan
baru mulai berganti, menyongsong mentari di pelataran embun pagi.
Satu hembusan napas mengutaran doa. Tuhan, jika adanya perubahan dalam
diri, arahkan ke jalan yang lebih baik. Tidak ketika hanya ada sesuatu, tapi
berubah untuk memperbaiki laku. Tuhan, jika yang ada hanyalah ketetapan,
tetapkan hati dengan cahaya iman. Hati yang lapang akan pemahaman-pemahaman.
Hati yang terbuka untuk menerima dan memberi yang baik, hati yang tunduk akan pujian, dan lapang atas ujian.
Ya Rabb, aku tahu musibah
itu juga dariMu, atas izinMu, ketentuanMu. Merupakan ujian atau mungkin
teguranMu. Untuk itu aku berlindung semoga kelalaianku tidak mengundang azabMu
yang lebih berat. Aku tahu rasa sakit itu
berasal dariMu, atas izinMu, merupakan ketetapanMu. Untuk itu aku memohon
semoga kedzalimanku terhadap diri sendiri dan orang lain tidak memperparah
keadaannya. Berikan penawar kasih sayangMu.
Aku tahu kelemahan dan
kepayahan adalah kekurangan makhlukMu, karena Engkaulah yang Maha Kuat. Untuk
itu aku berharap kelemahan itu tidak membawa ketidakberdayaan diri dalam
menujuMu. Aku tahu berkeluh kesah
merupakan kebiasaan buruk makhlukMu. Untuk itu jaga diriku untuk tidak pernah
berputus asa atas RahmatMu.
Aku tahu mahlukMu hanya
sibuk mengumpulkan puing-puing dosa dan tetap berjalan tegak seakan tidak ada
beban dipundaknya. Untuk itu aku berdoa bersimpuh mohon ampunanMu. Aku tahu tertawa lebar terbahak-bahak lebih suka dilakukan mahlukMu ketika
senang. Menangis menitikkan airmata hanya ketika menemui kegagalan dan mengisi
waktu kehilangan. Untuk itu anugerahkan ku senyuman Maha AgungMu ketika ada
waktu dibukanya kesadaran.
Sesungguhnya Engkau Maha
Tahu tidak ada yang mengingkari kekuasaanMu. Tapi mahluk itu sendiri yang
begitu angkuh berjalan di atas kelemahannya. Hingga berpulang dalam
ketidakberdayaan.
Semua akan kembali
pulang. Entah itu berasal dari keinginan hati, atau memang sudah waktunya untuk
pulang, seiring berjalannya takdir.
Semua pasti akan pulang,
kembali ke tujuan masing-masing. Seperti halnya seorang pekerja yang kembali ke
gubugnya. Atau seorang musafir yang sudah menemukan tujuan dalam perkelanaanya.
Semua pasti akan pulang, kembali ke asal muasalnya. Entah dengan membawa wajah gembira, suka cita, cerah bagaikan baru mendapatkan anugerah yang besar dan ingin segera memetik rindu yang terpendam selama perjalanan. Atau dengan mimik wajah duka nelangsa penuh keputusasaan karena gagal mencapai sesuatu yang sudah diperjuangkan.
Semua pasti akan pulang, kembali ke titik semula. Baik dalam waktu yang panjang. Maupun masa yang begitu singkat sekejapan mata. Dengan membawa oleh-oleh atau pulang dengan tangan hampa.
Semua pasti akan pulang, kembali ke asal muasalnya. Entah dengan membawa wajah gembira, suka cita, cerah bagaikan baru mendapatkan anugerah yang besar dan ingin segera memetik rindu yang terpendam selama perjalanan. Atau dengan mimik wajah duka nelangsa penuh keputusasaan karena gagal mencapai sesuatu yang sudah diperjuangkan.
Semua pasti akan pulang, kembali ke titik semula. Baik dalam waktu yang panjang. Maupun masa yang begitu singkat sekejapan mata. Dengan membawa oleh-oleh atau pulang dengan tangan hampa.
Semua pasti akan pulang.
Hanya satu, satu hal yang
tidak pernah pulang. Waktu. Waktu tidak akan pernah bisa pulang. Tidak akan
pernah tersisa. Waktu. Itulah yang menemani perjalanan ketika pergi. Yang
menentukan hal apa yang bisa kita bawa pulang. Kebaikan kah? Atau hanya
kesia-siaan.
Ya Allah ya Rabb
Engkau yang berkuasa menjadikan yang ada menjadi tiada. Pelihara kami hingga
berpulang dalam keadaan baik.
aamiin. semoga kita kelak bisa pulang dalam keadaan baik, tanpa tersisa lumpur di lipatan kaki sekalipun. pulang yang telah ditunggu penghuni rumah lain yang berseri-seri menyambut kita dengan segenap kerinduan penuh rasa cinta kasih.
BalasHapusAmiiiin...
HapusMantaaap kata-katanya :)
saya gemetar Bang
Hapushaha pegangan bang :D
Hapusaamiin ya rabb..
BalasHapus1 lagi bang yang tak bisa 'pulang': kata-kata. Kalo sudah terucap, akan membekas dalam kenangan. Kalo sudah tertulis, mungkin 'membekas' di screen capture orang lain hehe..
Hoho yang itu mah nggak bisa dihapus kali ya Mbak, Sekali keluar ya langsung terngiang di telinga.
Hapuspulang itu mudah,tp bagaimana pulang dengan membawa manfaat itu yg susah
BalasHapusNah itu itu tuh maksudnya :D
HapusPulang itu pasti. Sekarang cari bekal sebanyak-banyaknya supaaya bisa pulang dengan tenang...
BalasHapusIyaaa... semoga seperti itu,
HapusWaktu bagaikan anak panah yg dilepaskan dr busr..tak akna pernah kembali dan tak akan ada jeda utk berulang
BalasHapussetujuuuuuuuu xd
Hapusbusur derajat beda lagi mbak. setengah lingkaran doang.
Hapusjadi belajar matematika di sini :)
Hapusabang kemana aja??
BalasHapushehe ada Cha...
Hapusada yang mengejutkan nanti mungkin
Hapusapakah itu? mari kita tunggu :D
Hapuspulang itu sebuah kepastian,,, tugas kita tinggal mempersiapkan , agar bisa pulang dengan membawa bekal kebahagiaan
BalasHapusuzay uzay lu di mana? :p
BalasHapusnah, reuni dua sastrawan favorit saya.
Hapusgue di sini kok di sini :D
HapusHaha bang zach bisa aja...