Maret 21, 2025

JIKA SUDAH TERBIASA DENGAN YANG 5, TAMBAH 2 BISA MEUREUN?

Pernahkah kamu bertanya kenapa sih harus menunaikan shalat yang 5 waktu? Bukan karena perkara kewajibannya saja, Tetapi karena ketundukkannya. Rukun islam yang jika kita tinggalkan, sama saja kehilangan identitas kita sebagai seorang muslim. Dan cuma shalat yang tidak boleh terdistraksi dengan kegiatan yang lain. Yang apabila terjadi, semisal ada gangguan di luar gerakan shalat. Maka statusnya akan batal. Kita bisa berpuasa sembari bekerja, dan itu tidak membatalkan puasanya. Kita bisa membayar zakat sambil berbincang-bincang dan zakatnya tetap sah sesuai dengan takarannya.

Demikian juga dengan ibadah haji, bisa sembari dengan kegiatan lain semisal berziarah, bertadabur menapaktilasi tempat-tempat bersejarah. Dan sebagainya. Shalat yang 5 waktu juga merupakan kebutuhan spritual. Bentuk komunikasi sebagai seorang hamba kepada Sang pencipta. Seperti kendali untuk mawas diri kalau di dunia hanya sementara. Sebagai pemicu agar hidayah itu tetap datang kapanpun dan bagaimana pun keadaan kita. Bukankah di setiap shalat kita memohon untuk 'tunjukilah jalan yang lurus'. Jalan yang diridhoi.

Bagaimana coba rasanya seharian tidak melakukan shalat (kecuali wanita yang haid/nifas) maka kendali itu akan hilang. Arah petunjuk jalan yang lurus akan hilang. Jika terus menjadi terbiasa berhari-hari, duh sulit rasanya untuk dibayangkan. Maka bersyukurlah yang masih diberi nikmat untuk menunaikan shalat.

Dan jika sudah terbiasa dengan yang 5 waktu, maka mulailah tambahkan 2. Yakni, Duha dan Tahajjud. Moment yang pas selama Ramadhan untuk membiasakan konsisten menunaikannya. 2-8 rakaat tahajjud sebelum santap sahur. Dan 2-8 rakaat bisa sebelum beraktivitas di rumah. Insya Allah.kenapa sih harus 2 shalat sunnah di atas? setidaknya ini yang bisa menjadi alasannya:


1. Dhuha

Kebutuhan manusia itu banyak, tidak bisa 100% kita bisa berusaha untuk memenuhinya. Rasanya itu cukup jadi alasan buat kita mengerjakan shalat Dhuha. Catat di hatimu, Dhuha lah caramu meringankan kebutuhanmu yang tidak bisa kamu penuhi secara sempurna. Dhuha penyeimbang usaha-usaha yang sedang kamu lakukan. Berharaplah diberi kemudahan, selalu diberi jalan terang. Cukup itu dulu yang jadi alasannya, pelan-pelan ketika sudah rutin mengerjakannya, yakin deh kita akan menemukan alasan lain. Sehingga ketika tidak melakukannya seperti ada yang kurang.


2. Tahajjud

Ternyata kita memang membutuhkan shalat malam itu, membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah setelah seharian disibukkan dengan rutinitas yang monoton. Membutuhkan waktu sendiri dalam sepi untuk perenungan, muhasabah diri.Berpasrah dengan sungguh-sungguh dengan mengaduh ke tempat yang tidak akan mungkin menjudge diri kita dengan berlebihan. Yang tidak akan menyalahkan kita dengan sebegitunya. Semua hajat yang didamba diutarakan. Hajat kita yang segitu banyaknya, yang rasanya mustahil kalau tidak melibatkan Allah dalam prosesnya. Akan sulit jika hanya terpaku dengan kemampuan kita sendiri tanpa kun fayakun dari-Nya.


Dan satu hal lagi yang  sangat penting, niatkan hati untuk menyenangkan hati Rasulullah pada tiap-tiap shalatmu. Karena wasilah perjuangan Rasulullah pada Isra Mi'raj shalat diwajibkan hanya menjadi 5 waktu saja. Menyenangkan hati Rasulullah ketika tahu ummatnya banyak yang menunaikan shalat dengan kelapangan hati. Dengan sungguh-sungguh. 


@azurazie_


Maret 20, 2025

SEBAIKNYA TAHAN DULU YA, BUNG! TAHAAAAAN...........

Puasa itu artinya menahan. Menahan dari yang membatalkan puasa. Tidak makan, tidak minum dari waktu imsak sampai datangnya maghrib dan menahan diri dari yang membatalkan lainnya. Biasanya untuk yang point ini lebih berat dilakukan oleh anak-anak kecil yang sedang belajar berpuasa. Sedikit-sedikit nanya sudah jam berapa? Nanya kapan adzan maghrib tiba. Kalau untuk kita yang sudah difase remaja sampai dewasa. Untuk point ini, rasanya bisa aman-aman saja.Terlebih kalau ada kegiatan yang menyita banyak pikiran dan perhatian. Puasa tidak akan kerasa, tahu-tahu sudah bedug aja.

Tetapi selain itu ada juga perilaku kita yang justru berpotensi membatalkan pahala puasanya. Secara hukum fiqih puasanya sah, tetapi bisa merusak pahalanya. Nah, untuk point ini justru kita yang lebih cenderung untuk susah menahannya. Apa saja kira-kira hal yang sebaik mungkin kita harus bisa tahan selama berpuasa?


1. Menahan diri untuk tidak berbohong (meskipun niatnya untuk bercanda)

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya, "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak

peduli dia telah meninggalkan makanan dan minumannya.”

2. Menahan diri untuk tidak marah-marah dan berprasangka buruk kepada orang lain.

3. Menahan diri untuk tidak berkata kasar dan mengumpat.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ الصِّيَامُ مِنْ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ، الصِّييَامُ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ

Artinya: "Rasulullah SAW bersabda, puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum saja, puasa adalah menahan diri dari perkataan sia-sia dan keji." (HR Baihaqi dan Al-Hakim).

4. Menahan diri untuk tidak membicarakan keburukan orang lain.

5. Menahan diri untuk tidak bersumpah palsu dan mengadu domba.

6. Menahan diri untuk tetap menjaga pandangan dan hawa nafsu.

Semoga perjalanan puasa kita yang sudah mau satu pekan ini semakin lebih baik dari hari ke hari untuk kualitasnya. Dengan lebih bijak untuk menahan diri dari yang membatalkan puasa dan dari hal-hal yang berpotensi membatalkan pahala puasanya juga.

@azurazie_


Maret 19, 2025

COBA RASAKAN DENGAN HATI, SUDAH BERADA DI LEVEL MANAKAH PUASA KITA?

Masya Allah, tabarakallah. Alhamdulillah ya kita masih diberi kemampuan dan kemauan untuk menunaikan ibadah puasa sampai hari ini. Dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa syukur. Itu artinya, kita masih diperhatikan oleh Allah SWT dengan hidayahnya.mTetapi tahukah kamu kalau puasa itu ada level-levelnya loh. Nah, kira-kira puasa kita sudah berada di level yang mana nih?


1. Berpuasa Dengan Fisik

Level Puasa pertama adalah Puasa dengan fisik. seperti puasa pada umumnya. Hanya menjaga diri dari yang membatalkan puasa dari imsak sampai dengan waktu berbuka. Meninggalkan makanan dan minuman. Tidak berhubungan badan bagi suami istri di siang hari.

Pada level ini dikarenakan hanya fisiknya saja yang berpuasa. Maka, rentan sekali untuk tidak meninggalkan perkara-perkara yang lain. Seperti :

· Karena sedang puasa jadi malas-malasan. Semisal hanya tidur-tiduran atau bahkan banyak tidur beneran. Hanya agar puasanya jadi tidak terasa.

· Karena sedang puasa jadi sedikit-sedikit mengeluh haus, sedikit-sedikit mengeluh panas, mengeluh lapar, mengeluh lemas.

 

2. Berpuasa Dengan Pikiran & emosi

Level puasa kedua adalah berpuasa dengan pikiran & emosi. Maksudnya gimana? selain fisiknya yang sedang berpuasa, kita juga sebisa mungkin menahan diri dari hal-hal yang berpotensi membatalkan pahala puasanya. Seperti menahan amarah, tidak mengumpat, tidak bergunjing, tidak berbohong dsb.

Selain fisik kita yang berpuasa, anggota tubuh yang lain pun kita puasakan dari hal-hal yang kurang manfaat. Seperti menjaga pandangan mata. Lebih selektif ketika scrool social media. Menjaga mulut dan jemari untuk tidak mudah terpancing untuk membicarakan aib orang lain. Baik langsung maupun di grup wa.


3. Berpuasa Dengan Hati

Level puasa ketiga adalah Berpuasa Dengan Hati. Ini tingkatan yang paling tinggi dalam berpuasa. Selain kita berpuasa dengan fisik, berpuasa dengan pikiran dan emosi. Kita juga berpuasa dengan hati. Maksudnya gimana?

Kita berpuasa seperti memiliki tujuan yang pasti. Berpuasa ingin meningkatkan ibadah-ibadah kita. Ingin memperbaiki kualitas shalatnya. Berpuasa ingin lebih dekat lagi dengan Allah. Berpuasa memiliki target-target tertentu, semisal sampai hari keberapa berpuasa sudah bisa khatam Al-Qur’an berapa kali. Target full tarawih, tahajjud, duha, sedekah dll. Berpuasa, tetapi menambah nilai-nilai lain, seperti menambah hapalan, murojaah, mambaca banyak siroh nabi dll.

Berpuasa dengan hati, berharap puasa kita tidak hanya sekadar menggugurkan kewajiban. Tidak sekadar menahan lapar dan dahaga. Tetapi ada nilai kebaikan dan perbaikan untuk hidup kita sendiri. Ibadah menjadi lebih ontime, lebih khusuk. Lebih bijaksana menempatkan mana urusan dunia, mana urusan akhirat yang lebih diutamakan.

Nah, mari kita rasakan dengan hati kita masing-masing. Sudah di level berapakah puasa kita pada tahun ini? semoga dengan begitu kita selalu mengarah menjadi pribadi yang lebih baik dari hari kemarin.

Dan Allah senantisa memudahkan ibadah puasa kita sampai akhir. Aamiin...


@azurazie_

Maret 18, 2025

SEKIRANYA KITA TAHU DOA APA YANG SEDANG INGIN ALLAH DENGAR, MAU BILANG APA?

Salah satu keutamaan bulan Ramadhan adalah, bulan ini Allah mudahkan kita untuk banyak berdoa dan memohon ampunan. Kenapa begitu? biasanya kan kita ‘ngeh untuk berdoa ketika kita sedang dalam keadaan taat. Sehabis shalat misalnya.Baru kita menengadahkan tangan seraya berdoa. Kalau lagi nyantai atau sibuk kerja mah boro-boro kita ingat untuk berdoa. Sekadar bertasbih-berzikir aja kita luput. Betul tidak?

Nah, bulan Ramadhan ini spesial, Allah mudahkan untuk kita banyak berdoa. Karena level taat kita sedang meningkat. Level sadar kita sedang bertambah dibanding waktu lalainya. Pas berbuka kita dianjurkan perbanyak doa sebelum langsung memakan takjil. Di Waktu sahur juga baiknya banyakin doa karena termasuk waktu sepertiga malam. Bahkan sepanjang waktu kita sedang berpuasa, adalah termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.

Bulan Ramadhan juga, bulan yang lebih banyak untuk kita mendirikan shalat. Karena ada sunnah qiyamul lain di dalamnya: tarawih-witir-tahajud. Maka, sudah pasti potensi untuk ingat berdoanya lebih banyak dibanding bulan-bulan lain. Karena itu, sayang sekali rasanya kalau di bulan ini kita sekenanya saja dalam berdoa.

Alhamdulillahnya lagi bagi ummat muslim. Berdoa pun tidak hanya untuk nafsi-nafsi. Berdoa bukan sekadar untuk kepentingan sendiri saja. Bukan untuk memenuhi hajat-hajatnya masing-masing saja.

Ummat muslim selalu berdoa dalam berjamaah. Selalu ingat dengan saudara-saudaranya. Biasanya kan sang imam ketika memimpin doa selalu ingat untuk menyebut : muslimin-muslimat, mukminin-mukminat, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Masya Allah, makanya muslim yang satu dengan yang lain diibaratkan satu tubuh. Meski padahal tidak saling kenal secara personal.

Dan rahasianya mendoakan orang lain secara diam-diam adalah salah satu cara agar doa itu lebih mudah untuk dikabulkan. Ditambah banyak bocoran waktu-waktu tertentu yang berpotensi lebih cepat doa itu untuk didengar. Seperti ketika lapang, waktu hujan, di 1/3 malam dan pada hari jum’at.

Semoga Allah senantiasa memudahkan lidah kita untuk berdoa.

Dan sekiranya kita tahu Allah sedang ingin mendengar doa kita yang mana, kamu mau bilang apa?


@azurazie_