Ada yang tidak sadar dirinya sedang di tunggu, ada yang tidak sadar sudah berapa lama ia menunggu, ada yang tidak tahu masih haruskah ia menunggu, ada yang tidak tahu kalau dirinya masih di tunggu.. lalu siapa yang di tunggu siapa yang menunggu, entahlah yang pasti waktu tidak pernah menunggu, aku tidak menunggu, kamu tidak di tunggu, kepastian yang menunggu, kepastian yang di tunggu.
Hai harapan, angin sejukmu mau melambungkan kami ke mana? apakah kami akan terjatuh? tersungkur? atau kami akan mendarat di lembutnya permadani kepastian? kami harap opsi kedua lebih dominan.
Hai penabur mimpi, alam bawah sadarmu akan menuntun kami ke mana? apakah berakhir di alam yang pekat, gelap gulita sehingga saat kami terbangun kami tidak lagi berdaya, atau membawa kami ke lembah yang sekelilingnya di terangi lampion-lampion, manik-manik penghias hingga saat kami terbangun simpul senyum itu begitu merekah. Apa boleh kami pesan opsi kedua saja?
Hai penantian, waktu panjangmu berdetak sampai detik ke berapa? apa sempat kami bertemu dengan rindu sebelum waktu itu akan habis pada masanya? atau kami tidak akan menemukan apa-apa. Sudah pasti kali ini kami pesan opsi yang pertama. Bisa?
Ya... semoga saja harapan, impian dan penantian itu akan sampai di waktu yang tepat. Atau kami sendiri yang akan menempatkannya.
***
Kepada kamu yang sedang berada di zona ketidaknyamanan. Gelisah hati di rundung kepiluan. Lelah hati menghadapi ketidakberdayaan diri. Terjerat oleh perangkap kegagalan, hingga membuatmu seolah tak mampu berjalan. Bertanya-tanya tentang kepastian, tentang keputusan yang kadang pahit di lidah. Apakah kamu pernah membenci keadaan? ketidaksukaan hati menerima kenyataan. Padahal semua yang kamu dapat, yang sudah di beri Allah, semua itu adil untuk kita. Tentang rasa, hasil keputusan, cobaan, pujian. Bukankah semua yang di beri berdasarkan kebutuhan? dan yang di dapat tidak melebihi kemampuan? hanya saja kadang kita mengotakkanya ke zona ketidaknyamanan diri. Merasa tidak puas dan mulai membanding-bandingkan. Rasanya memang itu yang kerap kita lakukan. Ingatlah Allah itu tidak pernah tidur, dan tidak akan membiarkan hambanya tersungkur.
Janganlah hanya menghabiskan waktu di zona ketidaknyamanan, meskipun katanya kamu menikmatinya. Pada waktunya kamu akan kelelahan sendiri. Nyatanya kamu yang lebih dulu mengikat, hingga akhirnya kamu sendiri yang terikat. Bagaimana kalau mulai coba keluar dari zona itu, dan menemukan kenyamanan yang baru. Mau?
***
Ada yang peduli sampai lupa kepentingannya sendiri. Ada yang tidak sadar kalau ada seseorang yang benar-benar peduli. Ada yang tidak peduli dengan orang yang sudah mau peduli. Ada yang sama-sama tidak peduli dengan peduli.
Ada yang datang membawa tangis, lalu pergi meninggalkan sendu. Ada yang datang membawa berang, lalu berlalu tinggalkan kelu. Ada yang datang membawa luka, tanpa pernah tahu untuk apa ia menyapa. Lalu pergi begitu saja. Lantas ada yang peduli kepada tempat yang mereka datangi?
Suatu ketika kamu datang ingin meminjam bahu. Ingin mengendorkan penat yang melekat membebanimu. Tanpa tahu persis yang kamu datangi sedang lapang atau tidak. Kamu akan pilih yang mana? Si A yang ternyata sedang di rundung sedih juga. Ia tetap menyambutmu dengan hangat dan membiarkan kamu bersandar di bahunya. Meskipun konsentrasinya terbagi dua antara menghiburmu dan menetralkan hatinya sendiri. Atau pilih si B yang ternyata hatinya sedang berbunga-bunga. Ia juga menyambut hangat kedatanganmu. Dan mempersilakan kamu berkeluh kesah di bahunya. Tapi konsentrasinya pun terbagi dua. Antara mendengarkan keluhanmu dan sedang terbuai dengan kegembiraannya sendiri, menikmati ketenangan hati. Kalau harus memilih kamu meminjam bahu yang mana? Nyatanya tidak ada yang benar - benar tahu seseorang itu sedang lapang atau justru ia juga sedang membutuhkan topangan. Dan yang pasti karang di lautan tidak ada yang benar-benar tegar menghadapi bebannya sendiri.
bukankah menunggu adalah suatu proses yang wajib dilakukan untuk mendapatkan waktu yang tepat?
BalasHapuskarang yang asyik bermain ombak tiada hentinya, memberi pelajaran kepada kita bahwa ada yang lebih kuat dan tangguh daripada kita dalam menunggu.
ehm, tapi kadang waktu yang tepat itu datang tanpa ditunggu :D siapkan diri saja~
Hapusperlu wktu lbih utk bs mencerna tulisannya...
BalasHapusibarat bubur dan nasi, inilah nasi lebih padat dn brisi, mngeyangkan pastinya,,
opo iki,, ko jd makanan...??
si A? si B? ada duakah sekarang?? ahaa siapakah ituuu #kepo
BalasHapusada yang masih setia untuk peduli meski tak ada lagi yang peduli
BalasHapus#merenung
BalasHapusterimakasih bang uzay, yang ini berhasil bikin saya merenung ^^
makasih motivasinya....
BalasHapus