Dari sini |
Sebagian mereka berbicara tentang senja (Senja Sedang Bercerita, Sajak Untuk Senja, Aku Suka Senja ). Katanya senja itu menawan, gagah dan mempesona saat memandangnya. Tapi entah mengapa senja kemarin tidak seperti itu untukku. Ia terlihat murung, tak bergairah, pucat, seakan berkabung. Mungkin karena mendung, akan turun hujan, hingga gelapnya malam terasa datang lebih awal. Hingga aku tak begitu bisa menikmati nuansanya. Aku tak bicara, aku tidak menyukai senja!. Tentu aku juga suka senja!. Karena aku butuh ia, agar bisa cepat melihat sang rembulan.
Rasanya perhatianku kini lebih terpaku ke sang fajar. Ya bisa dibilang yang satu ini sering dilupakan orang, bahkan mungkin ada yang membencinya. Mungkin karena fajar datang terlalu dini, (yaiyalah), saat mata belum puas dengan kantuknya. Atau karena setiap fajar datang mereka di paksa cepat-cepat beranjak untuk memulai beraktifias. Padahal fajar tak kalah menawan loh, coba kita mau sedikit menikmatinya. Coba dengarkan suara kokok ayam bersahutan menyambut pagi. Hewan-hewan, dan lambaian pohon yang ikut berzikir. Gemericik air dari pegunungan, pancoran air. Nyanyian alam lebih terasa berirama, masih natural tanpa di bayang-bayang kebisingan. hmmm sekedar ngebayanginnya saja sudah sejuk. Di tambah basuhan air di wajah yang belum mengering semua selepas sujud penghambaan. Wow! damai!.
Lalu perhatikan langit gelap dengan sedikit cahaya bulan yang mulai meredup ditemani Seliweran angin yang kadang membuatmu menggigil. Tapi disitulah letak asyiknya bukan?. Hijaunya dedaun berselimut embun. Disitulah ia terlihat begitu menawan. Karena tidak harus menunggu lama hangatnya mentari pun hadir sebagai teraphynya.
Lalu perhatikan langit gelap dengan sedikit cahaya bulan yang mulai meredup ditemani Seliweran angin yang kadang membuatmu menggigil. Tapi disitulah letak asyiknya bukan?. Hijaunya dedaun berselimut embun. Disitulah ia terlihat begitu menawan. Karena tidak harus menunggu lama hangatnya mentari pun hadir sebagai teraphynya.
Ya fajar bisa dibilang langkah awal kehidupan yang akan diakhiri dengan senja, dan malam sebagai waktu rehatnya. Fajar seperti anak bayi yang baru lahir. Kadang ia menangis, bermanja, merengek dan tersenyum dengan polosnya. Lalu tumbuh semakin besar, besar dan terus besar sampai usia senja yang kita sebut tua. Setelah itu tentunya takdir yang maha kuasa yang menentukan.
Begitu juga keseharian kita bukan? Kadang kita mulai dengan senyuman, tidak jarang dengan bermanja-manja, bermalas-malasan atau bahkan dengan tangisan. Dan pada waktunya akan sampai ke senja juga. Ya seperti itulah cara sebagian orang menikmati fajar, ia yang mengawali harinya dengan giat, tersenyum bersungguh-sungguh hari itu akan terasa cepat dan bergairah. Coba sekali-kali tengok sekumpulan itik ayam yang mulai mengais-ngais sampah untuk mencari makan dengan induknya. Meskipun masih terlalu dini, lihat spirit mereka. Jadi rasanya kurang pas kalau kita masih harus termangu diwaktu fajar. Padahal untuk menikmati senja yang menawan itu, kita butuh melewati fajar dan siang hari. Fajar dan senja itu milik kita, dan kita harus melewati keduanya jika ingin melihat sang rembulan. Kini fajarnya sudah berlalu, aku hanya tinggal menunggu waktu senja, dan berharap senjaku akan lebih menawan dari biasanya.
Begitu juga keseharian kita bukan? Kadang kita mulai dengan senyuman, tidak jarang dengan bermanja-manja, bermalas-malasan atau bahkan dengan tangisan. Dan pada waktunya akan sampai ke senja juga. Ya seperti itulah cara sebagian orang menikmati fajar, ia yang mengawali harinya dengan giat, tersenyum bersungguh-sungguh hari itu akan terasa cepat dan bergairah. Coba sekali-kali tengok sekumpulan itik ayam yang mulai mengais-ngais sampah untuk mencari makan dengan induknya. Meskipun masih terlalu dini, lihat spirit mereka. Jadi rasanya kurang pas kalau kita masih harus termangu diwaktu fajar. Padahal untuk menikmati senja yang menawan itu, kita butuh melewati fajar dan siang hari. Fajar dan senja itu milik kita, dan kita harus melewati keduanya jika ingin melihat sang rembulan. Kini fajarnya sudah berlalu, aku hanya tinggal menunggu waktu senja, dan berharap senjaku akan lebih menawan dari biasanya.
"Mereka bilang memiliki senja yang menawan, aku juga punya fajar yang berirama.."
Subhanallah.. ngasih contohnye bikin aye jadi malu ame itik..*nyengir*
BalasHapushayoo..kite sambut kang mas fajar dengan gembira..:D
saya tersenyum baca postingan ini bang :)
BalasHapuswaktu sepenggalah, yaitu saat dhuha tiba,kita sudah berlari di saat sementara orang baru bangun pagi. maka wajarlah jika pencapaian kita lebih cepat menanti.. yuhuii, bagus postingannya deh.
BalasHapusaku selalu suka senja, dan tak pernah berganti kekagumanku padanya :)
BalasHapusbayangan menikmati fajar yang kamu gambarin jadi ingat pas waktu pulkam, suasanannya pas banget :)
BalasHapusfajar dan senja, sama-sama punya keindahannya masing-masing zay.. :D
lha itu fajar udah nongol, so soal request itu *sensor he...he..he..
BalasHapussuka yang ini : aku hanya tinggal menunggu waktu senja, dan berharap senjaku akan lebih menawan dari biasanya
requestnya baru keluar dari oven
HapusBetul sob, aku juga suka ketinggalan menikmati sang fajar hehehehe...
BalasHapusPadahal sebelum kita tersenyum, sang fajar telah menebarkan senyumannya :)
hehehe ,saya kalo bangun jam 8 ... :p , jadi malu sama itik ayam nih ... :D
BalasHapusAh ya, maaf aku sudah melupakanmu fajar! (besok bangun pagi buta, langsung liat fajar) :D
BalasHapussuka katakata terakhirnya,"mereka bilang memiliki senja yang menawan, aku juga punya fajar yang berirama." (y)
jarang memperhatikan senja...apalagi fajar..biasanya habis subuh tarik selimut trus tidur lagi #Mental anak malas
BalasHapusSenja lebih menawan karena kita sudah begitu lelah dengan terik fajar. Rasanya ingin menghempaskan rasa lelah itu dengan melihat warna senja yang begitu menawan. Pelangi mampu mengobati rasa luka akan terik sang fajar.
BalasHapusAsik banget kalimatnya! eaaaaa. gue yakin kalolu juga jago ngegombal, Zi!
BalasHapusmantab deh bang uzay..kasian ya aku,sepertinya melihat senja ataupun fajar itu jarang..hehe
BalasHapusAku punya malam yg melenakan! Ngantuk...! :->
BalasHapusSaya paling takut senja... takut keluar rumah kalo udah mo Maghrib, kalo pas prjalanan, mending berhenti sejenak.
BalasHapuskeren, Zay...
jarang banget memperhatikan senja maupun fajar.
BalasHapus#sok sibuk euy...
:P
gw suka senjaaaa adem,,,warna langitnya bagus orange..
BalasHapusapalagi kalo lagi di tol trs macet.. liat langit jd tenang..
enak lagi senja kalo abis ujan cantiknyaaaaa........
Senja selalu menawan... kecuali kemarin.. saat seluruh langit tempatku bernaung berubah menjadi gelap. Sepeti hari ini yang akan seperti kemarin (uwoo pake bahasa sastra)Senja dan fajar pasti berebeda walau keduanya sama-sama merupakan bagian awal dan akhir dari suatu hari. Seindah dan sseberiramanya fajar pasti akan ditutup dengan senja..dan akan menanti fajar lagi, dan akan terus begitu sampai matahari tenggelam untuk selamanya dan tak terbit lagi. :D
BalasHapusdulu waktu di kampung saya lebih suka senja... karena ketika senja meraja maka tampak dengan gagahnya berdiri di ufuk barat Gunung Ciremai Kuningan Jawa Barat..... :) ...
BalasHapus#tapi bukan berarti saya gak suka fajar loch... karena fajar adalah tantangan untuk memulai menaklukkan hari...
Fajar, siang dan senja kemudian malam...adalah satu mata rantai. Menikmati senja berarti melalui dan mnikmati malam, fajar dan siang...
BalasHapusBetewe, senja yang menawan karena fajar hadir dalam iramanya yang menakjubkan:)
asyik banget...seimbang antara fajar dan senja. hanya mereka beda tugas, fajar membuka, senja menutup.......
BalasHapusArtikel yang sangat baguss, berbobot dan signifikan nih,,, salam kenal aja, semoga artikelnya bermanfaat,,,aminnn,,,
BalasHapussenja adalah akhir yg indah ketika sunset.....
BalasHapussunrise adalah awal kehidupan....
:)
subhanallah...
BalasHapuskebawa suasana..sayangnya ika jarang liat senyuman fajar..<==abis sholat molor lagi
aku jadi pengen ngeliat sunrise :)
BalasHapuseh uzay suka sekali gara ya? ini template baru yeee~ uhuuuy
hemmmmm fajar dan senja
BalasHapusahh aku suka mereka berdua,hahahaha
nice post bang ujay :D
Uuuh.. keren.. yang selalu kuingat adalah pagi itu adalah semangat hidup dan kita butuh senja untuk merenungkan hidup. - Sudjiwotedjo. :)
BalasHapusAaah ujay, rasanya ingin beranjak menuju tempat dimana aku lahir, dia mempunyai semua yang ada dalam cerita :)
BalasHapusBagaimana jika suatu saat nanti fajar dan senja tak ditakdirkan bersama?
BalasHapusfajar dan senja keduanya memberikan warna pada angkasa raya, seolah terjadi pula pada hidup kita yang berwarna
BalasHapus