Kisah sebelumnya :
Gelap malam dan semilir angin menggoda lamunanku. Entah alasan apa yang harus aku utarakan kepada rembulan yang tersenyum jahil kearahku. Hihi mungkin ia tak hanya menggoda tapi juga menertawai aku yang terlihat sangat bodoh hari ini. Ya karena kesalahanku yang tidak cermat menyembunyikan kegundahan hati. Tak seperti rembulan itu yang nyaris sempurna bersembunyi di balik awan tebal, hanya menyisakan sinarnya yang perlahan semakin redup. Inilah aku yang tidak pernah tegas dengan perasaanku sendiri. Seperti yang sedang aku lakukan saat ini. Aku hanya bisa mewakili perasaanku lewat sebuah tulisan. Hampir saja aku kembali kehilangan sosok hati yang aku jaga kehangatannya selama ini. Aku masih tidak percaya dibatas senja tadi, mata indah itu meneteskan bola kristal hanya karena kebodohanku. Maafkan aku Amuri, tak seharusnya kamu menyalahkan dirimu sendiri. Jika mencari tentang siapa yang paling bersalah, aku akan menunjuk diriku sendiri. Karena akulah yang memulai membentuk pola segitiga dalam cerita hati kalian. Sungguh aku tidak ingin menjadi hati pengganjal diantara dua hati yang sudah terbentuk sempurna. Meskipun aku akui, aku tak sanggup jika harus membohongi diri kalau ternyata ada rasa kehilangan yang menggeluti hatiku. Dan rasanya itu sangat nyata.
Amuri aku mengenalmu sudah lama. Dan aku sangat paham antara kamu yang hanya basa-basi atau tentang hatimu yang berkata tulus meski hanya dari raut wajah yang berbicara. Aku tahu sebesar apa kamu mencintai Zie, karena aku juga seorang wanita. Aku mohon sudah cukup jangan kau persalahkan dirimu hanya karena keraguan perasaanku sendiri yang akhir-akhir ini sempat aku alami. Dan dengar baik-baik, sudah aku pastikan, kemarin aku hanya sedang merasa kehilangan kebersamaannya bukan kehilangan cintanya. Kehilangan perhatiannya, bukan rasa sayangnya. Karena aku tahu betul, Zie hanya mencintaimu, setulus kamu mencintainya. Dan aku berharap setelah selesai membaca tulisanku ini kamu sudah mulai tersenyum dan kembali menata kepingan hatimu yang sempat kamu tawarkan kepadaku di senja itu. Bentuklah kembali kepingan itu menjadi utuh dengan kepingan yang di punyai Zie. Jangan cemaskan aku, aku bisa pastikan aku akan tetap tersenyum melihat kebahagian kalian. Kebahagiaan untuk sahabat-sahabatku.
Aku letakan penaku, tepat ketika kulihat rembulan itu kembali menapakan senyumannya karena sudah tidak ada awan yang menghalangi. Udara Tokyo masih saja dingin menusuk tubuhku yang tak bermantel ini. Aku membuka sebuah pesan singkat dari Anggara, ya dia cowo yang dikenalkan Zie beberapa waktu yang lalu. Ia semakin rajin mengucapkan selamat malam untukku, meski aku tidak pernah menanggapinya. Rasanya memang berbeda meski kini ada yang tulus menawarkan perhatian itu. Apa itu menunjukan tak akan pernah sama komposisi rasa dari orang yang berbeda? Atau ini hanya soal selera dan kebiasaanku saja yang belum mampu beradaptasi. Entahlah! Mungkin aku hanya masih berharap rasa itu aku terima dari yang menyentuh hatiku lebih dulu. Sosok itu Zie bukan Anggara. Meskipun sudah kupastikan itu tidak mungkin terulang. Maafkan aku Anggara, karena kamu sudah masuk ke dalam kesepakatan itu. Dan aku tidak ingin kamu masuk terlalu jauh.
“Are you okay?” suara Zie tiba-tiba membuyar pertanyaan-pertanyaan yang masih menggantung di kepalaku. Entah sejak kapan ia datang. Ia menghampiriku yang masih duduk di bangku taman, lalu menyarungkan sebuah mantel dari balik punggungku.
“Aah ngagetin saja kamu Zie!” rasa hangat yang dihadirkan mantel itu sudah mulai menyatu dengan kulitku. Terlebih karena rasa rindu perhatian itu seolah terbayar dengan kehadiranmu Zie. “Kok ada disini nggak kerumah Muri?” aku menggigit ujung bibirku sendiri.
“Dia tadi kirim pesan lagi nggak mau di ganggu katanya lagi ingin sendiri hmph!” katamu, sudah di pastikan itu semua karena percakapan senja tadi sehingga Amuri meminta waktu untuk sendiri. Ada kecemasan di perkataanmu terakhir yang sangat aku pahami. “Airin kamu marah ya sama aku?, akhir-akhir ini kamu juga susah di hubungi?”.
“Siapa yang maraaaaaah? Memang kelihatan gitu kalau aku sedang marah?”
“Nggak sih, kamu kan sudah terkenal cewe paling jago dalam urusan menyembunyikan perasaan.” Katamu. Tepat sekali dan kamu cowo yang paling nggak peka atas perubahan sahabatmu sendiri Zie. Dan aku selalu maklumi itu.
“Jika aku memang salah aku minta maaf Rin. Kamu dan Muri itu penting untukku. Meskipun aku sadar aku tidak cukup adil memposisikan diriku untuk kalian berdua. Nyatanya itulah kelemahan yang harus aku perbaiki. Kalian berdua memiliki peranan yang sama untuk hidupku, meski dalam posisi yang berbeda. Kamu sahabat baikku dan Muri seperti yang kamu tahu, aku sangat menyayanginya. Tadi sore aku tahu Muri..”.
“Ssssst! Sudahlah aku baik-baik saja Zie. Temui Muri dia lebih butuh kamu sekarang.” Dan tolong sampaikan maaf aku, karena masih saja memiliki perasaan cemburu ini. Lanjutku dalam hati.
“Tapi...!”
“Temui dia. Untuk aku, sahabatmu ini Oke!” terkadang aku memang harus pandai menutupi luka, untuk melihat sahabatku tetap tersenyum dan percaya diri.
“Baiklah aku pergi dulu. Kamu jangan lama-lama di taman nanti masuk angin..” langkahmu semakin menbelakangiku. Dan saat ini aku hanya berharap kamu menoleh sebentar hanya untuk menunjukan kamu akan terus tersenyum sahabatku. Dan jaga baik-baik hati itu untukku, seperti aku yang selalu menjaga perasaan yang membingungkan ini.
***
NB : Nantikan kelanjutanya. Uzay sebagai Airin ( Ariani ), Ainiza sebagai Amuri & Ade Murni sebagai Zie ^.^
huaaaa... sosok airin keren banget disini :)
BalasHapussaya udah pikirkan gimana lanjutnya, okey mari kita lanjutkan proyek ini :D
yuhuuuu... =D
HapusJika kisah bersambung ini dibukukan, saya yang pertama kali mendukung. Sungguh!
BalasHapusMakasih semoga aja ada jalan untuk kesana =)
HapusSampai bengong bacanya.....
BalasHapusditunggu nih lanjutan kisahnya...
jangan bengong ah bahaya hoho..
Hapusmenjaga perasaan yang membingungkan?
BalasHapusbetah banget melihara rasa bingung, haha
hahaaha fiksi ochaa..
Hapusini lanjutan postingan yg kemarin kah???
BalasHapushua..ha..ha... gue suka...gue suka.... (baca : ceritanya gue banget) #emalah curcol
Hihi ada yang curcol lagi =D
Hapusgak kerasa udah habis bacanya...suka...ngalir banget...^^
BalasHapusHihi thankiw bang =)
HapusZie ngangetin atau ngagetin tu diatas ya? Yang saya belum faham, ini hasil kolaborasi bukan? Pake teknik brilian apa nih. Tapi ditunggu seri 3nya.
BalasHapusngagetin bang oke sudah di ganti makasih koreksinya =)
Hapuslanjut lanjut...
BalasHapushihi
siiip nanti di lanjut..
HapusDuet yang luar biasa ;;)
BalasHapusAlhamdulillah hoho..
Hapusaduuuh.. aduuuh..
BalasHapusga sabar baca lnjutannya..
mantep bnr bahasanya..
ayoo.. ayoo... di bukukaaan..
vn dukuuuung.. :D
udah di lanjut tuh di blog aii sama ka ade..
Hapusnah, soalnya kemaren imajinasi saya udah kemana-mana, haha..
Hapushaha maafin bang =)
Hapus"Sungguh aku tidak ingin menjadi hati pengganjal diantara du hati yang sudah terbentuk sempurna" aku suka kalimat yang itu, Zay^_^
BalasHapushihi makasih =)
Hapus*gigitgigitkuku*
BalasHapuskalian keren sekaliiii ._.
Makasih asyiiiik di bilang kereeen, orangnya kan? #eh..
Hapuserrrr, orangnya bukan eaaa... :p
Hapusiya deh, orang dan karyanya :D
=D makacii ^.^
Hapusini yang saya puter2 dari tadi.. :D
BalasHapushihi perasaan bukan video bang =D
HapusUzay sebagai Airin
BalasHapus( Ariani ), Ainiza sebagai Amuri
& Ade Murni sebagai Zie
Uzay sebagai Airin
BalasHapus( Ariani ), Ainiza sebagai Amuri
& Ade Murni sebagai Zie
Ada yang salah lagi sensei?
Hapusaduh, apaapaan ini. Hadeeh. Gue nyepam. Mampus. Uzay ngamuk. :O
BalasHapustulisan lu semakin berkualitas, Zi. Segera bikin novel ya ...! :)
doakan saja sensei =D
HapusMenipu diri karena menjaga perasaan. Bisa terbunuh pelan - pelan pastinya.
BalasHapusSerem ya bang terbunuh oleh perasaan =D
Hapussudah baca sampe episode 4.. ditunggu lanjutannya ;)
BalasHapusberarti masih kurang satu episode lagi di blog si niza..
Hapusdiblog aku kak nufa da tegok sekarang..yuk ke blognya kak ade :)
HapusAgak panjang doang yak hehe..
HapusSungguh Postingan yang sangat indah juga bagus sobat, saya sangat tertarik sama srtikelnya rasanya menyentuh banget..........
BalasHapuskunjungan perdana dan salam kenal ya sob......jangan lupa mampir juga yah..sobat...ditunggu....
oke salam kenal juga makasih kunjungannya =)
Hapuswah ini demi untuk menjaga perasaan ya, ehm, klo aku si paling ga bisa. tapi keren ko, nantikan lanjutannya ah.
BalasHapusudah ada bang di blog niza sama ka ade =)
Hapuswah gitu ya, ehm, cari dulu ya. ok, tenkyu.
Hapus<-----
itu kutu ya? atau semut? ah aku lebih suka bilang kutu, klo aku bilang semut, ntar dikira manis nie blognya. heheheh
itu kutu loncat bang hoho..
Hapusjadi pengen peluk Zie.. eh salah maksudnye jadi meluk Airin *puk.. puk..*
BalasHapuscini belo peyuk aku airin #eh..
Hapusditunggu kelanjutannya.... tapi musti baca dulu cerita sebelumnya....
BalasHapussilahkan mbak ada linknya diatas =)
Hapusjujur saya membaca hanya sampe "are you okey"..tapi rasanya bakal jadi sebuah karya yang cantik seandainya ini dibuat menjadi sebuah novel, misalnya.
BalasHapusuntuk itu saya follow blog keren ini #246, baliknya bila berkenan
salam sehat dan sukses selalu.
makasih kunjungannya...
Hapusgue 100000% mendukung kalo ini dijadiin novl. dari cerita sebelumnya sampe sekarag ceitanya keren bgt
BalasHapussiip doakan saja hoho..
Hapusjujur,saya perlu dunlut dulu utk bisa membaca semua trio fiksi ini...dan saluut utk proyek trionya ya..
BalasHapushihi silahkan ka kalau mau di dunlut, tapi gimana caranya -__-
Hapusampun.., tulisanx panjang banget sob.., mana aq blom baca serial yg lalu lg.., Ampun hehehe...., terus berkarya ya, semangka...! :)
BalasHapushehe ngga apa-apa maaf kalau kepanjangan.. makasih kunjungannya..
Hapus"Airin, sini donk..." panggil enha.
BalasHapus#puk..puk... -> menepuk-nepuk pundak Airin.
"Airin, malang bener nasibmu ya nak. By the way, any way, busway... Kamu tahu enggak? Ada yg mengganjal nih. Dari tadi, ada yang gangguin aku, sewaktu memata-matai kisahmu sama si Zie."
"Apa itu?" tanya Airin seraya memandangku dengan mukanya yang memelas.
"Tuh, di sebelah kiri, ada serangga muter2 mulu. Pengen gue giles pake sepatu. Tapi sayang, kasihan monitor laptopku."
(=..=)
hihi biar keliatan lebih hidup blognya =D
Hapusjangan di giles kasihan masih kecil =D
aduh ... ceritanya bersambung lagi .. :D
BalasHapusya wis ... ditunggu maning kelanjutanya ,,, ^_^
udah ada tuh diatas =D
HapusKunjungan pagi sob. Ditunggu kelanjutan ceritanya.
BalasHapusthanks.. nanti berkunjung juga =D
Hapuskok aku membaca Amuri sebagai Amauri ya?
BalasHapusketauan deh penggemar Liga Itali. Hehehe
gw malah ngga kenal kalau yang itu =D
HapusBlognya dah ku follow#248 follbek ya..
BalasHapuswaaaa airin keren.. ternyata dia mencoba untuk move on ya? Ceritanya jadi semakin seru nih. Ditunggu kelanjutan ceritanya bang.. siap dibukukan ni :D
BalasHapusHihi insya allah kalau ada kesempatan kesana di bukukan =)
Hapuskyaaaa cerita ke-4..
BalasHapusberasa jadi Airin #eaaa
I blog frequently and Ӏ genuinely аpprecіate yοur infoгmation.
BalasHapusThe article has really peаked my interеst. I'm going to book mark your website and keep checking for new details about once per week. I subscribed to your RSS feed too.
Here is my webpage onlinedatingg.com