Cerita sebelumnya : Pilihanku Part 1
Pagi ini aku tampak sangat bersemangat, hari yang sudah lama aku nantikan, tepatnya dari lima tahun yang lalu, bakalan jadi hari bersejarah dalam catatan harian usia ku, ya setelah berunding panjang semalam dengan orang tua ku, dan mendapatkan restu dari keduanya, aku beranikan pagi ini berkunjung ke kediaman orang tua Kanwa, tentu saja kali ini bukan sekedar untuk silaturahmi seperti biasanya, seperti yang udah sering aku lakukan, lagi pula Kanwa hari ini sedang berada di kantor nya, tapi hari ini aku punya misi yang berbeda, ya, aku ingin meminta anak gadis semata wayangnya, ckck pikir-pikir berani banget aku,
Pagi ini aku tampak sangat bersemangat, hari yang sudah lama aku nantikan, tepatnya dari lima tahun yang lalu, bakalan jadi hari bersejarah dalam catatan harian usia ku, ya setelah berunding panjang semalam dengan orang tua ku, dan mendapatkan restu dari keduanya, aku beranikan pagi ini berkunjung ke kediaman orang tua Kanwa, tentu saja kali ini bukan sekedar untuk silaturahmi seperti biasanya, seperti yang udah sering aku lakukan, lagi pula Kanwa hari ini sedang berada di kantor nya, tapi hari ini aku punya misi yang berbeda, ya, aku ingin meminta anak gadis semata wayangnya, ckck pikir-pikir berani banget aku,
Dengan cuma bermodalkan Restu orang tua, dan bekal yang aku cicil untuk membangun sebuah rumah mini untuk nya, rumah yang berada jauh dari orang tua ku maupun orang tua Kanwa, sesuai keinginan nya untuk hidup mandiri jauh dari orang tua kami, tapi tetap dekat dari kantor masing-masing, sebuah rumah yang sudah di konsep berdua selama lima Tahun, tapi untuk tempat dan bangunan nya sengaja aku ngga pernah beri tahu Kanwa, itung-itung sebagai kejutan untuknya,
Tiba di kediaman calon mertua, aku gerogi abis, lebih grogi saat pertama kali meminta anaknya untuk menjadi pacar ku, haduuuh aku mendadak gemetar, dan dingin seolah-olah mau bertemu dengan siapa gitu, padahal sebelumnya aku sudah akrab dengan mereka, sudah sering berkunjung kesana seorang diri tanpa Kanwa ada dirumah, kaki ku beku, perasaan ku campur aduk, takut salah-salah bicara, atau bahkan di tolak mentah-mentah, hadooooh..
" Assalamu'alaikum " Suara itu akhirnya keluar dari pita suaranya,
" Wa'alaikum Salam, eh Ji, sendiri?? " Ibu Kanwa membukakan pintunya dengan hangat, " Masuk - Masuk, baru aja di omongin, udah nongol aja !!"
Aku pun mencium telapak tangannya, dan masuk.. " Aduuuuuh ngomongin apa nih hehe..?? " sambil garuk-garuk kepala dan cengengesan, urat-urat ku sudah mulai kendor dan terkendali, " Bapak ada Bu ?? " sambil melangkah ke ruang tamu.
" Ada itu di Ruang tamu lagi nonton TV, ngga tadi lagi becanda aja sama si bapak, kamu udah makan Ji, mau minum apa??, " sambil melanjutkan kerjaanya di dapur yang sempat tertunda gara-gara aku, " Eh lupa sekarang hari senin, padahal Ibu baru aja selesai masak Sayur, kesini nya hari senin terus.. ckckck"
" Hehehe " aku hanya senyum-senyum, teringat Ibu Kanwa ngga pernah berhasil nyuruh aku makan Sayur kalau hari Senin.
" Eh.. Ji sendiri ??, macet ngga di bawah " Bapak Kanwa menyapa ku ketika melihat aku datang.
" Ngga Pak, lancar " sambil salam kepada nya.
Mendadak hening, aku terdiam, mencari kata pertama apa yang sebaiknya aku lontarkan, untuk menyukseskan misi ku hari ini, hmph, rasanya sulit, entah kenapa jadi canggung, teringat pertama kali aku menginjakan kaki di rumah ini dan berkenalan dengan mereka yang aku hormati seperti orang tua ku sendiri, teringat pertama kali aku berdoa dan berharap satu harapan konyol " suatu saat aku akan menjadi bagian dari keluarga ini " dan saat inilah penentuannya. aku semakin bingung memulainya.
" Ji, kapan Bapak di kenalin sama orang tua kamu, " tiba-tiba aku terasa di tampar dalam keheningan, telinga ku mendadak panas mendengar pertanyaan itu. pertanyaan yang sama sekali ngga aku duga sebelumnya,
" Eh, Apa Pak??, anu ini juga saya kesini mau ngundang Bapak dan Ibu, di minta sama orang tua saya " aku tertunduk, ada perasaan lega saat ini, rasanya pengen terbang dan jingkrak-jingkrak sebuah beban besar sudah lepas dari pundak ku..
" Ada acara apaan ya?? tumben?? " Bapak Kanwa bertanya tegas.
" Kalau boleh saya mau minta anak Bapak Kanwa, untuk jadi pendamping hidup saya " lagi-lagi aku tertunduk, tapi kali ini pernyataan itu keluar lancar tak ada yang tersendat.
" Hahaha udah tau, tadi Bapak kamu udah nelpon saya kok, ayo Mah udah siap?? " dan saat itu juga Ibu Kanwa sudah mendadak rapi tinggal berangkat. Hoaaaaaaaa aku kaget bukan maen, bisa-bisanya di kerjain kaya gini,
Misi pertama sudah lancar, Misi kedua jemput Kanwa ke tempat kerjanya sore itu, gantian aku bales dendam, anak nya yang akan aku kerjain, semua sudah aku atur sedemikian rupa, dari gaun yang dia akan pakai, tempat dan backsound nya, sampai moment aku meminta langsung Kanwa menjadi pendampingku yang disaksikan oleh orang tua kami,
Kanwa hanya tertunduk, tidak berbicara apa-apa, hanya airmatanya yang berbicara sebagai isyarat kalau dia bersedia, ingin rasanya saat itu aku peluk dia, tanda betapa aku sangat bahagia, bahagia akhirnya bisa menyuntingnya, tapi aah mikir apa aku, ijab kabul saja belum,
Lalu aku mengajak Kanwa naik ke sebuah ruangan terbuka diatap rumah, yang sengaja aku design untuk rumah ku, disana aku sudah siapkan tempat duduk bersandar, ditemani cahaya rembulan penuh,
" Kenji, terima kasih untuk hari ini"
" Iyaaah, Kanwa kamu ingat lima tahun yang lalu kita bertemu seperti apa "
" Ingat dong, kamu kan dulu so jutek ma Kanwa, ditanya aja sombong banget huuuu... " jitakan mendarat di kepala ku..
" Aw sakiit " gerutu ku " Kamu masih inget dulu lagu yang sama-sama kita suka apa?? "
" Inget lah, aku kan suka Bintang, dan lagu itu Bintang nya Anima, yang waktu di kantin kita putar ulang-ulang sampai ada yang protes lagu nya itu-itu terus yang diputar.. "
dari sini |
Seketika alunan Lagu Anima menambah suasana damai buat kami berdua yang sedang mengenang lima tahun silam saat baru bertemu.
kan ku abaikan
segala hastratku
agar kamu tenang dengan nya
ku pertaruhkan
semua ragaku
demi dirimu bintang
segala hastratku
agar kamu tenang dengan nya
ku pertaruhkan
semua ragaku
demi dirimu bintang
NB : Kisah hanya fiktip, tinggalkan kritik dan saran, baca dengan bijak, ambil jika ada yang baiknya, dan please jangan di copas kalau kita ingin selalu dihargai.. kita tak pernah tau seberapa berharganya sesuatu di mata orang lain yang kadang kita anggap hal sepele... makacii...
Haha, aku bacanya juga jadi ikut2an canggung. Takut seperti ini jika aku akan menyunting seseorang yang aku cinta. Tegangnya sampai tergambar di langit biru #WEKK aku tunggu tomorrow part 3nya^^
BalasHapus@Faizal Indra kusuma sepertinya udah kelar bang =D
BalasHapuskasian projek yang lain ngga kelar-kelar, tunggu aja Kisah Edel & Dion < Karang tak selamanya Tegar >
thanks udah mampir,,
tulisan yang bagus...
BalasHapuskunjungan pertama nih. salam kenal dan follow balik ya.
Revolusi Galau
terima kasih mas nya udah follow saya, hehe
BalasHapussaya juga suka kupu2. sangat suka malah ..
xoxo,
gitasyalala.blogspot.com
assalamualaikum.. waaahh saya kira kisah nyata :D
BalasHapuseh ternyata dibawah ada notesnya "hanya fiktif" hehehe
weeh..katany belom ijab kabul,kok main sandar-sandaran
BalasHapus=P
upz iya ngga ngeh pas itu. hehe.. di perbaiki.. mksh..
Hapusooohh... sahdunya *sepicles* *bikossayajugasedanginlop*
BalasHapusthanks om guru
Hapus@Adang Muhammad Salam kenal juga bang Adang =D
BalasHapus@frismaianggit Wa'alaikum salam anggit, hehe.. mudah-mudahan menjadi nyata..
BalasHapusuzay,,, pertama kali mampir nihhh...
BalasHapusmau kasih saran... :3
deskripsinya didetailin dan dihalusin lagi. biar pembaca "dong dong" kaya saya ga bingung. ditembak kok nangis, kan aneh? kan bingung... nangis kenapa yaaa???? *mikirsampesubuh*
lumayan bagus.
BalasHapus@Annesya Makasih Mba Annesya kritik dan sarannya...
BalasHapusKenapa nangis yah, kelilipan kali hehe..
@Sang Cerpenis bercerita Makasih kritiknya Sang Cerpenis..
BalasHapusuwaaa bagus tu ceritanya. betewe gambarnya kok ibu ama anak lagi liatin bintang? haha. tapi gak masalah ceritanya tetep bagus kok :D
BalasHapus@Youko88 coba baca part pertamanya, yang part versi cewenya, makasih udah mampir.. gambarnya ngga ketemu hehe..
BalasHapuskyyaaa ... lagi-lagi aku deg-degan, abang gingsull XD
BalasHapusbaguss karyanyaa .. :)
masa' ga di ceritain pas nikaj ? muhehe
ini cerita fiktip ? tapi kamu bisa membuat cerita ini menjadi nyata dan dirimulah pemerannya ^^^ #ngomongapaini ?
BalasHapus@Zihny Ester Amiiiin =)
BalasHapuskerennnn :)
BalasHapus@yani anjani Makasih yani
BalasHapusDuuuh, gitu ya rasanya nglamar orang. Gugup gitu? Sukurin dikerjain haha, untung Kanwa-nya nerima, kalo nggak, rugi dong udah gugup setengah mati
BalasHapusSemoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah Kenji dan Kanwa :P
Lanjut ke pilihanku part 3 di blognya Aiinizza. Senengnya ada yang nerusin :D
ayo boleh Wury kalau mau ikut nerusin juga hehe.. biar tambah rame =)
Hapusaeeh...jadi ikut ngerasain kebahagiaan mereka :D co cwiittt deh ^^
BalasHapus