Angin berdesir di antara jemariku yang gemetar melihat besarnya gerbang megah ini. Beberapa orang yang hilir mudik menatap wajahku dengan ekspresi yang aneh. Aku tahu mereka pasti heran melihatku yang berbeda. Aku menundukkan wajahku dan berharap bisa mengalihkan semua tatapan itu. Ibu, apakah masih boleh aku melewati gerbang ini?.
Hari ini memang permulaan untukku melangkahkan kaki di sini. Sebuah bangunan sekolah nan megah yang selama ini aku idamkan. Impian selama ini menjadi salah satu anak yang beruntung berada di sana, sebentar lagi akan terwujud. Meskipun tak di pungkiri, aku sempat ragu melangkahkan kaki di babak baruku ini. Tapi semua karena ayah, lagi-lagi karena motivasinya yang membuatku masih mampu berdiri sampai hari ini.
“Kamu yakin Haqi?” lagi-lagi tampak kecemasan ibu. “Ibu sih masih ingin kamu sekolah di dekat rumah saja.”
“Yakin bu, tenang saja aku akan baik-baik saja. Aku janji.” Lalu aku pamit memasuki gerbang sekolah itu.
Kulihat ibu yang masih mematung melepaskan anaknya dari kecemasan pikiran yang menghantuinya. Aku tahu perasaannya, tidak ingin aku menjadi bahan olok-olokan teman-teman baruku nanti. Seperti yang sudah sering ibu lihat sewaktu di sekolah dasar dulu. Makanya ibulah orang pertama yang menentang aku memilih sekolah unggulan ini. Sekolah yang katanya berisi anak-anak orang kaya dan pintar-pintar. Ibu takut aku tidak memiliki teman seperti yang sudah-sudah. Dan bisa dibilang aku anak yang beruntung mendapatkan beasiswa itu.
“Aku harus kuat!, untuk Ayah dan pembuktianku kepada ibu,” kataku menegarkan hati. Sekilas terbayang wajah ayah yang kini terbaring karena sakit yang menahun di rumah.
To be continue...
aku suka banget dg untaian katanya, bagus dan menyentuh hati. Btw kisah selanjutnya bagaimana ya? krn msh To Be Continue.. :-)
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih pendapatnya mas =)
Hapusmasih harus banyak perbaikan.
untaian kata nya bagus bgt sob.......
BalasHapusbenar2 menyentuh hati.....^_^
Alhamdulillah kalau sampai ke hati =)
Hapusayo buktikan, Haqi...
BalasHapusSiap di buktikan bang =D
Hapusayo buktikan pasti bisa dan pasti mampu.
BalasHapusJudulnya saja aku bisa =D
HapusCemungudh Haqi!
BalasHapus*menunggu lanjutannya*
Eaaa qaqa...
HapusSastranya dapet.
BalasHapusDiksi yang keren dari untaian katanya :)
aduuh kaka terlalu berlebih, masih banyak yang harus di perbaiki, makasih kunjungan dan pendapatnya..
Hapuskalo aku jadi haqi, mungkin aku juga akan nekat sekolah di sekolah favorit meski banyak rintangan yang harus aku hadapi.
BalasHapusharuuuus Ochaaa, harus berani nekat =D
HapusFiksi bang? .. pengen belajar nulis -__-
BalasHapuskamu kan udah bisa nulis Lan?
Hapusmasih abal bang :D
Hapusmakanya belajar <----ini iklan lagi =D
HapusIni yang buat GA bukan yaa? :D
BalasHapusIya Lu, sedikit menyalahi aturan harusnya ngga boleh di posting hoho..
Hapusbedanya adalah kamu bisaa...
BalasHapus:)
pasti bisa :)
Hapusayo haqi kamu bissaa *pukpuk
BalasHapusBisa doooong =D
HapusSelamat ya Zay... sudah bikin buku "kertas kusam".
BalasHapusOoo imelmu itu ya... :D
Alhamdulillah terima kasih kang,
Hapuspengen baca lanjutannya...
BalasHapusudah ada di atas..
Hapushmm.. kenapa berbeda..?
BalasHapusfaktor ekonomi kah..?
coba di baca lanjutannya, nanti tau jawabannya kenapa berbeda
Hapusyaaaaah...tanda2 bakal kaya sinetron ini...
BalasHapuschemungudth Haqi....
cemungudth juga yang Nulis... :)
nggak kok ngga, nggak janji wkwkwk
HapusDitunggu ya lanjutannya :-)
BalasHapusudah ada dua episode tuh diatas..
HapusLanjut dulu mas...
BalasHapusmonggo mba'e..
HapusWaw, yang ini rapi banget! :)
BalasHapuskemarin udah gw sapuin soalnya ;D
Hapusbagus. :D
Hapus